Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pertunjukan Teatrikal Seni Caesar di Hotel Bintang 6

7 Juli 2024   01:08 Diperbarui: 7 Juli 2024   01:13 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Clevelandmetropark.com: Caesar Salad

Penampilan Caesar Salad saya lebih hebat dari penampilan Chef di dapur, seperti Chef Scott dan penggantinya, Chef Greg Vassos. Terbukti mereka lebih suka memanggil nama Iwan ketimbang Scott atau Greg. Walaupun mereka harus sekolah dan berlisensi untuk menciptakan mahakarya kuliner, dan kami dari Waiter sampai Matre D'Htel punya daya magnet tersendiri yang susah ditandingi oleh para Chef yang kadang kotor kecipratan sauce nya sendiri.

Seni koreo keanggunan gerak dan decak bayangan rasa nikmat yang kami sajikan dalam presentasi ini sudah pasti disambut dan diteruskan dengan dansa lidah para penikmat kuliner. Setiap orang punya gerakan unik yang dijadikan signature atau ciri unik yang mengesankan dalam kocokan dressing yang hati-hati, juggling bahan dan bumbu secara anggun, dan terakhir, menghentak adukkan salad ke udara, sangat mengesankan dan memuaskan. Tujuannya selalu mempersembahkan karya seni terbaik untuk tamu kami, memastikan mereka meninggalkan restoran tidak hanya dengan rasa makanan lezat tetapi juga dengan kenangan pengalaman bersantap yang mempesona.

Merenungkan hari-hari itu, saya menyadari bahwa seni Caesar Salad lebih dari sekadar tugas kuliner. Itu adalah tarian koreo, sebuah pertunjukan yang menghubungkan kami dengan tamu kami dengan cara yang unik dan menyenangkan. Dan setelah sekarang, mengetahui asal usul sebenarnya dari Caesar Salad, saya jadi bernostalgia dan menghargai kenangan tersebut. Itu adalah perpaduan antara sejarah, seni, dan gastronomi, semuanya disajikan dengan senyum dan sentuhan elegansia.

Dari membaca buku tersebut, menjadi jelas bahwa Caesar Salad ditemukan di Tijuana pada tahun 1924 oleh pengusaha restoran Italia yang karismatik, Cesare Cardini. Cardini akan menyiapkan salad di pertunjukan meja troli yang teatrikal, mempesona orang-orang Amerika glamor yang, selama era Larangan, berbondong-bondong ke Meksiko untuk minum, merokok, dan bersenang-senang pesta liburan. Seluruh adegan ini mengingatkan saya pada aksi teatrikal saya di atas troli Caesar Salad di depan penikmat kuliner, saya selalu bisa bernostalgia dan menghidupkan kembali keajaiban momen Cardini.

Tidak lebih dari sebulan saya telah berhasil mempertontonkan seni membuat Caesar Salad, memastikan bahwa setiap pesanan adalah pertunjukan yang tak terlupakan. Saya telah menyempurnakan finesse rasa dressing, menyeimbangkan bahan-bahan secara teliti supaya tidak perlu khawatir dengan harus selalu menambah minyak olive, menambah lebih banyak lada hitam, atau mengubah Parmesan, Dijon, atau saus Worcestershire. Konsistensi saya dalam menciptakan Caesar Salad yang sempurna makin menambah jumlah tamu setia yang secara khusus meminta saya untuk mempersembahkan karya seni Caesar di seksi saya di bagian depan kanan ruang makan. Caesar Salad bukan satu-satunya hidangan yang saya sajikan, tetapi itu telah menjadi pertunjukan khas saya, yang banyak menarik penggemar setia untuk kembali berulang kali.

Perayaan Caesar Salad ini sama halnya dengan kegembiraan orang bule terbebas dari era larangan minum yang serba boleh di Tijuana seperti halnya dengan daya tarik teatrikal Cesare Cardini sendiri. Itu adalah momen, seni teatrikal dan hidangan yang menciptakan kesan yang bertahan lama. Sama seperti bahan-bahan salad yang segar pilihan Cardini yang dipersembahkan dalam pentas troli dan diaduk dalam mangkuk kayu besar, penampilan saya dalam bayangan nostalgia akan menghidupkan kembali rasa keistimewaan dan tradisi itu. Tamu-tamu bagaikan dibawa ke waktu lain, mengalami keajaiban hidangan klasik yang dihidupkan kembali dengan bakat dan presisi.

Ringkasan

Caesar salad diciptakan oleh Caesar Cardini pada 4 Juli 1924 di Tijuana, Meksiko, saat restoran Cardini kekurangan bahan akibat lonjakan pengunjung Amerika yang mencari alkohol legal selama era Prohibition. Salad ini awalnya terdiri dari selada romaine, bawang putih, crouton, keju Parmesan, telur rebus, minyak zaitun, dan saus Worcestershire. Pertunjukan teatrikal Cardini saat menyiapkan salad menarik perhatian tamu dan menjadikan Caesar Salad populer. Meskipun awalnya salah informasi, kini seni pembuatan Caesar Salad dihargai sebagai perpaduan antara sejarah, seni, dan gastronomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun