Stewart menjelaskan menurut perspektifnya, bahwa dia tidak melihat perbedaan ini sebagai bentuk sensor, tetapi sebagai bagian alami dari bekerja dengan entitas korporat. Dia mengakui keseimbangan antara kebebasan kreatif dan agenda korporat untuk melindungi kepentingannya. Meskipun ada konflik, Stewart tidak menyimpan dendam terhadap Apple, memahami bahwa dinamika seperti ini adalah bagian dari bekerja dengan konglomerat besar.
Pembatalan Acara, sebagai hasil dari ketidaksepahaman dalam memelintir integritas komika yang sudah punya nama tenar sendiri ini, menyebabkan keduanya setuju untuk membatalkan "The Problem With Jon Stewart" setelah memproduksi dua sesi. Stewart membahas akhir acaranya dalam wawancara podcast, menyebutkan bahwa ketidaksepakatan tentang arah konten berkontribusi pada keputusan ini.
Salah satu yang ikut memviralkan kasus pembungkaman komedi liberal adalah Cenk Uygur dari Media The Young Turks (TYT). Di acara ini lebih banyak mengungkap hypocritical dari semua perusahaan media dan bahkan channel berita TV, seperti CNN, NBC, yang jarang dibahas, lain dengan Fox yang semua media pasti setiap harinya memberitakan seberapa hipokritikalnya Fox. Pembahasan kemunafikan semua perusahaan platform media di AS hampir makan waktu sejam, Untuk diskusi pembahasan kasus ini dipandu oleh Cenk Uygur, Yasmin Khan, dan Trae Crowder. Mereka mengeksplorasi tantangan yang dihadapi Stewart dalam mencoba melaporkan kebenaran dan implikasi yang lebih luas terhadap kebebasan media dan pengaruh korporat. Percakapan ini menyoroti ketegangan antara pembuatan konten jujur dan navigasi agenda korporat.
Kesimpulan, Â Jon Stewart mengungkapkan keanehan bahwa Apple, yang merupakan perusahaan tempat dia bekerja, meraup keuntungan besar setiap tahunnya di tengah kesulitan ekonomi global. Stewart menyoroti bahwa Apple memanfaatkan harga produk yang tinggi, yang dianggap sebagai strategi bisnis yang tidak etis. Hal ini tercetus dalam acara yang berkolaborasi dengan ekonom Larry Summers. Dan ketegangan dimulai ketika Summers menyinggung ironi Stewart kerja di Apple. Keprihatinan eksekutif Apple akan dampak negatifnya menegosiasi pembatalan episode tersebut. Sehingga ada perbedaan tujuan antara Stewart, yang menginginkan konten yang jujur dan mendalam, dan Apple, yang ingin melindungi keuntungan yang maksimal. Kecuali Apple mau menurunkan harga jual produknya supaya menjadi perusahaan yang lebih bersahaja, dalam mitigasi damage control atas brand yang terkenal dengan atribut 'price gouging'. Kalau saja mau menerima koreksi sosial pasti akan lebih terkenal baik atau beretika?
Meskipun ada konflik, Stewart tidak menyimpan dendam terhadap Apple, karena semua perusahaan media juga melakukan hal yang sama. Kasus ini mendapat perhatian luas dan memicu diskusi tentang kebebasan media dan pengaruh korporat, termasuk dalam acara The Young Turks yang mengungkap semua pola perpisahan dari konsekuensi integritas dan kemanusiaan.