Atau semua wilayah caplokan Rusia dinegosiasikan dalam perundingan damai untuk dipertukarkan semuanya. Rupanya walaupun mereka adalah musuh bebuyutan dan berperang, tetapi biasa melakukan perundingan pertukaran tawanan perang secara rutin kalau jumlahnya sudah memadai. Atau, kalau AS mendesak Ukraina untuk membebaskan warganya yang ikut mempertahankan wilayah Ukraina tertawan Rusia dan keluarganya minta negara membebaskan mereka. Jadi pertukaran ini sudah biasa dilakukan diantara ke dua negara ini. Termasuk yang diupayakan untuk dipertukarkan adalah penguasaan pabrik Nuklir Kursk dengan pabrik nuklir Ukraina di Zaporizhia. Dengan demikian diharapkan perdamaian akan lebih cepat diwujudkan dengan masing masing menukar wilayah jajahan atau dengan demikian akan memulihkan integritas wilayah negara masing masing. Dan perdamaian ini dibayangkan akan memulihkan situasi perekonomian dunia dengan harga pangan dan energi yang makin terjangkau untuk semua penduduk dunia.
Opsi strategi lainnya yang sudah juga dikerjakan Ukraina bersamaan dengan perang dan pencaplokan wilayah Rusia adalah pemberian efek kekacauan pada Rusia. Jadi ini adalah strategi tambahan lain yang sedang dikerjakan secara bersamaan tujuannya adalah memberikan terapi frustasi dari kehancuran pertahanan dan perekonomian Rusia. Ini adalah pengembangan strategi perang lainnya yang sedang digencarkan efek kehancurannya, dengan cara membumihanguskan semua fasilitas perang Rusia dan semua pertambangan minyak Rusia, bahkan fasilitas energi. Jadi setiap harinya ada saja kilang minyak atau pabrik senjata Rusia yang diledakkan Ukraina. Servis dan reparasi atas semua fasilitas itu, secara mekanik dan elektronik menjadi tidak mungkin, karena Rusia sedang diembargo atau dilarang keras membeli spare part dari Eropa atau China, kecuali berhenti menjajah Ukraina dan membayar pampasan perangnya. Jadi penderitaan yang diciptakan Ukraina ini dimaksudkan  supaya semua penduduk Rusia menderita dan marah atau tidak puas dengan propaganda perang Putin, atau segera menarik semua tentara penjajahannya pulang
Implikasi Strategis
Ruslan Pukhov, direktur lembaga think tank pertahanan CAST yang berbasis di Moskow, menyoroti sifat operasi ini yang belum pernah terjadi sebelumnya, menggambarkannya sebagai manuver militer skala penuh daripada serangan kecil. Tujuan strategis dari serangan Ukraina ini masih belum jelas, tetapi jelas kalau dianalisa bahwa Kyiv mungkin mencoba memaksa Rusia untuk mengalihkan pasukan dari garis depan yang kritis di wilayah Donbas. Atau merelokasi tentara invasi untuk kolonisasi menjadi tentara perbatasan untuk mempertahankan batas wilayah Rusia. Dengan demikian, apabila tentara mau terus dengan cepat menguasai wilayah berikutnya, diperkirakan tidak akan mendapatkan serangan pertahanan yang berarti, dan mungkin sampai Moskwa, karena mayoritas tentara Rusia sudah masuk kedalam satuan invasi di Ukraina.  Dan satu lagi, bahwa Rusia tidak memandang penting untuk membangun gigi setan atau fondasi berbentuk piramida di sepanjang garis perbatasannya, seperti garis pertahanan tempur di semua wilayah caplokannya di Ukraina.  Garis dragon teeth atau Suravikin line  ini tidak perlu dipasang di perbatasannya karena belum pernah ada warga Eropa yang ingin lari ke Rusia melainkan orang Rusia yang ingin mengungsi ke seluruh negara di sekitarnya.
Pada dasarnya Rusia tidak memperdulikan integritas batas wilayahnya sama sekali karena fokus hanya menyerang maju dan mundur dalam invasi ke Ukraina. Usaha Ukraina adalah untuk merebut simpati atau menakut nakuti penduduk Kursk supaya mau meneriakkan SOS atau protes pada Putin supaya mau membela mereka. Ini sepertinya tidak akan mempunyai efek apapun juga, karena diktator Putin sudah jelas tidak butuh lagi pengaruh atau simpatisan, karena pemilu Rusia  baru saja selesai dengan dimenangkannya secara mutlak. Sehingga diperkirakan Putin akan mempersilahkan penduduk Kursk untuk mempertahankan diri. Dan tetap saja fokusnya pada bagaimana secepatnya menguasai negara Ukraina tanpa berpikir akan ongkos korban jiwa tentara Rusia dan habisnya riwayat ekspor senjata dan minyak Rusia. Ini semua karena Putin hanya percaya pada propaganda keberhasilan yang diciptakannya sendiri, sehingga tidak akan mampu melihat semua kesulitan yang bakal dihadapi. Karena terlalu lama Putin menciptakan realitas alternatif yang membuat dirinya sendiri percaya pada usahanya meyakinkan rakyatnya, bahwa negara Barat telah hancur dan lemah bahkan beberapa pemimpin dunia telah dibantunya memenangkan pemilu.
Dengan menciptakan titik tekanan baru atau pengalihan perhatian Rusia dari invasi kolonisasi wilayah Ukraina, rupanya tidak dipedulikan Moskwa. Dan tetap saja Ukraina tidak dapat meringankan tekanan pada posisi pertahanannya dan masih tidak berhasil menghambat jalur ratusan ribu massalnya jumlah tambahan pasokan tentara Rusia ke pasukannya di dekat Kharkiv. Pertanyaannya adalah apa mungkin Putin yang mantap keukeuh bertujuan menjajah Ukraina sebagai legasinya mau diganggu konsentrasinya?
Banyak para peneliti perang dari Royal United Services Institute di London maupun dari mantan Jendral Pentagon atau analis Australia, mencatat kesulitan bagi Ukraina untuk mempertahankan banyak front mengingat ukuran tentara dan sumber daya uang, peralatan militer Rusia yang tak terbatas dari hasil penimbunan alat perang dimasa damai. Namun, kecepatan dan kejutan dari kemajuan Ukraina menunjukkan upaya terencana untuk menggoyahkan posisi Rusia dan menunjukkan kemampuan Ukraina untuk melancarkan operasi invasi lintas batas yang signifikan. Sayangnya terlambat dalam berpolitik belut untuk memanfaatkan pemberontakan Prigozhin dari Wagner PMC yang bisa maju pesat tak terbendung hampir mencapai Moskwa. Belum situasi kevakuman dari pertahanan yang ditinggalkan begitu saja oleh Wagner, tidak pernah diambil alih atau diikuti dengan membantu Wagner menyerang Kremlin.Â
Reaksi Resmi Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin seperti biasa dalam pidato propaganda untuk menunjukkan keprihatinan dan kepeduliannya menyebut serangan ini sebagai "provokasi skala besar" dan mengadakan pertemuan darurat dengan pejabat tinggi pertahanan dan keamanan. Jenderal Valery Gerasimov, komandan militer tertinggi Rusia, juga menambah propaganda yang melebihkan jumlah tentara Ukraina "bahwa ada 10.000 tentara Ukraina telah melintasi perbatasan dan pasukan Rusia telah merespons dengan serangan udara, rudal, dan artileri. Dia meyakinkan bahwa operasi ini akan berakhir dengan kekalahan pasukan Ukraina dan Rusia akan menguasai semua wilayah Ukraina pada waktunya. Menyepelekan serangan invasi Ukraina ke Rusia ini juga dikarenakan persepsi yang selama ini dibangun bahwa AS sebagai pemimpin NATO akan menjewer Ukraina setiap kali menyerang wilayah Rusia, apalagi adanya peringatan keras bahwa AS dan NATO tidak akan mentolerir penggunaan senjatanya untuk menyerang target wilayah Rusia. Rasa aman karena Rusia selama ini perbatasannya dilindungi AS menjadi jungkir balik, pertama karena kerepotan dikomplain Ukraina bahwa Rusia menyerang rudal dari dalam wilayah perbatasan Rusia, masak tidak boleh dilakukan preemptive strike? Karena diperbolehkan mencegah penyerangan kalau targetnya dekat perbatasan. Ukraina tidak pernah berhenti meminta lagi dengan mengatakan kalau ada penumpukan pasukuan di perbatasan masak tidak boleh dibasmi? Karena diperbolehkan Ukraina juga malah minta dibantu intelijen dan peralatan perang NATO menyerang wilayah Rusia untuk dipertukarkan. Putin yang cepat puas dan fokus pada invasi ke Ukraina tidak memikirkan keuletan Ukraina dalam bernegosiasi, sehingga Putin menjadi terkaget kaget, mengapa AS membolehkan Ukraina menjadi agresor dan menginvasi Rusia? Juga semua talk show di TV Rusia mengatakan AS jelas tidak terlibat, malah menuduh Inggris.  Â
Namun, situasi di lapangan bukan menunjukkan propaganda melainkan fakta gambaran yang lebih kompleks. Blogger perang Rusia dan sukarelawan militer memberikan laporan yang bertentangan dengan narasi resmi, menunjukkan bahwa Ukraina sedang memperkuat unit-unit penyerangnya dan bahwa pertahanan Rusia tidak pernah siap dan tidak dijaga untuk mempertahankan wilayahnya dari penyusupan warga asing karena tidak pernah ada. Kemajuan blitzkrieg cepat Ukraina ke wilayah yang seolah olah dijaga memperlihatkan kelemahan dalam pertahanan perbatasan Rusia. Karena memang tidak ada negara yang mau menginvasi Rusia. Apalagi negara Barat sudah berkali kali mengultimatum Ukraina untuk tidak menyerang Rusia lebih dalam dengan menggunakan senjata buatan mereka, sebagai wilayah no zone. Â Apakah Ukraina akan menuruti Barat? Kalau melihat Israel tidak pernah memperdulikan Barat dalam larangan menyerang lokasi padat penduduk sipil Gaza, apakah ini jadi kemungkinan yang sama?
Reaksi yang biasa dilakukan Rusia adalah mengirim apapun rudal balistik yang masih dipunyai, dan kalaupun kehabisan masih banyak rudal kiriman Korea Utara dan pengiriman selanjutnya rudal impor dari Iran, yang tentunya semuanya bukan jenis GPS guided missile tetapi dumb bomb hasil produksi teknologi kuno. Peluncuran dumb bomb ini biasanya hanya menyasar kota kota berpenduduk padat saja. Logikanya kalau memang mau menyerang target militer, Rusia banyak punya target militer, seperti para penyerang di wilayah Kursk, dan tentunya dengan hasil yang mengerikan dan mengenai konvoi tanknya sendiri atau friendly fire. Oleh karena itu lebih menyenangkan bagi Putin kalau menyasar penduduk sipil Ukraina di apartemen atau di supermarket supaya bisa menciptakan rasa terterror penduduk sipilnya, dan hasilnya bisa dilihat di TV karena akan banyak beritanya di semua media TV dan media sosial terkenal. Dibandingkan dengan sulitnya menyerang target militer Ukraina yang sering meleset dan mengenai diri sendiri, disamping efek terornya tidak ada. Efek teror ini sebetulnya tidak membuat warga Ukraina terus mau berbondong bondong pindah ke tempat yang aman seperti Rusia yang malah banyak mengabaikan hak asasi manusia. Dampak terburuknya, adalah korban dan keluarga korban menjadi marah dan malah maju ke medan pertempuran dengan semangat yang lebih membara. Â