Anjloknya Indeks Pasar Saham Global
Pada suatu pagi yang tenang di Tokyo, pasar saham Jepang tiba-tiba mengalami guncangan hebat. Indeks Nikkei 225 anjlok lebih dari 5% dalam beberapa jam pertama perdagangan 8/6/2024. Penyebab utama dari penurunan ini adalah laporan keuangan yang mengecewakan dari beberapa perusahaan besar Jepang, terutama di sektor teknologi dan manufaktur. Penurunan pendapatan yang signifikan di kuartal terakhir membuat investor panik dan mulai menjual saham mereka secara besar-besaran.
Kepanikan ini dengan cepat menyebar ke pasar saham di seluruh Asia. Bursa saham di Hong Kong, Shanghai, dan Seoul ikut merasakan dampaknya, dengan indeks utama mereka turun lebih dari 4%. Investor di seluruh dunia mulai khawatir bahwa masalah di Jepang bisa menjadi tanda awal dari krisis ekonomi global.
Ketika pasar Eropa dibuka, efek domino dari penurunan di Asia mulai terasa. Indeks FTSE 100 di London, DAX di Frankfurt, dan CAC 40 di Paris semuanya turun lebih dari 3%. Berita tentang penurunan tajam di Asia dan Eropa membuat investor di Amerika Serikat semakin cemas.
Ketika pasar saham di New York dibuka, indeks Dow Jones Industrial Average, S&P 500, dan Nasdaq semuanya turun lebih dari 2% dalam beberapa menit pertama perdagangan. Investor mulai menjual saham mereka dalam jumlah besar, khawatir bahwa penurunan ini akan berlanjut dan menyebabkan kerugian yang lebih besar. Pada akhir hari, indeks Dow Jones turun lebih dari 1000 poin, penurunan terbesar dalam satu hari sejak krisis keuangan 2008.
Salah satu faktor utama yang memperburuk situasi adalah ketakutan di kalangan perusahaan teknologi. Banyak perusahaan teknologi besar melaporkan penurunan pendapatan yang signifikan di kuartal terakhir, yang menyebabkan mereka mulai melakukan PHK besar-besaran. Misalnya, Alphabet, perusahaan induk Google, mengumumkan akan memberhentikan 10% dari tenaga kerjanya. Microsoft dan Meta juga mengikuti langkah serupa, yang semakin memperburuk sentimen pasar.
Investor menjadi semakin takut untuk berinvestasi, khawatir bahwa penurunan pendapatan dan PHK besar-besaran akan menyebabkan resesi global. Ketakutan ini menyebabkan penjualan saham yang lebih besar, yang pada gilirannya menyebabkan penurunan lebih lanjut di pasar saham di seluruh dunia.
Perusahaan-perusahaan yang melakukan PHK secara besar-besaran tanpa mempertimbangkan dampaknya pada harga saham mereka sendiri memperburuk situasi. Seharusnya, perusahaan-perusahaan ini perlu mengukur jumlah PHK agar tidak terlalu mengganggu pasar atau melakukan diversifikasi atau alokasi pekerjaan ke proyek lain. Memberikan pelatihan untuk proyek lain juga bisa membantu menghindari "bola liar" yang menyebabkan penurunan harga saham secara drastis.
Selain itu, perang yang semakin berkecamuk yang sebetulnya bisa dicegah atau distraksi oleh perusahaan media, juga menambah ketidakpastian di pasar. Akibatnya, harga saham media juga jatuh. Situasi ini menunjukkan betapa kompleksnya hubungan antara berbagai faktor ekonomi dan politik dalam mempengaruhi pasar saham. Dan menjadi sia sialah setiap usaha perusahaan untuk meningkatkan harga saham, mengingat setiap pegawai sampai bos mereka mempunyai stock option atau profit sharing, sehingga kecerobohan ini mengakibatkan hancurnya gaji tunjangan stock dan juga tabungan pensiun atau 401K mereka semua, yang harus kompak menghancurkan diri sendiri, betapa tidak bertanggung jawabnya setiap pelaku bisnis terhadap diri sendiri, apalagi terhadap masyarakat sekitarnya.
Keadaan Pasar Tenaga Kerja dan Dampaknya pada Pasar Saham AS