Film "Beetlejuice Beetlejuice"
Winona Ryder Bermain DalamWaktu Winona Ryder berjalan melewati Pemakaman Oakland, sebuah kuburan bergaya Victoria di pusat kota Atlanta, melewati pohon oak dan magnolia besar besar menaungi jalan setapak yang terawat, dilanjutkan dengan berjalan di antara makam-makam besar dan batu nisan. Pada setting ini WinonaRyder mengenakan topi jerami, dengan kaos Leonard Cohen yang sudah usang di bawah jaket kerja hitam yang dilengkapi dengan pin gambar kartun Jim Jarmusch. Matanya dilingkari eyeliner, dan sepatunya dilumuri cat. Ryder adalah orang pertama yang mengakui bahwa dulu dia adalah seorang "ikon", tapi kini sudah terlalu sering dipakai orang yang baru saja hit, atau sekarang semua orang menggunakannya, dan kebanyakan tidak tahu apa itu ikon sebenarnya. Sebenarnya Winona terlihat seperti orang biasa, bahkan seperti poster anak generasi X. Dia adalah bintang perfilman di tahun 90-an, yang selalu mewujudkan suasana romantis yang murung dan ketidakpuasan idealis yang jarang ditandingi oleh aktor lain.
Pada setting pemakaman atau tempat peristirahatan terakhir orang lain cenderung menimbulkan inspirasi tentang kehidupan selanjutnya atau keabadian. Terbaca disana sini dari beberapa batu nisan: ada yang "Hidup yang dijalani sepenuhnya", "tidak perlu menunggu", "lagi pergi memancing." Dalam ziarah ke makam Ruth Gordon menunjukkan kekaguman Winona pada aktris yang memenangkan Academy Award pada usia 72 tahun untuk Rosemary's Baby dan bekerja hingga usia 80-an. Winonapun memantabkan akan kesiapannya untuk menjalani tahun-tahun Ruth Gordon, sebuah penganganan memiliki karier panjang yang jarang dicapai oleh mereka yang memasuki industri sebagai bintang muda, seperti yang dilakukan Ryder sampai batas tertentu. Ketika dia berusia 13 tahun, dia mengikuti audisi untuk peran Rina dalam film pertamanya, Lucas, yang keluar pada tahun 1986. Rina, ditulis dalam naskah sebagai karakter yang tidak menarik. Dalam karir awal apapun bukan halangan, apalagi tersinggung, tetap saja angannya tinggi dan keren, supaya bisakah menjadi Ruth Gordon.
Dalam enam bulan terakhir ini, Winona tinggal di Atlanta, untuk syuting season terakhir Stranger Things, bersama pacarnya, Scott Mackinlay Hahn. September ini, dia akan membintangi film barunya Tim Burton, Beetlejuice Beetlejuice, sekuel yang sudah lama dinantikan dari film asli Burton tahun 1988, Beetlejuice Beetlejuice, mengulangi peran Lydia Deetz, yang pertama kali diperankan ketika WinonaRyder masih muda 15 tahun dan membantu melambungkannya ke ketenaran. WinonaRyder berusaha menghidupkan lagi atau menemukan jalannya kembali untuk memerankan Lydia, yang sudah berbeda karena sekarang sudah menjadi wanita paruh baya.
Dalam Beetlejuice Beetlejuice, Lydia adalah seorang janda yang harus mengalami kesedihan atas kematian ibunya, yang membuatnya sensitif atau merubah dirinya menjadi seorang indigo. Sehingga dia menjadi pembawa acara televisi bernama Ghost House, berkat kemampuannya yang masih bisa melihat dan berbicara dengan orang mati. Diceritakan dia senang berkencan, bukan jatuh cinta dengan manajernya yang licik, Rory (diperankan oleh Justin Theroux). Putri remajanya, Astrid (Jenna Ortega), yang membencinya, karena menganggap bakat Lydia hanya sebagai trik murahan. Terutama dikarenakan satu-satunya orang yang tidak bisa Lydia hubungi dari alam baka adalah ayah Astrid, yang meninggal tragis dalam kecelakaan waktu memancing. Kehidupan, tampaknya, tidak berjalan sesuai rencana bagi Lydia Deetz. "Ibuku," kata Astrid pada satu titik, "adalah orang yang sangat traumatik."
Bagian dari Lydia mengingatkan WinonaRyder pada versi dirinya yang lebih muda. Pada usia 30-an, dia memiliki dua hubungan yang hancur, bukan salah orang lain salah. Bagaikan seperti pada masa lalu WinonaRyder, yang pernah sama sama dengan teman kencannya tiba tiba saling mengaku bahwa mereka sedang menjalin hubungan dengan orang lain. Dan semua juga pasti maklum namanya bintang film yang bergonta ganti pasangan kencan yang bertahan hanya selama satu atau dua mingguan atau lebih sedikit saja. Kita bisa menemukan kerapuhan ini waktu membaca kembali buku harian, semuanya akan tertulis dengan sangat emosional  ketika sedang mengalami depresi atau kesal. Ryder juga sama dengan kita cenderung tidak menulis ketika sangat bahagia. Fakta itu sangat merugikan kalau kita ingin membayangkan apa saja hal hal yang terindah Itu terlewati dalam buku harian, sehingga isinya hanya yang menyedihkan saja. Dalam usia paruh baya ini Ryder dalam bukunya mengatakan sudah mencoba melakukan yang terbaik dan memberikan suatu kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri. Tapi perjuangan kerja keras dalam membuat film box office membuat Ryder lupa untuk mengurus segalanya diri saya sendiri.
Pada masa usia 30-an adalah masa kejayaannya yang penuh dengan publikasi. Setelah karirnya meroket bagaikan meteor di usia remaja dan 30-an, setelah mendapatkan peran utama dalam film-film yang mendefinisikan era seperti Heathers, Mermaids, Reality Bites, dan Little Women serta bekerja dengan sutradara terkenal seperti Martin Scorsese dan Francis Ford Coppola, jelas membuat WinonaRyder keteteran dan kelelahan. Pekerjaan tidak pernah berhenti, dan menjadikannya seorang selebriti dan kemana saja diikuti paparazi yang membuat kehidupan pribadinya menjadi pusat perhatian yang tak henti-hentinya. Setelah tragedi penangkapannya pada tahun 2001 karena tertangkap mencuri di toko yang membuat pengawasan paparazzi dan tabloid tabloid makin ramai mengikutinya. Sejak itu dia menarik diri dari sorotan, sebuah periode yang, bagi WinonaRyder, adalah tentang mengatur kembali sekaligus keluar dari kehidupan yang dia lakoni sejak remaja dan inilah periode dia mencari tahu identitas diri atau apa yang sebetulnya dia inginkan dalam hidupnya. Baru ketika dia memerankan karakter seorang Ballerina senior atau tua dalam film Darren Aronofsky, Black Swan dihasilkan pada tahun 2010, pada saat itulah dia akhirnya merasa bahwa karirnya telah berbalik arah. Dan ternyata Itu sangat melegakan sekali bagi WinonaRyder karena dia bebas memainkan peran yang sesuai dengan usianya. Dan menurut banyak kritikus, itu sangat membantunya. Jadi berperan dengan tulus ngaku sesuai usianya tanpa ada tantangan yang berarti, atau memerankan yang bukan dia.Â
Sekarang ini, pada usia 52 tahun, Ryder berada di waktu dan tempat yang sangat berbeda dalam hidup dan pekerjaannya, yang tentu saja menempati peran lebih sesuai sebagai wanita tua yang bijaksana. Dia, misalnya, menolak mengenakan sepatu hak tinggi di karpet merah, lebih suka merias dirinya sendiri (hal yang jarang terjadi di Hollywood). Bahkan pilihan sepatu pribadi untuk kenyamanan kakinya dan harus menyembunyikan sepatunya dengan gaun panjang atau menyamarkannya ke dalam warna pakaiannya. Keputusan menerima kenyataan dan beralih menikmati usia senjanya, telah disadari dan diniatinya, mungkin dimulai sudah sejak enam tahunan ini. "The Winona Book," yang diterbitkan tahun lalu oleh Idea Books, menampilkan gambaran secara Polaroid tentang dirinya, yang ditulis oleh Robert Rich, mantan wakil presiden hubungan masyarakat untuk Marc Jacobs. Dia menjadi teman dekatnya dan yang berkantor di basement toko Marc Jacobs di SoHo, New York. Kantor Marc ini adalah surga bagi selebriti yang ingin tetap tak terdeteksi. Buku ini mencapai status buku terbagus yang tentunya harga jualnya juga tinggi yang saat ini harganya masih $300 di eBay.
Dia telah hidup bersama dengan pacarnya Hahn, pendiri perusahaan katun organik berkelanjutan Loomstate, selama 14 tahun terakhir. (Keduanya pertama kali bertemu di pemutaran perdana Black Swan. Ketika itu Hahn belum mengenal Ryder, memujinya atas pekerjaannya di The Fifth Element, sebuah film dimana Ryder kurang banyak muncul. Hahn, adalah salah satu pacar Ryder yang lumayan tampan dan selalu lembut kalau berbicara dengan Ryder. Menurutnya kehadiran Hahn dirasakan sangat menenangkan, atau katanya berfungsi sebagai semacam penyeimbang bagi kehidupan Ryder yang lebih mudah diterpa badai sebagai seorang aktor. Tentunya Hahn benar-benar membuatnya sangat beruntung, Sekarang ini mereka tinggal di kota New York, di suatu apartemen sewaan, atau kadang juga di Los Angeles, di rumahnya sendiri. Mereka sebenarnya ingin pindah, tetapi mereka tidak sepenuhnya yakin mau ke mana pindahnya untuk menghabiskan sisa usia mereka berdua dengan tenang.