Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tren Khotbah Ilmiah tentang Tuhan a la Ilmuwan Dunia

26 Juni 2024   00:16 Diperbarui: 26 Juni 2024   03:29 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sobrehistoria.com

Ilmuwan terkenal seperti Laplace, Hume, dan Darwin kebanyakan tidak membutuhkan faktor Tuhan "Hipotesa Tuhan" untuk menjelaskan alam, bahwa alam semesta tidak memerlukan sebab lain, selain dirinya sendiri. Jika diberi kesempatan dan waktu yang cukup, makhluk hidup dapat muncul dan berkembang dengan sendirinya. Sejak kondisi kehidupan masih sangat sederhana dan alam semesta telah ada sejak dulu dan selama lamanya.

Asumsi-asumsi ini tidak terbantahkan hingga abad ke-20. Namun, terobosan dalam bidang astronomi, fisika, dan biologi mulai melemahkan materialisme.  Misalnya, teleskop mulai menantang para pendukung (salah satunya adalah Einstein) alam semesta dalam keadaan kondisi stabil. Semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa alam semesta, pada kenyataannya, tidak abadi, seperti yang telah lama diasumsikan oleh banyak ilmuwan. Jika alam semesta muncul pada suatu saat, pasti ada sebab di luar dirinya. Jelasnya, pasti ada sebab di luar ruang, waktu, materi, dan energi. 

Penemuan lainnya adalah betapa sempurnanya alam semesta. Hukum-hukum yang mengatur kosmos, seperti gravitasi, elektromagnetik, daya nuklir, dan konstanta kosmologis, dikalibrasi secara tepat sedemikian rupa sehingga memungkinkan adanya kehidupan. Tidak ada cara yang meyakinkan untuk menjelaskan "alam semesta Goldilocks" ini, yang "tepat" yang bisa saja terjadi sebaliknya, dalam pandangan dunia yang naturalistik. Seperti yang dikatakan oleh astronom Inggris dan mantan atheis Fred Hoyle, "Penafsiran akal sehat atas fakta-fakta menunjukkan bahwa satu kecerdasan super telah bermain-main dengan fisika..." 

Dan kemudian, ada penemuan yang sudah dijelajahi oleh Meyer dalam dua buku lainnya: Kaum materialis sudah lama berpikir bahwa teori Darwin adalah solusi jitu untuk melawan argumen desain. Namun Darwin tidak tahu apa-apa tentang DNA, struktur bagian dalam sel, atau peran penting informasi dalam keberadaan dan penyebaran kehidupan. 

Semakin banyak kita mempelajarinya, hipotesis "Tuhan tidak lagi diperlukan" ini semakin usang dan ketinggalan jaman. Sederhananya, Dawkins salah paham, karena setiap bagian dari alam semesta memiliki sifat-sifat yang berfungsi seperti design DNA yang diciptakan oleh Tuhan yang memikirkan kita ketika menciptakan alam semesta. 

Mengapa semua orang scientist yang otaknya teknis suka salah atau meremehkan sejauh kemampuan mereka berpikir, padahal sudah jelas mereka mengatakan super intellect atau satu kecerdasan super. Kemudian dengan naifnya mengatakan DNA kita dirancang dan tidak diciptakan? Karena konsep berpikir mereka seperti juga Stephen Meyer bahwa manusia merancang dengan detail dan penuh teknikalitas rumit dan sering gagal. Karena mereka semua manusia yang selalu berusaha dengan susah payah mendesain segalanya dengan kerumitan tingkat tinggi dan gagal terus. Sedangkan Tuhan tidak menciptakan produk gagal, tidak perlu quality control dan tidak perlu risk management. Semuanya diciptakan dengan tingkat kecerdasan yang kita tidak pernah berani bayangkan, semuanya luar biasa.  

Seperti yang ditunjukkan dalam buku Meyer, asumsi ini merupakan keyakinan awal dari banyak orang yang meluncurkan dan mendorong revolusi ilmiah. 

Ini adalah titik dimulainya ada keyakinan yang makin menebal di kalangan ilmuwan, memang awalnya dimulainya dari adanya ilmuwan takabur dan sok pintar dengan mempertanyakan bahkan menyangsikan hukum alam atau hukum Tuhan. Kemudian mereka mulai mengagumi kekuatan kecerdasan yang tiada tara dan sekarang sudah mulai mengakui "rancangan dari langit" yang mereka coba coba mereka reka dalam abstraksi kekaguman pada hukum alam, sampai bentuk kehidupan yang terlihat di bawah mikroskop. Meyer mengatakan bahwa semua "Bukti ilmiahnya mendukung hipotesis Tuhan."  Hipotesa ini dikatakan dalam forum ilmiah, karena kalau faith atau iman akan Tuhan dikhawatirkan akan dikatakan tidak obyektif, maklum ilmuwan.

Tiga Penemuan Ilmiah yang Menyarankan Tuhan Menciptakan Alam Semesta, atau judul ilmiahnya "3 Major Scientific Discoveries In The Past Century That Point to God" ditulis oleh seorang filsuf lulusan Cambridge, Stephen Meyer, berpendapat yang ditulis dalam bukunya, "The Return of the God Hypothesis," bahwa tiga penemuan ilmiah besar dari abad yang lalu menunjukkan keberadaan Tuhan transenden yang menciptakan alam semesta. Berikut adalah eksplorasi rinci dari penemuan-penemuan tersebut dan implikasinya:

1. Awal Mula Alam Semesta

Teori Big Bang:

Poin pertama Meyer adalah konsensus ilmiah bahwa alam semesta mempunyai permulaan yang pasti, sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu, yang dikenal sebagai Big Bang. Hal ini bertentangan dengan keyakinan sebelumnya bahwa alam semesta itu kekal dan tidak berubah. Karya Edwin Hubble dan Georges Lematre, yang menunjukkan bahwa galaksi menjauh dari kita, mendukung gagasan ini. Pergeseran merah yang diamati pada cahaya dari galaksi-galaksi jauh menunjukkan bahwa alam semesta mengembang dari satu titik asal.

Konversi Einstein:

Albert Einstein awalnya mendukung teori keadaan tetap (steady-state theory) yang menyatakan bahwa alam semesta tidak memiliki awal dan akhir. Namun, setelah melihat bukti Hubble, Einstein mengakui adanya permulaan kosmik, dan menyebut penolakannya terhadap gagasan ini sebagai kesalahan terbesar dalam kariernya. Pengakuan ini selaras dengan konsep alam semesta yang diciptakan, sebagaimana dijelaskan dalam berbagai tradisi teistik.

Keselarasan dengan Pandangan Teistik:

Penemuan bahwa alam semesta mempunyai permulaan mendukung gagasan adanya peristiwa penciptaan, serupa dengan deskripsi dalam teks-teks agama. Misalnya, Arno Penzias, seorang peraih Nobel, berpendapat bahwa Big Bang cocok dengan narasi alam semesta yang diciptakan.

2. Penyempurnaan Alam Semesta

Alam Semesta Goldilocks: Argumen kedua berkisar pada kondisi alam semesta yang sebenarnya, yang sering disebut sebagai "alam semesta Goldilocks". Konstanta dan hukum fisika mendasar, seperti kekuatan gravitasi dan elektromagnetisme, telah disesuaikan agar kehidupan tetap ada. Perubahan kecil apa pun pada konstanta ini akan menyebabkan alam semesta mati.

Dukungan Ilmiah: Banyak ilmuwan mengakui penyesuaian ini sebagai indikasi desain. Astronom Inggris dan mantan atheis Fred Hoyle mengatakan bahwa "kecerdasan super telah bermain-main dengan fisika", yang mencerminkan sentimen bahwa kondisi alam semesta yang tepat bukanlah suatu kebetulan melainkan disengaja.

Implikasi Teologis: Penyesuaian ini menunjukkan adanya tujuan penciptaan, seolah-olah alam semesta dirancang untuk mendukung kehidupan. Hal ini sejalan dengan pandangan teistik seorang pencipta yang merekayasa kosmos dengan niat dan kecerdasan.

3. Kompleksitas DNA

Kode Digital dalam DNA: Poin utama ketiga Meyer berfokus pada penemuan-penemuan di bidang biologi molekuler, khususnya struktur DNA. Heliks ganda, ditemukan oleh James Watson dan Francis Crick pada tahun 1953, berfungsi seperti kode perangkat lunak yang kompleks. Urutan nukleotida dalam DNA menyerupai bahasa tertulis atau sistem informasi digital, sehingga menunjukkan adanya sumber yang cerdas.

Tidak Dapat Dijelaskan oleh Penyebab Alami: Meskipun terdapat banyak teori, asal usul informasi kompleks dalam DNA masih belum dapat dijelaskan oleh proses naturalistik. Banyak ilmuwan berpendapat bahwa pengkodean yang rumit hanya dapat muncul dari perancang yang cerdas, karena sistem informasi yang kompleks biasanya dihasilkan dari aktivitas yang disengaja dan disadari.

Dukungan Ilmiah dan Filsafat: Henry Quaster, seorang dokter dan ahli radiologi terkemuka, menyatakan bahwa "informasi biasanya muncul dari aktivitas yang dilakukan secara sadar". Hal ini mendukung pandangan bahwa kandungan informasi DNA menunjukkan adanya tujuan penciptaan oleh makhluk cerdas.

Kesimpulan sementara, "Hipotesis Kembalinya Tuhan" karya Stephen Meyer menyajikan argumen kuat bahwa penemuan ilmiah penting mendukung keberadaan pencipta. Awal mula alam semesta, penyesuaian konstanta fisik, dan informasi kompleks yang dikodekan dalam DNA, semuanya menunjukkan bahwa alam semesta bukanlah produk kebetulan, melainkan hasil rancangan cerdas. Penemuan-penemuan ini menantang pandangan materialistis dan atheis yang dianut oleh beberapa ilmuwan dan menunjukkan bahwa hipotesis Tuhan adalah penjelasan yang masuk akal mengenai asal usul dan sifat alam semesta.

Dengan mengevaluasi kembali pencapaian ilmiah ini, Meyer berargumentasi bahwa semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa alam semesta diciptakan dengan tujuan dan niat, sejalan dengan keyakinan teistik yang telah bertahan selama ribuan tahun.

Ayo kita lihat apa fakta Ilmiah yang pernah secara sengaja ditulis dalam Alkitab pada lebih dari 2000 tahun, sebelum adanya berbagai penemuan Ilmiah yang membuktikannya. Kita bisa menemukan semua bukti ilmiah dari Alkitab yang berisi banyak referensi mengenai fakta-fakta ilmiah, yang kemudian baru dikonfirmasi melalui penyelidikan ilmiah berabad-abad kemudian. Contoh-contoh ini menunjukkan adanya ilham ilahi atau tingkat pengetahuan yang luar biasa di antara para penulisnya. 

Di bawah ini beberapa contoh fakta tersebut, disajikan dalam urutan kronologis penemuan ilmiahnya:

Bentuk Bumi. Referensi Alkitab: Yesaya 40:22 menyatakan, "Dia duduk bertahta di atas lingkaran bumi."

   - Konfirmasi Ilmiah: Konsep Bumi bulat dikemukakan oleh filsuf Yunani seperti Pythagoras (abad ke-6 SM) dan kemudian dikonfirmasi melalui eksplorasi dan observasi ilmiah. Akan tetapi, uraian Yesaya sudah ada sebelum pengakuan ini.

Bumi Menggantung di Luar Angkasa. Referensi Alkitab: Ayub 26:7 mengatakan, "Dia membentangkan langit utara di angkasa; dia menggantungkan bumi tanpa alasan."

   - Konfirmasi Ilmiah: Pemahaman bahwa Bumi mengapung di ruang angkasa, tidak didukung oleh benda fisik apa pun, diterima secara luas pada abad ke-18 melalui teori fisikawan Newton.

Bintang yang tak terhitung jumlahnya. Referensi Alkitab: Yeremia 33:22 mencatat, "Keturunan Daud akan Kubuat tak terhitung banyaknya seperti bintang di langit."

   - Konfirmasi Ilmiah: Astronomi modern, khususnya melalui karya Edwin Hubble pada abad ke-20, mengungkapkan bahwa jumlah bintang memang tidak terhitung jumlahnya, jauh lebih banyak daripada yang terlihat dengan mata telanjang pada zaman dahulu.

Jalur dan kecepatan Perjalanan yang Ringan. Referensi Alkitab: Ayub 38:19-20 menyebutkan, "Bagaimana jalan menuju tempat tinggal terang? Dan di manakah letak kegelapan?"

   - Konfirmasi Ilmiah: Kecepatan cahaya yang terbatas pertama kali ditunjukkan oleh Ole Rmer pada tahun 1676. Referensi puitis Alkitab sejalan dengan pemahaman bahwa cahaya memiliki jalur dan kecepatan.

Udara Memiliki massa Berat. Referensi Alkitab: Ayub 28:25 menyatakan, "Untuk menentukan beban angin, dan membagi air dengan takaran."

   - Konfirmasi Ilmiah: Eksperimen Galileo pada awal abad ke-17 membuktikan bahwa udara memiliki berat, sehingga mendorong berkembangnya ilmu barometrik.

Siklus Hidrologi. Referensi Alkitab: Pengkhotbah 1:7 dan Yesaya 55:10 menggambarkan siklus air, termasuk penguapan dan hujan.

   - Konfirmasi Ilmiah: Pemahaman penuh tentang siklus air muncul pada abad ke-17 melalui karya ilmuwan seperti Pierre Perrault dan Edme Mariotte.

Arus Laut. Referensi Alkitab: Mazmur 8:8 berbicara tentang "jalur lautan".

   - Konfirmasi Ilmiah: Matthew Maury, yang dikenal sebagai bapak oseanografi, mengkonfirmasi dan memetakan arus laut pada abad ke-19, terinspirasi oleh referensi alkitab ini.

Pentingnya Mencuci Tangan. Referensi Alkitab: Bilangan 19:11-12 menekankan pencucian setelah kontak dengan orang mati.

   - Konfirmasi Ilmiah: Ignaz Semmelweis pada abad ke-19 menunjukkan bahwa mencuci tangan secara signifikan mengurangi penyebaran penyakit.

Pembuangan Limbah yang Benar. Referensi Alkitab: Ulangan 23:12-13 memerintahkan pembuangan sampah jauh dari tempat tinggal.

   - Konfirmasi Ilmiah: Praktik sanitasi modern, yang dikembangkan pada abad ke-19 dan ke-20, menyoroti pentingnya pengelolaan limbah yang tepat bagi kesehatan masyarakat.

Hubungan Antara Gizi dan Kesehatan. Referensi Alkitab: Hukum makanan Leviticus and Deuteronomy meningkatkan pola hidup sehat dan kesejahteraan untuk awet muda.

    - Konfirmasi Ilmiah: Ilmu gizi modern menegaskan hubungan antara pola makan dan kesehatan, dengan mengakui manfaat praktik pola makan tertentu yang alkitabiah.

Sunatan pada Hari Kedelapan. Referensi Alkitab: Imamat 12:3 menganjurkan sunat pada hari ke 8 karena saat itu produksi vitamin K pada puncaknya mencegah pendarahan dengan pemampatan darah.

    - Konfirmasi Ilmiah: Pengobatan modern memahami bahwa faktor pembekuan darah optimal pada bayi baru lahir pada hari kedelapan, mendukung praktik ini.

Kesehatan Emosional dan Kesejahteraan Fisik. Referensi Alkitab: Amsal 17:22 mengatakan, "Hati yang gembira adalah obat yang manjur."

    - Konfirmasi Ilmiah: Psikologi dan kedokteran modern mengakui hubungan antara kesehatan mental dan fisik.

Gravitasi. Referensi Alkitab: Ayub 38:31-33 membahas tentang berdirinya langit dan bumi.

    - Konfirmasi Ilmiah: Hukum gravitasi universal Newton pada abad ke-17 menggambarkan gaya gravitasi yang mengatur pergerakan planet, selaras dengan deskripsi alkitabiah tentang stabilitas bumi di ruang angkasa.

Hukum Sanitasi. Referensi Alkitab: Imamat dan Ulangan berisi hukum rinci tentang kebersihan.

    - Konfirmasi Ilmiah: Praktik kebersihan modern dan langkah-langkah kesehatan masyarakat mencerminkan pemahaman tingkat lanjut tentang sanitasi dalam teks-teks kuno ini.

Konservasi Massa dan Energi. Referensi Alkitab: Pengkhotbah 1:9 menyatakan bahwa "tidak ada sesuatu pun yang baru di bawah matahari."

    - Konfirmasi Ilmiah: Hukum kekekalan massa dan energi, yang dirumuskan pada abad ke-18 dan ke-19, sejalan dengan prinsip ini, yang menunjukkan bahwa energi dan materi tidak diciptakan atau dimusnahkan dalam sistem tertutup.

Genetika dan Keturunan. Referensi Alkitab: Kejadian 30 menggambarkan pembiakan ternak Yakub secara selektif.

    - Konfirmasi Ilmiah: Prinsip-prinsip genetika, yang ditetapkan oleh Gregor Mendel pada abad ke-19, menegaskan pemahaman alkitabiah tentang sifat-sifat keturunan.

Kesimpulan kedua, berbagai contoh di atas menunjukkan bahwa Alkitab memuat banyak referensi mengenai fakta ilmiah yang baru ditemukan dan dikonfirmasi melalui sains modern berabad-abad kemudian. Keselarasan yang luar biasa ini menunjukkan pemahaman yang mendalam atau wawasan ilahi, memberikan bukti yang meyakinkan bagi mereka yang melihat Alkitab sebagai sumber pengetahuan spiritual dan ilmiah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun