Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Film

Gerak Pro Demokrasi Tom Hanks, Aktor Saving Private Ryan

8 Juni 2024   02:57 Diperbarui: 9 Juni 2024   01:57 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tom Hanks menyampaikan nasihat tegas kepada para pemimpin dunia pada upacara peringatan 80 tahun D-Day, pada  hari Kamis siang kemarin 6/6/2024. Dan Tom Hanks mengakui adanya kekhawatiran akan kemungkinan menangnya Donald Trump pada pemilu Amerika di bulan November 2024, tanpa mencoba menyebutkan nama mantan presiden tersebut ketika dia ditanya tentang aksi kriminal Trump dalam pemilu 2020 yang terbukti di pengadilan Manhattan. 

Aktor papan atas Hollywood yang terkenal karena karyanya bersama dengan Steven Spielberg di film Perang Dunia II Saving Private Ryan (SPR), mengatakan bahwa D-Day dan peristiwa perang tersebut merupakan peristiwa yang tidak boleh dibiarkan diulang kembali oleh dunia, maksudnya Putin . Sang bintang bertemu kembali dengan Spielberg, bersama beberapa pemimpin dunia negara-negara Sekutu, di Perancis untuk upacara tersebut, yang menandai tahun ke-80 sejak Pertempuran Normandia.

Dia mengkhawatirkan demokrasi di negaranya, Amerika, jika Trump memenangkan pemilu 2024. Dalam hal komitmennya terhadap demokrasi dan kebebasan dan segala hal yang diperjuangkan orang-orang ini, jika ada Trump yang lain, menurut aktor "Saving Private Ryan" dalam sebuah wawancara di Normandy American Cemetery, atau taman makam pahlawan Amerika di Normandia Perancis. 

Ia memperingatkan semua media yang salah mengutip atau membesar-besarkan atau terus-menerus meliput para diktator, fasis, otoriter, dan pemimpin korup lainnya, agar tidak meliput semua apa adanya, harus ada koreksi atas kode-kode radikal, konspirasi atau propaganda bohong lainnya. 

Dia meminta supaya semua jurnalis sama-sama terus melanjutkan berjuang memberikan kisah yang inspiratif. Semua harus berusaha jangan sampai hal itu terjadi lagi. Bukankah itu aneh? Sekarang ini rasanya seperti semua hanya bisa maju selangkah, mundur beberapa langkah. Mengapa tidak terus maju saja, supaya nantinya kita semua akan sampai pada masa depan yang lebih ideal buat semua tanpa membeda bedakan.

Aktor tersebut menghadiri peringatan 80 tahun D-Day dan juga sengaja untuk mendengarkan pidato presidennya. Mengutip pidato Presidennya, ia memperingatkan bahwa demokrasi di dunia akan "lebih berisiko gagal satu persatu di seluruh dunia dibandingkan satu titik negara dimanapun berada" sejak berakhirnya Perang Dunia II.  Biden mengkhawatirkan risiko jangka pendek, yang dalam jangka panjang akan lebih sukar dikembalikan. Dari apa saja yang terjadi saat ini, yang jelas demokrasi selalu mengalami naik turun, bahkan kadang sangat memprihatinkan. 

Hanks, seorang ahli sejarah yang menggambarkan dirinya sebagai "sejarawan awam", menunjuk pada pembukaan Konstitusi yang dimulai dengan, "Kami rakyat Amerika Serikat, secara teratur membentuk persatuan yang lebih sempurna." Perjalanan menuju persatuan yang lebih sempurna bisa saja ada salah langkahnya. Semua kemunduran ini bisa dikatalogkan seperti yang diketahui bersama oleh siapapun, apalagi oleh para jurnalis profesional, karena dia yang hanya seorang pembuat film dan pembaca buku bisa. 

Dia melanjutkan, "Namun, dalam jangka panjang, kami ingin membuat kemajuan, jelas berkontribusi pada persatuan yang lebih sempurna." Aktor tersebut, yang pernah mengatakan kemenangan Trump dalam pemilu tahun 2016 akan menjadi "hari penuh kekelaman" dalam meyakinkan masyarakat Amerika. 

Meski banyak sekali yang abai, dan mengatakan bahwa semuanya "akan baik-baik saja" setelah kemenangan Biden. Ini dimaksud untuk mewujudkan untuk sama sama membangun dalam menciptakan "persatuan yang sempurna". "Hal ini terjadi karena, bukan karena narasi seseorang tentang siapa yang benar dan siapa yang menjadi korban atau propaganda hoax negara lain, bukan. Hal ini muncul dari perpaduan perlahan antara kebenaran dengan kehidupan nyata nyata di dunia yang kita jalani, selama ini" katanya. Itu semua juga tergantung pada perbuatan dalam skala lingkup kecil yang baik kepada tetangga terdekat kita. Maksudnya dalam membumikan konsep didaerah atau tema localized  yang lagi populer, termasuk dengan pedagang lokal di mana saja. Dan akan selalu meyakini bahwa Amerika dan masyarakat Barat yang telah menganut sistem demokrasi yang kurang lebih sama, mau tidak mau harus mengambil jalan yang telah teruji benar selama ini.

Ini didapat dari mengutip semua tayangan TV lokal maupun internasional seperti dalam salah satu acara liputan Christiane Amanpour di CNN TV atau ABC news, yang sangat membutuhkan konten beritanya, dan berharap mendapat rating tinggi. Sedangkan di stasiun TV yang menganut kultus individu dalam ruang echo chamber atau bubblenya membuat spinning atau mengubah narasi menjadi demokrasi itu jahat dan merugikan para radikal tidak meliput secara inspiratif, tetapi dicari kesalahan dan dicari cari bagaimana kalau begini dan begitu atau whataboutism. 

Menurut Tom Hanks, kita tidak perlu menyebut atau membesar besarkan akal busuk yang mau menghancurkan demokrasi yang sedang dinikmati keindahannya. Hanya saja kalau mau menyebut kantor berita yang hobinya berhubungan dengan kultus individu bisa disebutkan adalah seperti Fox news, Newsmax dan OAN, One America News. Mereka semua senang membuat konten yang membalik berita bahkan mencemarkan beberapa perusahaan dan individu yang dapat menghitung kerugian secara material dan sudah beberapa kali harus membayar denda miliaran dollar. Mungkin karena sudah dihitung, kalau beritanya merugikan orang, tetapi menarik penonton dan pengiklan yang menghasilkan lebih dari tuntutan pengadilan kenapa tidak terus saja, menurut kalkulasi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun