Dengan berat hati namun dengan keyakinan yang kuat, saya menarik diri dari pencalonan saya sebagai Presiden Amerika Serikat. Terima kasih atas semua dukungan dan cinta yang telah Anda berikan kepada saya dan keluarga saya.
Dengan hormat,
Joseph R. Biden Jr.
Presiden Amerika Serikat
Setelah menposting surat 30 menit sebelumnya yang isinya seperti di atas Pada hari Minggu jam 2 siang 21/7/24, dalam sebuah postingan media sosial terpisah, Biden menyatakan dukungannya untuk wakil presidennya, Kamala D. Harris, agar menggantikan dirinya sebagai pembawa bendera partai Demokrat menjelang konvensi nasional yang akan berlangsung pada 19-22 Agustus.
"Hari ini saya ingin memberikan dukungan penuh dan dukungan saya kepada Kamala untuk menjadi calon dari partai kami tahun ini," kata Biden dalam sebuah postingan yang disebarkan di X. "Demokrat — ini saatnya untuk bersatu dan mengalahkan Trump. Ayo kerjakan ini."
Harris adalah wanita pertama, orang kulit hitam, dan orang Asia-Amerika, atau ibunya Shyamala Gopalan dari Sri Langka yang akan menduduki jabatan Wapres dan sekarang dia sudah punya kesempatan untuk menjadi presiden wanita pertama di AS.
Meski begitu, keluarnya Biden membuat partainya berada dalam posisi yang hampir tidak pernah terjadi sebelumnya dengan hanya beberapa bulan hingga pemilihan pada 5 November. Wapres Harris, mantan senator dari California, akan membawa kekurangan dan kelebihannya sendiri dalam pemilihan melawan Trump. Anggapan kekurangan Harris oleh Demokrat menjadi ancaman eksistensial terhadap demokrasi, kalau kalah. Persetujuan partai Demokrat atas penunjukan Harris sebagian besar mencerminkan tingginya kekawatiran atas Kinerja senyap Harris sejak 2021, dan kampanye pribadinya dalam pemilihan pendahuluan presiden 2020 gagal sebelum pemungutan suara dimulai. Bahkan dalam debat perdananya Harris kurang menguasai materi dalam serangannya pada Biden yang sempat menjadi lawan debatnya. Walaupun semua berilusi bahwa Harris sebagai mantan jaksa penuntut umum dari negara Bagian California pasti akan mampu menuntut siapa saja dalam debat untuk bertekuk lutut, tetapi Biden bukan pesakitan yang mudah dituntut, karena waktu itu Biden masih segar tidak sedang sakit sakitan atau terkena COVID, seprti sekarang. Atau sedang sakit flu dan pusing saat debat lawan Trump.
Sekutu dan kritikus Biden menanggapi pengumumannya dengan bersiap-siap dengan opini tendensius secara publik seperti biasanya, untuk pertempuran baru yang mengagetkan semua orang yang tidak menduga akan adanya pengumuman dari Gedung Putih, pada jam 1:15 an siang.
Pemimpin Mayoritas Senat Charles E. Schumer (D-N.Y.), yang secara pribadi mendesak Biden bahwa pencalonannya yang berkelanjutan akan merugikan peluang Demokrat, memuji Biden karena mundur. Katanya “Joe Biden tidak hanya menjadi presiden yang hebat dan pemimpin legislatif yang hebat, tetapi dia adalah manusia yang benar-benar luar biasa,” kata Schumer dalam sebuah pernyataan email.
Trump menggunakan platform Truth Social-nya untuk tetap menyerang Biden dan berjanji untuk membatalkan banyak warisan hebatnya yang menurut naluri pertahanan dirinya bahwa Trump lebih hebat dalam ilusinya, setelah banyak orang mati terserang Covid karena mitigasi bencana itu sempat berantakan, bahkan sempat “menyarankan” rakyat untuk meminum Chlorine, entah candaan atau serius. Sekali lagi kata Trump: “Crooked Joe Biden tidak layak mencalonkan diri sebagai Presiden, dan tentu saja tidak layak untuk menjabat - Dan tidak pernah!” tulis Trump dalam ilusi lainnya tentang Dialah yang masih menjabat sampai sekarang. Ditambahkan pesan yang pasti tidak konsisten kalau Trump yang masih menjabat “Kita akan sangat menderita karena kepresidenannya, tetapi kita akan memperbaiki kerusakan yang telah dia lakukan dengan sangat cepat.” Memang partai Republik senang bermain spinning atau memutar fakta sampai bingung sendiri.