Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Detail Kronologis Penembakan yang Menyerempet Telinga Trump

14 Juli 2024   22:55 Diperbarui: 15 Juli 2024   04:36 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. NBC TV: Atap pabrik Baker Concrete

Kekerasan Politik: Upaya Pembunuhan Donald Trump

Upaya pembunuhan terhadap Donald Trump baru-baru ini telah menyoroti kekhawatiran serius tentang kekerasan politik dan keamanan. Pelaku, Thomas Matthew Crooks, seorang pemuda 20 tahun dari Bethel Park, Pennsylvania, mengganggu rapat umum Trump dengan tembakan yang menewaskan satu orang dan melukai dua orang lainnya secara kritis. 

Crooks, seorang yang terdaftar sebagai anggota partai Republikan sayap liberal yang pernah menyumbang untuk kelompok pemilih liberal, bersenjatakan senapan jenis AR-15 dan menembak dari posisi yang tinggi. Meskipun mengalami cedera ringan, Trump tetap tegar, sebuah pemandangan yang terekam jelas dalam foto-foto yang menunjukkan ketabahan dan keterkejutannya.

Identifikasi Pelaku

Otoritas telah mengidentifikasi pelaku penembakan yang mencoba membunuh Trump kemarin dan masih berusaha memahami motif pelaku serta bagaimana ia bisa sedekat itu dengan Trump. FBI mengidentifikasi pelaku sebagai Thomas Matthew Crooks, seorang Republikan terdaftar yang pernah menyumbang untuk kelompok pemilih liberal pada tahun 2021. Serangan ini menewaskan satu penonton dan melukai dua orang lainnya secara kritis. Trump dievakuasi dari panggung dengan darah di wajahnya tetapi dalam kondisi aman.

Kejadian Penembakan

Di Butler Pennsylvania adalah lokasi kampanye Capres Trump, jam 5:15 WAS atau Waktu Amerika bagian Sentral, sore  hari saat penembakan terjadi. Trump baru saja mau mulai meluapkan kemarahan pada masalah imigrasi yang penuh ilusi yang kedengarannya seperti hasutan dibandingkan fakta. Karena betul betul ilusinya seperti menipu kaum Republik sayap Maga yang menyenangi fakta alternatif atau konspirasi penuh kebohongan saja dari Trump. Supaya lebih percaya lagi Trump membuat grafik Bagi seorang Republikan yang berpikir liberal atau bebas berdasarkan fakta bukan propaganda, ini adalah suatu penipuan atau fraud yang pasti memuakkan, karena hanya membual dan menipu belaka, demi menghasut dan menimbulkan rasa amarah dan kebencian. 

Pada saat itu, rupanya Crooks sudah muak melihat billboard grafik imigrasi background panggung  yang salah, karena sudah di fact check, apalagi mendengar bualan tanpa dasar. Maka segera saja Crook menarik pelatuk AR15-nya yang sudah mengarah kepada Trump dari belakang dari jarak 150 yards dari atas atap pabrik semen olahan atau concrete namanya Baker Concrete Factory. Posisi tiarap di balik puncak atap pabrik semen, menguntungkan dia membidik dari atas ke bawah. Dan seketika beberapa tembakan otomatis dor dor kira kira 5 kali rentetan terdengar dari tribun sebelah kanannya. 

Sebelumnya sudah ada yang nyeletuk pada polisi lokal bukan secret service kalau ada sniper di atas atap pabrik Baker. Polisi sheriff lokal pun mengira itu bagian dari secret service. Pengetahuan sheriff lokal tidak sebanding dengan secret service karena sheriff biasanya dari penduduk lokal yang di deputized atau ditugasi sheriff pilihan rakyat. Jadi kurang cerdik dan tidak curiga ada moncong senjata diarahkan kepada mereka dari atas pabrik. Deputy sheriff inipun tidak melaporkan pada secret service. Belum lagi cara pengamanan hanya pada barang bawaan para pengunjung yang masuk dan lokasi kampanye dan tidak mencakup atap atap pabrik dengan menggunakan drone sejauh 137 meter dari tempat Trump berdiri. Begitu rentetan tembakan terdengar karena tidak pakai peredam, semua orang langsung menunduk. Bagi Crook yang biasa di bully disekolah karena cara berpakaian ala sniper militer yang tidak umum disekolah, menembak seorang bully lainnya adalah suatu kesempatan emas bisa menghilangkan sumber kesusahannya yang selalu menghantuinya atau traumatik. Setiap melihat Trump, Crook selalu trauma, dan berhubung dia senang dan bebas menembak ataupun membeli senjata api, diapun mendapat jalan lebar untuk menjadi "pahlawan" anti bully, pikirnya.

Imigration Chart: FactCheck.Org
Imigration Chart: FactCheck.Org

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun