Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Penentangan Inklusivitas dalam Olimpiade Paris 2024

30 Juli 2024   04:32 Diperbarui: 30 Juli 2024   06:00 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
paintinghere.org: The Last Supper by Leonardo Da Vinci

Mengapa di zaman modern ini kita juga masih harus terus saja senantiasa diliputi dengan risiko hukum pengadilan, atau ketakutan akan segala macam ancaman, dan permusuhan dari salah satu elemen ekstrim? Karena kita semua semakin modern makin senang mencoba berkreasi dan berinovasi tentang pertentangan pertentangan antar berbagai sudut pandang yang memang kita pikir makin menarik di era sarkasme dan komedi kekonyolan yang bisa dimonetisasi, seperti oleh media umpamanya, atau oleh perusahaan yang sok suci tetapi terus mencari keuntungan dari konsumen sebanyak banyaknya.

Kesimpulan: Navigasi antara Kebebasan dan Sensitivitas Budaya

Kontroversi di sekitar Olimpiade Paris 2024 menyoroti tantangan dalam menyeimbangkan kebebasan ekspresi dengan sensitivitas budaya dan agama. Sementara beberapa pihak melihat pertunjukan tersebut sebagai bentuk seni yang inklusif dan berani, yang lain merasa terhina dan dikhianati oleh apa yang mereka anggap sebagai serangan terhadap keyakinan mereka.

Olimpiade memiliki tanggung jawab untuk menghormati keberagaman dan inklusivitas. Namun, penting juga untuk mempertimbangkan bagaimana pesan-pesan tersebut dapat diterima oleh berbagai kelompok, termasuk yang memegang nilai-nilai agama yang kuat. Dengan navigasi yang hati-hati, mungkin ada cara untuk merayakan kebebasan artistik tanpa mengalienasi atau menyinggung kelompok-kelompok tertentu.

Secara keseluruhan, situasi ini menggambarkan bagaimana interpretasi seni dan budaya bisa sangat subjektif, dan pentingnya dialog terbuka dalam memahami dan menghormati perspektif yang berbeda. Olimpiade seharusnya menjadi momen persatuan global, bukan pemisahan, dan hal ini memerlukan komitmen dari semua pihak untuk saling memahami dan menghormati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun