Dari usaha reka ulang dengan cara menyambungkan atau mensinkronkan semua bukti-bukti dan hasil rekaman video yang dikumpulkan ternyata satu menit 57 detik terlihat Matt merangkak dari pinggiran atap pabrik Baker Concrete tentunya setelah dia memanjat tangga yang dibelinya sehari sebelumnya atau hari Jumat di megastore alat-alat pembangunan rumah Home Depot. Pada saat ini beberapa peserta rally sudah berteriak pada Sheriff yang kemudian meneruskannya pada Secret Service atau team pelayanan keamanan rahasia kepresidenan. Tetapi waktu semenit untuk koordinasi target tembak yang berjarak 150 meter tidak bisa cepat terbukti dari tembakan balik dari secret service pada jam 5:16 atau 15 detik dari tembakan Crook yang menyerempet.
Waktu merangkak menuju puncak atap pabrik adalah 1 menit, dan waktu persiapan posisi tembak yang enak dan stabil, cek senapan dan peluru dan terakhir pembidikan target selama 56 detik. Dan sedetik kemudian dia menarik pelatuk dari jarak 150 meter dari podium di panggung rally Trump.
Di Butler Pennsylvania adalah lokasi kampanye Capres Trump, jam 5:15 WAS atau Waktu Amerika bagian Sentral, sore  hari saat penembakan terjadi. Trump baru saja mau mulai meluapkan kemarahan pada masalah imigrasi yang penuh ilusi yang kedengarannya seperti hasutan dibandingkan fakta. Karena betul betul ilusinya seperti menipu kaum Republik sayap Maga yang menyenangi fakta alternatif atau konspirasi penuh kebohongan saja dari Trump. Supaya lebih percaya lagi Trump membuat grafik Bagi seorang Republikan yang berpikir liberal atau bebas berdasarkan fakta bukan propaganda, ini adalah suatu penipuan atau fraud yang pasti memuakkan, karena hanya membual dan menipu belaka, demi menghasut dan menimbulkan rasa amarah dan kebencian.Â
Pada saat itu, rupanya Crooks sudah muak melihat billboard grafik imigrasi background panggung  yang salah, karena sudah di fact check, apalagi mendengar bualan tanpa dasar. Maka segera saja Crook menarik pelatuk AR15-nya yang sudah mengarah kepada Trump dari belakang dari jarak 150 meter dari atas atap pabrik semen olahan atau concrete namanya Baker Concrete Factory. Posisi tiarap di balik puncak atap pabrik semen, menguntungkan dia membidik dari atas ke bawah. Dan seketika beberapa tembakan otomatis dor dor kira kira 5 kali rentetan terdengar dari tribun sebelah kanannya. Target tersebut meleset karena seketika mendengar bunyi tembakan Trump menengok kesebelah kiri, sehingga hanya menyerempaet telinga kanan dan menggores pipinya sedikit.Â
Sebelumnya sudah ada yang nyeletuk pada polisi lokal bukan secret service kalau ada sniper di atas atap pabrik Baker. Polisi sheriff lokal pun mengira itu bagian dari secret service. Pengetahuan sheriff lokal tidak sebanding dengan secret service karena sheriff biasanya dari penduduk lokal yang di deputized atau ditugasi sheriff pilihan rakyat. Jadi kurang cerdik dan tidak curiga ada moncong senjata diarahkan kepada mereka dari atas pabrik. Deputy sheriff inipun sudah melaporkan pada secret service, ketidak reaksioner Deputy ini disebabkan karena hak dan kebebasan penduduk membawa senjata api, apalagi dikantong partai Republik yang pro pada hak membawa senjata api. Belum lagi cara pengamanan hanya pada barang bawaan para pengunjung yang masuk dan lokasi kampanye dan tidak mencakup atap atap pabrik dengan menggunakan drone sejauh 150 meter dari tempat Trump berdiri. Begitu rentetan tembakan terdengar karena tidak pakai peredam, semua orang langsung menunduk. Bagi Crook yang biasa di bully disekolah karena cara berpakaian ala sniper militer yang tidak umum disekolah, menembak seorang bully lainnya adalah suatu kesempatan emas bisa menghilangkan sumber kesusahannya yang selalu menghantuinya atau traumatik. Setiap melihat Trump, Crook selalu trauma, dan berhubung dia senang dan bebas menembak ataupun membeli senjata api, diapun mendapat jalan lebar untuk menjadi "pahlawan" anti bully, pikirnya.
Karena ada peluru yang mengenai telinganya, secepat itu Trump mengangkat tangan dan meraih telinganya yang terluka lalu didorong ke bawah podium oleh secret service dan dipaksa menunduk. Segera saja semua agen Secret Service bergegas ke panggung untuk memberikan perlindungan badan. Setelah itu mereka mulai mengeluarkannya dari panggung dengan mengelilinginya. Supaya kelihatan tegar Trump menyeruak ke atas muncul dengan mengepalkan tinjunya ke atas, dengan darah di telinga dan melumuri wajahnya sampai ke mulutnya dari telinga kanan bagian atas saja., sementara kerumunan MAGA yang keras kepala tetap saja berteriak teriak, "U.S.A."Â
Rasanya saya tidak etis memperlihatkan ceceran darah Trump di wajahnya, tetapi bisa saja dilihat di channel YouTube saya, yang lebih liberal atau bebas untuk ditonton. Digambarkan supaya dikamera reality TV dia terlihat sangat tegar, maka dia mengepalkan tangan ke atas. Walaupun di gambar berikutnya dia terlihat sangat terkejut. Video yang saya posting ke YouTube memperlihatkan semuanya itu. Tapi saya tidak memuat konten video yang menunjukkan pelaku penembakan tergeletak tak bergerak di atap gedung sekitar 400 kaki dari panggung, karena pasti di block, dan pasti akan dikirimi peringatan dan disuruh mengikuti training "violence". Hanya konten dari channel yang dilabeli Authoritative News saja yang bisa memperlihatkan mayat dalam YouTube selama 3 detik saja. Dalam konten laporan di YouTube, saya sebutkan pada saat kejadian yang tidak jelas apakah dia ditembak. Jadi waktu seperempat jam sesudahnya konten saya selesai jam 5:30 dan saya katakan sepertinya telinganya terluka berdarah, kemungkinan besar tercakar, waktu secirity services mendorong kepala Trump kebawah supaya merunduk berjongkok, dan ada petugas yang berfikir Trump seperti anak bandel sukar diatur, makanya saya katakan dia dijewer oleh petugas wanita berkuku panjang dan luka telinganya. Rupanya setelah 10 jam ada keterangan bahwa telinganya tertembak peluru dari senapan semi otomatis AR15. Untungnya darahnya tidak banyak dan dia berhasil selamat karena lukanya setaraf dengan luka jeweran ibu ibu petugas berkuku. Atau memang demikian tetapi supaya bisa play victim dan ibu petugasnya tidak dipecat, disebut luka terserempet peluru tajam, bukan kuku tajam.
Gagalnya Layanan Rahasia KepresidenanÂ
Gagalnya secret service atau agen layanan rahasia kepresidenan dalam mengorganisasi event Trump ini adalah terletak pada prosedur pengamanannya yang sangat kaku dan terus saja ngotot kaku, walaupun sudah diberi tahu bahwa polisi sheriff setempat tidak mempunyai cukup anggota dan hanya bersedia menyumbang polisi patroli jalan saja yang sedang tersedia. Kengototan ini ditunjukkan dengan tetap menggunakan polisi patroli jalan untuk mengamankan capres Trump. Jelas spesialisasi pendidikan dan kemampuan kerja polisi jalanan beda dengan polisi taktikal atau detektif. Mengapa harus selalu percaya dan melibatkan polisi lokal, karena dinas rahasia pengamanan capres dan kepresidenan jumlahnya terbatas. Jadi biasanya mereka hanya mengamankan lokasi ring satu saja atau disekitar podium capres berkampanye. Sedangkan diluar ring satu atau ring 2 selalu menggunakan polisi lokal, untuk diluar arena atau gedung termasuk mengamankan lalulintas disekitar ring 1. Sedangkan di ring 3 ada grup sniper atau penembak jitu yang ditempatkan diatap gedung terdekat, bukan yang sejauh 150 meter lebih. Jadi atap bangunan sekitar arena sudah ditempatkan para sniper juga yang hanya melihat skop ke dalam arena saja, tidak mundur kebelakang. Mengapa hanya tersedia polisi jalanan bukan polisi taktikal yang diberikan kota kecil ini? Model kampanye Trump yang agak kacau dan selalu tidak direncanakan hanya sempat keluar idenya 14 hari sebelum kampanye dilokasi tertentu, sehingga pemberitahuan lokasi kampanye ini hanya 10 hari setelah semuanya siap termasuk sewa tempat. Dalam waktu seminggu polisi setempat menjadi serba kebingungan. Apalagi biasanya kampanye Trump selalu ngemplang atau tidak pernah membayar ongkos pengamanan kepolisian di kota mana saja. Maka sepertinya tidak ada urgensi kerjasama pengamanan yang serius dari kepolisian setempat. Bahkan disalahkanpun mereka tidak peduli. Â Termasuk laporan gagalnya Crooks masuk kedalam arena karena senapannya membuat magnometer berbunyi di pintu masuk yang tidak dianggap penting, karena membawa senjata api adalah hak asasi. Juga laporan atau informasi bahwa ada orang membawa tas dengan skop senjata yang terlihat tersembul keluar juga tidak diperdulikan.