Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pemain Spot Trading Paksa Turun Harga BBM & Untung Triliunan

8 Juni 2024   07:07 Diperbarui: 11 Juni 2024   21:29 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden Amerika Serikat mempunyai pekerjaan berisiko tinggi yang membuatnya selalu waspada. Perang dan bencana alam membuat dia sering naik pesawat, bepergian ke daerah yang jauh untuk bernegosiasi dengan para pemimpin lokal. Dengan akses terhadap informasi intelijen terbaik yang kita semua tidak mungkin bisa membelinya dengan uang, ia menghabiskan waktu berjam-jam menganalisa data dan membaca grafik, terutama menjelang pemilu bulan November. Presiden Amerika dan trader pemain spot, future, dan option price minyak yang suka gambling on line memiliki lebih banyak kesamaan daripada yang diperkirakan. Biden juga membaca harga minyak dunia menggunakan semua data intelijen yang ada di tangannya.

Input sumber gambar: factandhistory.com
Input sumber gambar: factandhistory.com

Andaikan saja bisa mengungkapnya secara hyperbola, Joe Biden sepertinya  memiliki bakat dalam membaca kurva grafik perdagangan minyak dunia dan mampu membuat prediksi trend kenaikannya dan bahkan bisa mempermainkan harga minyak atau cara mengerem laju kenaikan harga minyak dunia. Dua tahun lalu, pemerintahannya memulai aksi jual terbesar yang pernah dilakukan terhadap Cadangan Minyak Strategis Amerika (SPR), sebuah gudang darurat minyak mentah, untuk melawan lonjakan harga yang disebabkan oleh perang Rusia di Ukraina. Para pengamat pada awalnya mulai khawatir akan berkurangnya stok dan potensi guncangan lain pada sistem. Namun apa yang diketahui para analis harga minyak tidak sebanding dengan semua data semua cadangan minyak dan dollar yang bisa dimainkannya dalam jumlah yang fantastis. Dan sejauh ini, Biden telah berhasil mengatasi tantangan tersebut, bahkan bisa ikut mempermainkannya. Dan setelah misi menormalkan harga minyak sampai titik yang dia kehendaki, maka distabilkannya pula harga tersebut dalam periode yang cukup lama, sampai sekarang. Setelah proyek normalisasi harga minyak ini berhasil, Biden sekarang mulai mengisi ulang semua tanki  cadangan minyak dikala perang, sampai perang pun direncanakan harus menyediakan sejumlah cadangan minyak, untuk 3 bulan atau 90 hari. Maksimum cadangan ini sudah tercapai rupanya sejak 21/7/2023 dalam jumlah 346.8 million barrels of crude oil, bandingkan dengan tahun 2019 di akhir periode Trump dengan tingkat konsumsi harian yang mencapai 20.54 million barrels per hari SPR akan habis selama 17 hari saja. Atau kalau dalam keadaan normal tidak ada perang, dengan import tetap mengalir  9.141 juta barrels per hari maka SPR akan habis kira kira 35 hari. Jadi, sejak Juli 2023, kalau dipompa secara maksimal maka bisa keluar 4.4 juta barrels per hari dalam jangka 90 hari. Meskipun inflasi dan konflik menandai masa kepresidenannya, harga bahan bakar dalam negeri bisa dikontrol Biden menjadi relatif stabil, dan produksi minyak Amerika tetap kuat.

Input sumber gambar: worldometer.com
Input sumber gambar: worldometer.com

Mematahkan Pengaruh OPEC. Selama enam dekade, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap politik Amerika. Manuver strategis Presiden Biden di pasar minyak telah mengurangi pengaruh ini. Belum lagi berbagai strategi renewable energy yang dipromosikan bahkan dijanjikan dengan subsidi besar besaran, mengingat bencana alam yang bertubi tubi karena global warming, juga mempertimbangkan ketergantungan pada korporasi perminyakan yang cenderung cartelistik dan monopolistik. Biden sebagai presiden tidak mau harga minyak negaranya mudah di kacau oleh OPEC bersama dengan Gazprom Rusia. Ini semua diusahakan untuk meminimalisasi risiko perekonomian yang sukar dikontrol, termasuk usahanya untuk memaksa semua ladang minyak dioptimalkan produksinya dan dilarang keras untuk ditelantarkan atau akan disita konsesinya. Semua cara dan opsi diusahakan untuk mencapai kemajuan dan menurut Biden kebijakan dalam memproduksi minyak harus menuju pada transisi energi ramah lingkungan.

Input sumber gambar: US Dept of Energy
Input sumber gambar: US Dept of Energy

Pemerintahan Biden secara metodis mengisi kembali SPR ketika harga minyak turun pada kuartal keempat, membeli minyak mentah dengan harga yang menempatkan Biden sebagai pedagang minyak yang cerdas. Tangki tangki SPR, merupakan tangki simpanan darurat minyak mentah terbesar di dunia. Sejarahnya, mulai dibentuk pada tahun 1975 setelah embargo minyak Arab menyebabkan lonjakan harga minyak mentah dan bensin, sehingga merusak perekonomian. Pada tahun 2022, sebagai respons terhadap lonjakan harga lainnya setelah invasi Rusia ke Ukraina, Presiden Biden memerintahkan pelepasan 180 juta barel dari SPR untuk menstabilkan pasar. Tindakan ini menyebabkan harga minyak mentah Nymex WTI turun dari $100 per barel menjadi di bawah $80. Strategi ini juga membantu menurunkan harga bensin di SPBU selama periode puncak inflasi pada Juli 2022.

Sumber gambar: EIA
Sumber gambar: EIA

Pengisian ulang dengan hati-hati, Departemen Energi menyatakan bahwa analisis menunjukkan rilis SPR pada tahun 2022, bersama dengan rilis internasional yang terkoordinasi, menurunkan harga bensin hingga 40 sen per galon. Pada bulan Oktober 2023, harga WTI mencapai puncaknya pada $95 tetapi turun selama dua bulan berikutnya karena melambatnya permintaan. Ketika harga turun di bawah $80 per barel, pemerintah mulai perlahan-lahan mengisi kembali stok SPR.

Baru-baru ini, pemerintah telah membeli kembali lebih dari 20 juta barel minyak mentah yang diproduksi di dalam negeri dengan harga rata-rata $76,12, dengan rencana pembelian lebih lanjut. Namun, keberhasilan Biden sebagai tukang dagang minyak tetap disangsikan oleh para ahli. Mereka mengatakan. bahwa  semua tergantung pada harga minyak mentah dalam jangka panjang dan lanskap politik, yang dapat berubah pada pemilihan presiden berikutnya. Benarkah? Kalau bulan November ini Trump yang menang maka sebagai pemain trading yang profesional, tentunya dia akan pensiun dengan sendirinya. Mana mungkin masih disangsikan. Realistisnya pemilu Amerika akan terjadi 5 bulan lagi, dan selama Biden masih mau memenangkan pemilu, maka kontrol cengkeraman pada harga trading minyak dipastikan akan selalu at real time.

Biden sebagai presiden sekaligus pemain trading Minyak kaliber dunia yang juga memiliki cadangan SPR terbesar di dunia, pada tahun 2022, menjual minyak dengan harga rata-rata $95 per barel (sell high) dan kemudian telah membeli kembali dengan harga $76,12 (buy low), menunjukkan kepiawaian trading skillnya. Dan pemulihan penuh normalisasi harga minyak yang stabil di Amerika saat ini menjadi model menjaga stabilitas harga minyak di masa depan. Sehingga pada akhirnya akan sangat dapat digunakan untuk mengulangi keberhasilan strategi ini sekali kali dibutuhkan. Saat ini, harga minyak berfluktuasi, yang dapat digunakan oleh Amerika untuk terus mendapatkan kesempatan terus menguntungkan untuk dimainkan.

Menimbang tantangan dan strategi di masa depan pastinya akan berdasarkan pada keberhasilan ini. Pelepasan minyak dari SPR yang belum pernah terjadi sebelum tahun 2022 oleh pemerintahan Biden mengubah Gedung Putih menjadi pemain kunci dalam pasar minyak mentah yang bergejolak. Pelepasan ini membantu mengekang melonjaknya harga minyak dan menghasilkan miliaran dolar ke kas Departemen Energi. Sejak itu, para pejabat telah diberikan kewenangan dalam membeli dan menjual kembali minyak dengan harga yang menguntungkan. Departemen Energi setengah tahun ini telah memperoleh sekitar 13,8 juta barel minyak mentah, menandakan akan adanya pembelian yang lebih agresif pada tahun 2024. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun