Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kebijaksanaan Ilmiah Menurut Nabi Sulaiman, Kesalahan Kitab

12 Agustus 2024   04:06 Diperbarui: 14 Agustus 2024   03:38 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi engediresourcecenter.com: Kursi khotbah Musa, Sulaiman dan Yesus

Bacaan Kitab Suci untuk minggu depan 8/18/2024 di seluruh dunia di gereja dan di sinagoga dan sebagian masjid sesuai dengan ritual bacaan sesuai kalender sejak zaman para Nabi. Kali ini bacaannya dari tulisan karangan filsuf kebijakan Nabi/Raja Sulaiman. 

Kitab Amsal atau Proverb 9:1-6  asalnya dari bahasa Yahudi yang diadopsi menjadi perjanjian lama. Kitab proverb atau peribahasa atau kata kata kebijakan ini ditulis sendiri oleh Nabi Sulaiman yang diurutkan, menurut kapan setiap catatan ayat ayat ini dituliskan. Namun, dalam pemikiran rabi, Kebijaksanaan (sering dipersonifikasikan dalam Amsal) kadang-kadang disamakan dengan Taurat. Baik Kebijaksanaan maupun Taurat adalah kata benda feminin dalam bahasa Ibrani, dan Amsal 3:18 mengacu pada Kebijaksanaan sebagai "Pohon Kehidupan", sebuah istilah yang juga digunakan untuk menggambarkan Taurat.  Dalam filsafat kebudayaan Helenistik Yunani kebijakan itu digambarkan sebagai Dewi untuk femininnya disebut Dewi Kebijaksanaan atau phronesis bernama Sophia. 

Hubungan Yunani dan nabi Sulaiman tentunya tidak ada walaupun masih dalam area geografis Mediterania. Jadi apa yang menyebabkan penulis atau penerjemah menggunakan Sophia?  Alasan utamanya adalah Romawi atau Yunani memainkan peranan penting dalam literatur penerus atau kelanjutan dari naskah nabi Sulaiman. Dalam konteks ini berusaha penulis Romawi berusaha menyoroti pentingnya kebijaksanaan dan pembelajaran dalam tradisi Yahudi, tetapi Amsal sendiri bukan bagian dari Taurat. Kemungkinan besar semua pengkhotbah termasuk Yesus membaca Amsal 9:1-6, sangat mungkin bahwa Dia akrab dengan bagian ini, mengingat kebiasaan-Nya mengajar dan membaca Kitab Suci di sinagoga. Amsal adalah bagian dari Kitab Suci Yahudi yang sering dibaca dan dipelajari dalam konteks keagamaan. 

Kita sering mendengar ayat-ayat dari kitab suci yang disampaikan dalam khotbah-khotbah, namun sayangnya, beberapa di antaranya sering kali disalahpahami atau bahkan disalahartikan, apalagi ditulis dengan salah. Karena pengetahuan menulis atau literasi pada jaman itu masih sangat terbatas. Salah satu ayat yang kerap mengalami hal ini adalah Amsal 9:1-6, yang ditulis oleh Nabi Sulaiman. Dalam upaya untuk memastikan bahwa kita tidak terlanjur salah kaprah dalam memahami makna yang sesungguhnya, saya ingin memberikan pandangan yang lebih tepat tentang kebijaksanaan yang terkandung dalam ayat-ayat ini., dengan menganalisa maksud kebijaksanaan yang sebenarnya adalah sebuah ide. Jadi saya harus beranikan diri untuk mendahului seminggu sebelum minggu depan akan membicarakan surat kebijakan Nabi Sulaiman. Karena kalau saya buat minggu depan dikawatirkan akan banyak yang memberikan khotbah salah. Atau karena saking bingungnya atas tulisan kitab suci, malah tidak berani dan menghindar atau membicarakan hal lain.

Nabi Sulaiman, yang dikenal sebagai simbol kebijaksanaan, menulis Amsal 9:1-6 dengan tujuan untuk mengajarkan tentang pentingnya kebijaksanaan dalam hidup kita. Namun, sering kali makna ini diabaikan atau disalahartikan dalam khotbah-khotbah yang disampaikan. Khotbah yang disusun tanpa pemahaman yang benar tentang kebijaksanaan menurut Sulaiman dapat menghasilkan pesan yang picik dan tidak kontekstual, yang akhirnya tidak dapat dimengerti oleh para pendengar. Bahkan, pesan seperti ini justru dapat dianggap sebagai buang-buang waktu, seperti pesan yang langsung diarahkan ke tong sampah dalam aplikasi email.

Inilah alasan mengapa saya merasa penting untuk membahas hal ini sekarang, jauh sebelum minggu depan. Dengan mempersiapkan diri dan mempelajari ayat-ayat ini dengan lebih detail dan tepat mulai dari sekarang, kita dapat memastikan bahwa pesan yang disampaikan minggu depan benar-benar mencerminkan kebijaksanaan yang diajarkan oleh Nabi Sulaiman. Kita harus berusaha untuk memberikan khotbah yang tidak hanya menyampaikan pesan, tetapi juga menularkan kebijaksanaan kepada para pendengar, seperti yang dilakukan oleh Sulaiman.

Nabi Sulaiman tidak takut untuk mengatakan sesuatu secara tegas, bahkan jika itu berarti menyebut seseorang picik atau cetek pengetahuannya. Oleh karena itu, sebagai orang yang akan menyampaikan pesan kepada umat, kita harus berhati-hati agar tidak membuat khotbah yang salah kaprah. Marilah kita semua berupaya untuk mencerahkan para umat sesuai dengan ajaran dan kebijaksanaan Nabi Sulaiman, sehingga khotbah yang kita sampaikan benar-benar membawa manfaat dan pemahaman yang mendalam bagi semua yang mendengarkannya.

Hampir saja saya membuat bahasan tulisan kata kata dari kitab suci yang dicetak banyak yang dijual ditoko toko, tetapi , sayang sudah banyak khotbahnya, dan ditakuti adalah akan bertentangan dengan para pengkhotbah lainnya. Makanya untuk hari minggu ini  saya absen dulu, tapi sudah membuat untuk minggu depan, supaya kalau tulisan analisa saya berbeda bukan karena mau menyalahkan tetapi saya sudah duluan dan mungkin pengkhotbahnya akan membaca dan menganalisa, apa benar semua yang saya tulis ini? Tapi rupanya saya sudah mendahului dan tidak menyalahkan atau menandingi yang lain. Saya juga tidak yakin paling benar karena keterbatasan pengetahuan saya yang walaupun terus mencari tetapi mestinya ada yang lebih bagus, karena saya tidak sekolah theologi dan filsafat secara formal. Saya bukan bermaksud secara iseng mencari cari tahu isi kitab suci kanan kiri dan menggunakan berbagai bahasa supaya gotak gatik gatuk, seperti yang diduga. Bukannya sombong tetapi untungnya saya bisa mencuri kebijaksanaan dari bahasa Latin, Ibrani dan Inggris selain bahasa Indonesia yang kasual, bahkan skeptis. Yang menjadi pertanyaan, mengapa semua isi kitab suci tidak menggunakan AI, supaya paling tidak bisa mengambil garis tengah antara bahasa Latin, Arab, Ibrani, Inggris, Perancis dan Jerman, supaya kalau ada yang meleset bisa langsung dicari tahu mana yang benar atau umum di antara paling tidak 3 kitab suci dari baqhsa yang berbeda. Jadi inilah alasan mengapa Al Quran tidak pernah dicetak dalam berbagai bahasa, supaya aman dan tidak ada simpang siur. Bukan berarti yang diterjemahkan pasti ridak berkualistas, melainkan suatu karya tulis yang terus berkembang secara sehat dan terus menerus mendapat upgrade kalau ada kesalahan. Jadi saya tidak menentang dan mendukung , karena saya hanya menganalisa saja, disamping menikmati karya para nabi dan model penulisan kisahnya, yang sangat menarik.

Surat kebijaksanaan menurut pengertian saya:

Inovasi ilmu pengetahuan saat itu telah berhasil membangun rumah kokoh dan megah, seperti fondasi dan 7 pilar sebagai syarat minimumnya. Termasuk penemuan Nabi Sulaiman dalam kulinari, cara memarinasi atau membumbui daging, ilmu memproduksi atau mengolah anggur yang enak. Ilmunya juga mampu membuat meja fungsional dan indah.  Ilmu yang dikembangkan nabi Sulaiman juga mampu mengorganisir para pegawai, bahkan pegawai perempuan di Timur Tengah dengan kesetaraan. Semua pegawai wanitanya sangat pintar dan bisa ditugasi untuk mengkomunikasikan pesan raja Sulaiman kepada semua orang termasuk yang bodoh atau susah mengerti pesan komunikasi yang tepat sekalipun. Tidak ada salah pengertian dalam komunikasi antara semua pegawai wanitanya dengan rakyatnya Raja Sulaiman. Bahkan kerajaannya dibangun dengan ilmu pengetahuan supaya berada diatas bukit dan bisa memandang dan memerintah dari atas kota. Para pegawai wanita menyampaikan titah raja Sulaiman "Kuundang hadir kemari siapapun yang pikirannya picik; Karena dia kurang pengetahuan, katanya,. Kemarilah, nikmati makananku, dan kusiapkan minuman anggur hasil olahanku!  Tinggalkan kepicikan berpikirmu, untuk hidup bergairah, dan mengerti cara menjalani hidupmu. Artinya mengajari ilmu pengetahuan secara menarik bahkan kalau perlu menambah pengetahuan tentang semuanya termasuk pemerintahan raja sulaiman dengan makanan dan minuman kerajaan untuk semua rakyat sampai rakyat yang paling bodoh, untuk diangkat pengertiannya menjadi lebih bijaksana dan bersemangat dalam kehidupan sehari harinya. Karena dengan kebijaksanaan rakyat secara umum, maka akan tercipta keadilan, kesejahteraan dalam membangun negara, tanpa ada yang bodoh dan mau memberontak karena kesalah pahaman terhadap program pemerintahannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun