Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Detail Kronologis Penembakan Trump Dan Apa Dampaknya?

14 Juli 2024   22:55 Diperbarui: 18 Juli 2024   22:45 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. NBC TV: Atap pabrik Baker Concrete

Reaksi Presiden dari Capres Lawan Trump

Presiden Biden memberikan keterangan kepada publik setelah insiden penembakan ini dan berbicara dengan Trump di malam harinya. Biden mengingatkan bahwa tidak ada tempat atau platform untuk kekerasan seperti main tembak ini di Amerika," kata Biden dalam pidato singkat di televisi. Katanya bahwa, Ini sangat menyakitkan dan melukai kita semua.

Politisi lainnya, termasuk beberapa yang pernah mengalami kekerasan, juga mengecam penembakan tersebut. Dari mantan anggota kongres partai Demokrat mengatakan bahwa dia ikut prihatin dan mendukung pemulihan kesehatan mantan Presiden Trump, dan semua yang terdampak oleh tindakan kekerasan yang tidak dapat dibenarkan hari ini dalam nya kata Gabby Giffords, yang juga mantan korban tembak yang selamat dari upaya pembunuhan, di media sosial. Ditambahkan bahwa kekerasan politik bukanlah cara Amerika dan tidak akan pernah bisa diterima, tidak pernah. Lain dengan reaksi Trump waktu lawan politiknya mengalami kekerasan, seperti yang dialami Paul Pelosi, dia hanya diam seribu bahasa pada saat kejadian. Karena sudah biasa Trump membela kekerasan yang dilakukan pengikutnya, bahkan mendukung sampai tindakan subversive pendukungnya di kasus 6 Januari, 2020. Begitu juga selang berapa lama Trump tidak tahan manahan gejolak otak bully-nya dan membully Paul Pelosi yang dalam usia 82 waktu itu melawan DePape (42) pemuda pendukung Trump sendirian. bertahan sampai  Polisi tiba. Trump mencibir Paul karena isterinya Nancy tidak mau mendukung pembangunan tembok batas negara dengan Mexico, dan secara sinis menghina tembok rumah Paul yang tidak sekuat tembok batas, sehingga DePape bisa masuk dan menyasar kepala Paul dengan martil waktu tidur. Ini tidak aneh karena orang putih Amerika merasa punya pimpinan dalam kemarahan memprotes kemiskinan dikalangan orang yang tak berpendidikan tinggi yang tinggal di pegunungan dan pedalaman Amerika. Dan mereka memiliki kecemburuan sosial terhadap imigran yang karena kegigihan para imigran, ternyata bisa menyamai bahkan melebihi status sosial orang kulit putih yang tinggal di pedalaman yang hanya percaya pada nilai agama tanpa praktek dan kerja keras  dan tidak percaya pada hal yang ilmiah. Sialnya lagi kepercayaan akan agama ini dipergunakan Trump sebagai alat menguasai otak dan sumbangan mereka untuk kepentingan pribadi Trump.

Secara keseluruhan, insiden penembakan Trump tidak memiliki potensi dampak sama sekali, mengingat semua pemilih sudah ada pada posisi mencoblos berhubung semua yang menyukai kultur MAGA akan selalu mencoblos Trump sejak 2020. Begitupun yang memilih Demokrat adalah pilihan anti kekerasan dan kekacauan yang dibangun oleh Trump dan partai Republik. Sedangkan Robert Kennedy dari kubu independen pemilihnya sama sekali tidak signifikan. Usaha Trump untuk menarik kaum independen juga sudah terkunci rapat walaupun baru saja menawarkan JD Vance sebagai perwakilan anak muda yang sayangnya dari kelompok kultur MAGA juga. Sementara Layanan Rahasia Kepresidenan  yang bertanggung jawab pada detail keamanan Trump yang dilimpahkan oleh Biden mendapat 50% simpati dan selebihnya tidak, persis seperti perpecahan pendapat dalam pemilu. Yang Republikan berterimakasih pada Layanan Rahasia Kepresidenan karena telah menyelamatkan capresnya. Selebihnya dari Demokrat mempertanyakan cara mengamankan capres yang gagal. Karena hanya telinganya saja yang terserempet peluru dan sudah diperban, maka Pemilu bulan November akan terus  berlangsung dengan mulus. Rasa simpati pada Trump sudah luntur habis tinggal kekawatiran pada proyek 2025 yang merupakan blueprint pemerintahan dikatator Trump, yang sangat mengerikan bagi pecinta demokrasi. Proyek 2025 ini dibuat oleh semua mantan menteri Trump pada periode sebelumnya dalam suatu organisasi namanya Heritage Foundation. Berarti masih sama kedudukannya 50% kemungkinan menang atau kalah. Walaupun prediksi sebagian kaum liberal adalah menang, tapi waktulah yang akan menentukan. Kita hanya berharap semoga kaum pecinta demokrasi yang menang untuk menata dunia yang lebih baik.

Kesimpulan: Insiden ini telah memicu kecaman luas dan seruan untuk bersatu melawan kekerasan politik secara utopia. Terutama ini diserukan oleh petinggi partai demokrat, seperti Presiden Biden, mantan perwakilan Gabby Giffords. Dan bahkan para peserta kampanye rapat umum menyatakan kesusahan dan solidaritas mereka. Serangan itu menggarisbawahi sifat bergejolak dari wacana politik saat ini dan kebutuhan mendesak untuk meningkatkan keamanan, menurunkan retorik permusuhan dan langkah-langkah untuk mencegah kekerasan semacam itu. Dan menyalakan alarm bahaya penembakan masal dari kekerasan menggunakan senjata api otomatis yang dibela mati matian oleh Trump dan segenap partai Republik, yang bisa makan tuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun