Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pertunjukan Teatrikal Seni Caesar di Hotel Bintang 6

7 Juli 2024   01:08 Diperbarui: 7 Juli 2024   01:13 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertunjukan Seni Caesar Salad  Saya di Hotel Bintang 6 & Sejarahnya

Sejarah Caesar salad diukir oleh Caesar Cardini, seorang pengusaha restoran Italia-Amerika yang menciptakan hidangan ini pada tanggal 4 Juli 1924 di Tijuana, Meksiko. Ulang tahun Caesar Salad kebetulan sekali bersamaan jatuh pada Hari Kemerdekaan Amerika.  Legenda mengatakan bahwa Cardini menciptakan salad ini ketika restoran miliknya diserbu pengunjung dan kehabisan persediaan. Resep aslinya meliputi selada atau romaine lettuce, bawang putih, crouton, keju Parmesan, telur rebus, minyak zaitun, dan saus Worcestershire. Salad penemuan Cardini ini kebetulan enak sekali dan cocok dengan selera pelancong Amerika, segera saja sejak itu menjadi sangat populer dan berkembang menjadi salad pilihan di seluruh dunia.

Pada saat itu, restoran Cardini mengalami kekurangan persediaan karena lonjakan tak terduga pelanggan Amerika, yang libur bersama pada tanggal 4 Juli 1924. Lonjakan pengunjung ini disebabkan oleh larangan alkohol di Amerika Serikat, membuat kota Tijuana di perbatasan Mexico menjadi destinasi populer bagi orang Amerika yang mencari alkohol legal. Banyak orang Amerika pergi ke kota kota di negara tetangga seperti Meksiko, menjadikan kota perbatasan seperti Tijuana sebagai tujuan populer hingga sekarang. Kerumunan pengunjung yang lapar ini membuat restoran kekurangan bahan, mendorong Chef Cardini untuk berimprovisasi from the scratch atau dengan bahan apa saja yang tersedia, menghasilkan Caesar salad. Seperti kita dalam keadaan terpepet kadang muncul ide cemerlang dan membuat inovasi yang tak terduga sama sekali.

Larangan alkohol di Amerika Serikat, yang berlangsung dari tahun 1920 hingga 1933, diberlakukan oleh Amandemen ke-18 dan Undang-Undang Volstead. Ini didorong oleh gerakan temperance yang berpendapat bahwa alkohol menyebabkan banyak masalah sosial, termasuk kejahatan dan kemerosotan moral. Larangan alkohol menyebabkan meningkatnya speakeasies ilegal dan pasar gelap untuk minuman keras. Akibatnya, banyak orang Amerika pergi ke negara-negara tetangga di mana alkohol masih legal, seperti Meksiko, menjadikan kota perbatasan seperti Tijuana sebagai tujuan populer bagi mereka yang hanya ingin menikmati kebebasan untuk minum liquor dan segala macam nama campurannya seperti Long Island Ice Tea, atau Manhattan

Menurut isi buku "From Julia Child's Kitchen," yang dikarang oleh Julia Child, Caesar salad pertama kali diciptakan pada tahun 1924 oleh pengusaha restoran Italia-Amerika Caesar Cardini. Julia Child, dalam buku masaknya yang terkenal. Nama Cardini berasal dari keturunan Italia atau tema makanan Mediterania yang berbasis dedaunan salad, minyak zaitun dan keju parmesan.

Selama saya kerja di Colorado Springs sudah salah memberi informasi kepada semua tamu sejak tahun 1985. Misinformasi yang saya selalu sebutkan adalah bahwa Caesar Salad diciptakan oleh tokoh sejarah Julius Caesar Augustus, yang mungkin lahir antara Juli dan Agustus, inipun salah juga. Baru di era internet saya menemukan tanggal lahir sebenarnya dari foto 'SIM' nya, yaitu tertulis tanggal 23 September 63 SM. Mungkin tidak hanya saya saja yang heran mengapa orang tuanya salah memberi informasi kepada semua orang, termasuk pada anaknya Caesar sendiri, dengan menamainya Julius Caesar Augustus?. Mengapa juga tidak menamainya seperti sedang mengeja nama bulan  seperti Julius Augustus Septmvrios 23, supaya untuk lebih tepat nama Romanianya.

Kesalahan dan misinformasi ini menjadi kesalahan yang lumrah biasa, dan saya bawa bercanda sebagai candaan di meja makan di mana saya dengan penuh semangat menjelaskan bahwa salad tersebut memiliki akar Romawi kuno. Tamu-tamu saya selalu terpesona dengan cerita Julius Caesar Augustus yang saya ceritakan sambil melemparkan selada romaine dengan minyak zaitun dan bawang putih dalam bagaikan Chef di pesta gala dinner di kerajaan Meditarania yang mewah, dihadiri Aristoteles.

Salad ini dengan cepat menjadi populer setelah tahun 1980 an di restoran ternama, dan menjadi lebih populer tahun 2000an di semua restoran cepat saji. Kita patut berterimakasih berkat kreativitas kuliner Cardini dan pesona penyajiannya di meja. Namun, cerita white lies atau misinformasi yang telah yang saya ceritakan malah mungkin menambah kemagisan salad ini dengan memasukkan garnish berupa drama sejarah Roma pada hidangan tersebut, dengan menghubungkannya dengan kemegahan Romawi kuno. Garnish makanan artinya penghias presentasi makan dengan parsley atau kembang mawar atau anggrek.

Saya ingat dengan jelas ketika saya harus menampilkan Caesar Salad Show di atas troli di Broadmoor Hotel. Itu adalah suatu maha penampilan seni tersendiri. Saya biasanya mulai dengan menuangkan minyak zaitun atau memercikkannya ke dalam mangkok kayu besar yang berwarna hitam tepat di depan meja tamu saya, baik itu untuk settingan dinner romantis berduaan saja atau grup bisnis kelompok berenam semeja di Penrose Dining Room. Momen Caesar Salad selalu menjadi momen yang membanggakan, karena saya dapat melakukan pertunjukan seni gerak indah, dan meskipun saat itu saya sama sekali belum tahu tentang Caesar Cardini, malah saya membayangkan Caesar dan Cleopatra sedang menjamu Aristoteles, Pitagoras dan Lucius Annaeus Seneca.

Setiap pelayan dan Matre D'Htel di Broadmoor berpakaian elegan sekali, dalam melayani tamu terhormat selalu menggubah gerakan koreo dalam penyajian makanan termasuk prosedur menyajikan Caesar Salad, bagaikan suatu masterpiece pertunjukan teatrikal. Keanggunan tidak hanya terletak pada pakaian tetapi juga pada presisi dan bakat elegan dalam gerakan meramu kuning telur dengan minyak zaitun, memutar bahan-bahan, dan gerakan menghentak adukkan selada romaine. Para tamu pasti dibuat terkesima dan menonton dengan cermat bak tarian swan lake, mata mereka terbuka lebar dan berbinar binar terkesima dengan pertunjukan makanan ajaib berlangsung di depan mereka.

Broadmoor.com: Penrose Dining Room
Broadmoor.com: Penrose Dining Room

Penampilan Caesar Salad saya lebih hebat dari penampilan Chef di dapur, seperti Chef Scott dan penggantinya, Chef Greg Vassos. Terbukti mereka lebih suka memanggil nama Iwan ketimbang Scott atau Greg. Walaupun mereka harus sekolah dan berlisensi untuk menciptakan mahakarya kuliner, dan kami dari Waiter sampai Matre D'Htel punya daya magnet tersendiri yang susah ditandingi oleh para Chef yang kadang kotor kecipratan sauce nya sendiri.

Seni koreo keanggunan gerak dan decak bayangan rasa nikmat yang kami sajikan dalam presentasi ini sudah pasti disambut dan diteruskan dengan dansa lidah para penikmat kuliner. Setiap orang punya gerakan unik yang dijadikan signature atau ciri unik yang mengesankan dalam kocokan dressing yang hati-hati, juggling bahan dan bumbu secara anggun, dan terakhir, menghentak adukkan salad ke udara, sangat mengesankan dan memuaskan. Tujuannya selalu mempersembahkan karya seni terbaik untuk tamu kami, memastikan mereka meninggalkan restoran tidak hanya dengan rasa makanan lezat tetapi juga dengan kenangan pengalaman bersantap yang mempesona.

Merenungkan hari-hari itu, saya menyadari bahwa seni Caesar Salad lebih dari sekadar tugas kuliner. Itu adalah tarian koreo, sebuah pertunjukan yang menghubungkan kami dengan tamu kami dengan cara yang unik dan menyenangkan. Dan setelah sekarang, mengetahui asal usul sebenarnya dari Caesar Salad, saya jadi bernostalgia dan menghargai kenangan tersebut. Itu adalah perpaduan antara sejarah, seni, dan gastronomi, semuanya disajikan dengan senyum dan sentuhan elegansia.

Dari membaca buku tersebut, menjadi jelas bahwa Caesar Salad ditemukan di Tijuana pada tahun 1924 oleh pengusaha restoran Italia yang karismatik, Cesare Cardini. Cardini akan menyiapkan salad di pertunjukan meja troli yang teatrikal, mempesona orang-orang Amerika glamor yang, selama era Larangan, berbondong-bondong ke Meksiko untuk minum, merokok, dan bersenang-senang pesta liburan. Seluruh adegan ini mengingatkan saya pada aksi teatrikal saya di atas troli Caesar Salad di depan penikmat kuliner, saya selalu bisa bernostalgia dan menghidupkan kembali keajaiban momen Cardini.

Tidak lebih dari sebulan saya telah berhasil mempertontonkan seni membuat Caesar Salad, memastikan bahwa setiap pesanan adalah pertunjukan yang tak terlupakan. Saya telah menyempurnakan finesse rasa dressing, menyeimbangkan bahan-bahan secara teliti supaya tidak perlu khawatir dengan harus selalu menambah minyak olive, menambah lebih banyak lada hitam, atau mengubah Parmesan, Dijon, atau saus Worcestershire. Konsistensi saya dalam menciptakan Caesar Salad yang sempurna makin menambah jumlah tamu setia yang secara khusus meminta saya untuk mempersembahkan karya seni Caesar di seksi saya di bagian depan kanan ruang makan. Caesar Salad bukan satu-satunya hidangan yang saya sajikan, tetapi itu telah menjadi pertunjukan khas saya, yang banyak menarik penggemar setia untuk kembali berulang kali.

Perayaan Caesar Salad ini sama halnya dengan kegembiraan orang bule terbebas dari era larangan minum yang serba boleh di Tijuana seperti halnya dengan daya tarik teatrikal Cesare Cardini sendiri. Itu adalah momen, seni teatrikal dan hidangan yang menciptakan kesan yang bertahan lama. Sama seperti bahan-bahan salad yang segar pilihan Cardini yang dipersembahkan dalam pentas troli dan diaduk dalam mangkuk kayu besar, penampilan saya dalam bayangan nostalgia akan menghidupkan kembali rasa keistimewaan dan tradisi itu. Tamu-tamu bagaikan dibawa ke waktu lain, mengalami keajaiban hidangan klasik yang dihidupkan kembali dengan bakat dan presisi.

Ringkasan

Caesar salad diciptakan oleh Caesar Cardini pada 4 Juli 1924 di Tijuana, Meksiko, saat restoran Cardini kekurangan bahan akibat lonjakan pengunjung Amerika yang mencari alkohol legal selama era Prohibition. Salad ini awalnya terdiri dari selada romaine, bawang putih, crouton, keju Parmesan, telur rebus, minyak zaitun, dan saus Worcestershire. Pertunjukan teatrikal Cardini saat menyiapkan salad menarik perhatian tamu dan menjadikan Caesar Salad populer. Meskipun awalnya salah informasi, kini seni pembuatan Caesar Salad dihargai sebagai perpaduan antara sejarah, seni, dan gastronomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun