Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Ukraina Balas Menjajah Rusia untuk Perdamaian Tukar Guling

8 Agustus 2024   04:51 Diperbarui: 12 Agustus 2024   23:09 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Reaksi Nato 

Banyak kendaraan dan peralatan perang produksi negara NATO yang digunakan dalam usaha mencaplok atau menjajah sebagian wilayah negara Rusia, seperti helikopter, tank dan persenjataan lainnya. Bahkan yang mengherankan ada juga tank buatan Jerman, yang dulu Jerman tidak suka alat perangnya dipakai menyerang negara lain atau untuk melakukan tindakan yang melanggar hak asasi manusia. Seperti kasus perang Rusia Ukraina pertama kali, Jerman hanya mau membantu helm tahan peluru buat tentara Ukraina, karena ideologi Jerman yang sangat anti perang. Tetapi semuanya sejak rencana invasi Ukraina diam diam ini, sudah memberi pernyataan, bahwa semua peralatan buatan Jerman sudah bukan milik Jerman, sehingga Ukraina bebas menggunakannya, sebagai pembenaran atas penggunaan mesin perang Jerman untuk menjajah Rusia. Dan ini adalah kejadian kedua sejak Hitler menyerang Rusia. Dibalik layar, semua anggota NATO diam diam ikut memberi masukan tentang ide gila ini, bahkan ikut mengarahkan caranya dan masih memberikan masukan intelijen pada pasukan Ukraina, bagaimana menyerang masuk dari titik paling lemah Rusia. Mereka hanya memilih perbatasan yang dijaga oleh pasukan Ahmad dari negara bagian Chechnya. Karena Chechnya pernah diluluhlantakkan ibu kota dan penduduknya oleh Rusia, jadi kemungkinan besar mereka akan pura pura tidak tahu, atau malah memberi jalan,. Caranya dengan menghindari pertempuran, seperti yang dikerjakan oleh komandan batalyon Ahmad, Apti Alaudinov.  Penyerangan operasi khusus ini dikerjakan oleh pasukan unit Rangers yang kali pertama ini, Ukraina menggunakan FPV drone yang berbeda kualitasnya. Kualitas drone lebih canggih dengan frekuensi channel yang berubah ubah setiap 5 detik, yang disinkronkan dengan senjata jammers pengacau frekuensi, supaya Rusia gagal ngejam frekuensi FPV drone Ukraina dan malah drone Rusia yang terkena jam. Jadi ini adalah juga merupakan uji coba aplikasi modifikasi Ukraina pada FPV drone Mavic, pada peperangan yang sebenarnya.

Ini seperti kalau China berusaha merebut wilayah Natuna dari Indonesia, karena kalah banyak jumlah tentaranya, terus dengan logika ini, Indonesia malah ganti merebut pulau Hainan Dao yang tentunya akan dibantu dengan persenjataan dan intelijen oleh semua negara NATO, karena kekesalan mereka pada China yang agresif terhadap negara kecil disekitarnya dan cenderung menyerang kapal kapal yang mendekati perbatasannya, tanpa mempedulikan perjanjian perbatasan laut internasional. Penyerangan ke Hainan Dao akan lebih mudah dari pada mempertahankan kepulauan Natuna, karena China pasti dengan congkaknya tidak berpikir untuk memperkuat pertahanan perbatasan pulau Hainan Dao, siapa yang berani dengan China? Jadi menggunakan semua kekuatannya yang dihasbiskan semua untuk fokus mencoba mengganggu Taiwan, Filipina dan Indonesia saja, termasuk milisi nelayan sipilnya

Kejadian ini telah menjadi pelajaran penting dan berharga buat negara adidaya madya yang baru karena mereka bukan benar benar negara adidaya, dan belum siap dengan semua rongrongan dari semua negara akan integritas pertahannya seperti dalam kasus AS yang selalu melihat data intelijen di seluruh dunia untuk melakukan preemptive strike sebelum diserang atau diganggu, jadi lebih kejam dan lebih menerapkan strategi penghukuman, diatas strategi deterrent. Makanya menjadi menteri pertahanan AS akan jauh lebih sibuk dan repot setiap saat dengan berbagai peralatan top secret yang dunia belum tahu adanya, yang juga makin rumit mekanisme elektroniknya. Jadi doktrin mereka adalah pertahanan wilayah di setiap titik termasuk di luar titik batas negaranya. Bagaimana dengan Rusia dan China yang masih terkejut dengan peristiwa Kursk ini? Bukannya lebih bagus konsentrasi mengembangkan negaranya sendiri dulu sampai benar benar makmur dengan wilayah yang tidak kepalang tanggung maha luasnya, yang membentang dari Asia ke Eropa, ketimbang dalam keadaan kedodoran mau menginvasi negara lain?

Tanggapan Kemanusiaan dan Domestik

Serangan ini menciptakan pengungsian massal akibat ketakutan akan kebengisan tentara Ukraina sebagai hasil propaganda pembenaran pembersihan tentara Ukraina dalam invasinya, sehingga gelombang ketakutan yang mencekam menyelimuti semua penduduk di wilayah Kursk, tapi nyatanya semua penduduk sipil atau tentara perbatasan yang menyerah dibebaskan untuk melarikan diri atau mengungsi tanpa ada yang dicederai sesuai dengan aturan konvensi Jenewa yang mengecualikan target serangan pada penduduk sipil ataupun bangunan sipil (compliance). Untuk itu diberikan pertolongan atau tempat penampungan dan dapur umum diluar wilayah Kursk. Juga ribuan penduduk diperbolehkan untuk dievakuasi dengan mobil dan bus untuk menghindari korban jiwa kalau Rusia membom rakyatnya sendiri di Kursk. Dan sementara ini otoritas Rusia mengalokasikan sumber daya keuangan sebanyak $200 juta (dari sumber berita Rusia yang dibesar besarkan) untuk menampung ribuan pengungsi, termasuk, penampungan umum penduduk yang mengungsi. Gelombang pengungsi awal memang lancar, tapi pengungsi yang terakhir tidak bisa dievakuasi dengan bus dengan tangki minyak kosong, dikarenakan Ukraina membom semua kilang minyak dan telah menguasai kran pipa minyak di kota Suzha. Menurut sinyalemen sementara bahwa kran pengatur pipa jalur minyak ke Eropa ini tidak diganggu, melainkan hanya untuk selfie, membuktikan sudah dikuasai. Banyaknya penduduk Kursk ini berasal dari berbagai pedesaan yang mengelilingi danau atau reservoir yang sangat ideal untuk dihuni. Untuk hanya menunjukkan kepeduliannya Moskwa menyatakan bahwa Personel medis dikirim dari Moskow dan kota-kota lainnya, dan sementara berbagai acara di sekitar wilayah tersebut dibatalkan untuk memprioritaskan upaya tanggap darurat. Di Rusia ada acara yang digelar untuk menghibur keluarga pejuang penjajahan yang terbunuh kena granat drone FPV Ukraina.

Kesimpulan

Serangan mendadak Ukraina ke wilayah Kursk di Rusia yang berhasil tanpa perlawanan berarti menciptakan dinamika baru dalam konflik kedua negara, mengungkap kelemahan pertahanan perbatasan Rusia dan memaksa Moskow untuk mempertimbangkan ulang strateginya. Langkah blitzkrieg ini tampaknya dirancang untuk mengalihkan fokus Rusia dari invasi ke Ukraina, sambil mengeksploitasi kekosongan pasukan di wilayah Rusia, dengan tujuan menekan Moskow agar menarik pasukan dari Ukraina atau memaksa negosiasi damai melalui pertukaran wilayah, termasuk pembangkit listrik tenaga nuklir Kursk. Meskipun Ukraina berhasil menciptakan momentum dengan aksi ini, tantangan besar masih menghadang, terutama dalam mempertahankan front yang meluas dan menghadapi kekuatan militer Rusia yang lebih besar. Reaksi Rusia yang tetap terfokus pada propaganda dan klaim akan menguasai kembali ilusi wilayah yang hilang, serta keterlibatan NATO yang memperlihatkan pergeseran taktik dalam penggunaan peralatan militer Barat, menambah ketidakpastian terhadap dampak jangka panjang situasi ini terhadap stabilitas regional dan global. Untuk kita semua, bahwa penyelesaian perdamaian ini, kalaupun harus dibayar dengan kehancuran Rusia yang agresif, pasti sangat menguntungkan, karena semua harga pangan dan energi dunia akan turun drastis. Dan kalau negara penjajah seperti Rusia harus membayarnya dengan sangat mahal untuk mengembalikan harga dan ketersediaan pangan dan energi global, kenapa tidak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun