Partai Moderat Prancis Melawan Partai Radikal Kanan
PerjuanganPada bulan Juni, Presiden Emmanuel Macron membuat pengumuman mengejutkan yang menyerukan pemilihan parlemen secepatnya, yang menjerumuskan Prancis ke dalam ketidakpastian politik dan menyebabkan gejolak di pasar keuangan. Potensi kebangkitan Partai Nasional sayap kanan, yang dipimpin oleh Marine Le Pen, menimbulkan tantangan besar terhadap nilai-nilai demokrasi dan kohesi sosial di negara tersebut. Perkembangan ini menyoroti kebutuhan mendesak bagi kekuatan moderat, termasuk tokoh masyarakat seperti bintang sepak bola Kylian Mbappe, untuk bersatu melawan ideologi ekstrem kanan yang diwakili oleh Le Pen.
Kekeliruan dan Kesalahan Perhitungan Partai Moderat
Keputusan Macron untuk menyerukan pemilihan parlemen secepatnya pada bulan Juni didorong oleh beberapa pertimbangan politik dan strategis, yang seringkali terbukti bermasalah bagi kelompok moderat secara global. Salah satu kendala utamanya adalah ilusi bahwa langkah ini akan memperkuat mandatnya dan mengkonsolidasikan kekuasaan. Keyakinan bahwa pemilu dini dapat menggalang dukungan opini publik yang baik ternyata menjadi bumerang. Permasalahan ekonomi dan kesejahteraan yang bertubi tubi, yang ditunjukkan dari banyaknya protes sosial dan demonstrasi yang meluas, terutama menyoroti ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintahan Macron. Bahkan banyak kejadian di seluruh dunia bahwa semua keberhasilan yang dicapai hilang tenggelam dalam lautan ketidakpuasan di seluruh media sosial. Dalam demokrasi yang bebas, masyarakatpun bebas untuk lebih senang membaca dan mendengar kegagalan yang disiarkan timbang keberhasilan, baik kegagalan yang benar atau hasil manufaktur.
Meskipun Macron ingin mendapatkan mandat yang lebih kuat bagi partainya, La Rpublique En Marche (LREM), untuk mendapatkan mayoritas yang signifikan di Majelis Nasional, namun hasilnya justru sebaliknya. Pemilu awal secara tidak sengaja meningkatkan pengaruh partai-partai oposisi, terutama partai sayap kanan, dengan memobilisasi basis mereka dan melemahkan kehadiran Macron di parlemen. Kesalahan perhitungan ini menggarisbawahi pentingnya mengatasi permasalahan mendasar sosial dan ekonomi dibandingkan mengandalkan taktik pemilu. Disini diperlukan mencatat semua persepsi masyarakat akan kegagalan dan kesalahan yang terjadi. Kemudian harus diikuti langkah penanganannya yang disiarkan keberhasilan dan ataupun kegagalan selanjutnya untuk selalu diadakan perbaikan yang seketika ada hasilnya. Kalau perlu dibuat Key Performance Index untuk membawa masyarakat pada level smart transparent society, artinya semua masalah, solusinya dan kunci keberhasilannya menjadi modal kampanye hidup bukan slogan dan bukan janji manis mustahil dan menipu..
Kebangkitan Marine Le Pen dan Kelompok Kanan Jauh
Marine Le Pen, pemimpin Rally Nasional, telah lama menjadi tokoh kontroversial dalam politik Perancis. Dikenal karena sikap garis kerasnya terhadap imigrasi dan identitas nasional, retorika Le Pen seringkali memicu ketakutan dan perpecahan. Politik anti imigran atau replacement conspiracy (konspirasi bohong: penggantian pribumi dengan imigran). Juga politik identitas yang digunakan untuk mengelabuihi solusi permasalahan kemasyarakatan dengan menyalahkan minoritas atas permasalahan yang sebenarnya. Â Partainya telah mengusulkan langkah-langkah seperti mengakhiri hak otomatis atas kewarganegaraan bagi anak-anak yang lahir dari orang tua keturunan asing di Perancis dan membatasi akses terhadap pelayanan sosial bagi warga negara non-Prancis. Terlepas dari posisi ekstrem tersebut, Le Pen berhasil menampilkan dirinya sebagai tokoh politik arus utama, dan memperoleh dukungan signifikan dalam pemilu baru-baru ini.
Pendirian Kylian Mbappe Melawan Ideologi Sayap Kanan
Kylian Mbappe, striker bintang tim sepak bola nasional Prancis, telah menggunakan platformnya untuk berbicara menentang kelompok sayap kanan. Mbappe, yang keluarganya berasal dari Aljazair dan Kamerun, mewakili nilai-nilai multikultural dan inklusivitas Perancis modern. Dalam pernyataannya baru-baru ini, ia mendesak para pemilih untuk menolak kebijakan Rally Nasional yang memecah belah, dan menekankan pentingnya persatuan dan keadilan sosial. Seruannya untuk mengambil tindakan ini diterima oleh banyak orang, terutama generasi muda yang semakin kecewa dengan politik tradisional.
Peran Kelompok Moderat dalam Melawan Ekstremisme
Politisi moderat dan tokoh masyarakat harus bersatu untuk mendorong pemerintahnya memberikan solusi nyata selama berkuasa dan melawan ancaman dan rongrongan media sosial yang dimanufaktur oleh kelompok sayap kanan. Hal ini tidak hanya melibatkan oposisi yang vokal namun juga partisipasi aktif dalam proses demokrasi untuk memastikan bahwa pandangan-pandangan ekstremis tidak mendapatkan pijakan di pemerintahan. Keputusan Macron untuk mengadakan pemilu sela, adalah keputusan nekat mengambil resiko yang tidak perlu, sehingga memberikan peluang bagi kelompok ekstrim untuk memobilisasi dan mencegah partai moderat meraih legitimasi yang lebih tinggi. Keputusan pemilu sela ini juga didukung oleh sayap kanan untuk menggulingkan kekuasaan partai moderat.
Untuk bertindak lebih cerdas, kaum moderat perlu:
1. Mengatasi Masalah Sosial-Ekonomi: Mengatasi akar penyebab ketidakpuasan masyarakat dengan mengatasi pengangguran, kesenjangan ekonomi, dan masalah kesejahteraan sosial.
2. Memobilisasi Pemilih: Mendorong tingkat partisipasi pemilih yang lebih tinggi, khususnya di kalangan pemuda dan komunitas yang terpinggirkan, untuk melawan basis terorganisir kelompok sayap kanan.
3. Mendorong Persatuan: Menumbuhkan narasi inklusivitas dan keadilan sosial, melawan retorika yang memecah-belah dari kelompok sayap kanan.
4. Menguasai sosial media untuk menetralisir disinformasi dan misinformasi ataupun radikalisme dan anti perpecahan masyarakat.
5. Memanfaatkan Tokoh Masyarakat: Memanfaatkan suara-suara berpengaruh seperti Kylian Mbappe untuk menginspirasi dan memobilisasi masyarakat melawan ekstremisme.
Keharusan Etis dan Politik
Sejarah perilaku Le Pen yang tidak etis dan nilai-nilai radikal semakin menggarisbawahi perlunya upaya terpadu untuk melawannya. Dia telah dikritik karena hubungan partainya dengan elemen rasis dan xenofobia, dan pernyataannya di masa lalu sering kali bersifat menghasut dan memecah belah. Pemerintahan yang dipengaruhi oleh ideologi ekstrem seperti itu dapat menimbulkan dampak buruk terhadap tatanan sosial Perancis dan posisi internasionalnya.
Kesimpulan
Ketika Perancis berada di persimpangan jalan, keterlibatan kekuatan moderat dalam pemilihan parlemen mendatang sangatlah penting. Tokoh masyarakat seperti Kylian Mbappe dapat menginspirasi dan memobilisasi pemilih untuk menolak agenda perpecahan sayap kanan. Dengan bersatu melawan ekstremisme, kelompok moderat dapat menjaga nilai-nilai demokrasi dan memastikan bahwa Prancis tetap menjadi mercusuar inklusivitas dan keadilan sosial. Situasi politik mungkin tidak menentu, namun komitmen terhadap tata kelola yang etis dan kohesi sosial harus tetap teguh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H