Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Politik

Biden Mendamaikan Gaza dengan Ancaman dan Paksaan

1 Juni 2024   08:27 Diperbarui: 5 Juni 2024   08:35 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini adalah laporan dari hasil pidato presiden AS Joe Biden pada siang tadi 31/5/24.  President Biden berpidato yang disiarkan pada seluruh stasiun TV di AS. Dalam pernyataanya Biden mengatakan sudah selesai menyusun usulan gencatan senjata 3 fase bersama Israel dan sudah ditawarkan kepada Hamas melalui perunding Qatar. Pernyataan Biden ini sebagai bentuk keprihatinan dari perang Gaza yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan krisis kemanusiaan. Rencana tiga fase atau bagian ini pada akhirnya akan mengarah pada gencatan senjata permanen di wilayah tersebut jalur Gaza, serta pembebasan seluruh sandera yang telah ditahan sandera dan pembebasan tahanan Palestina, dan rekonstruksi Gaza. selama delapan bulan terakhir. 

Diumumkan pada hari ini dari Gedung Putih, dalam pidatonya Biden mengatakan usulan tersebut berhasil disepakati setelah diplomasi intensif dilakukan oleh timnya, yang dipimpin oleh Anthony Blinken. Hari ini juga Qatar akan menyampaikan rencana tersebut kepada Hamas. Qatar adalah salah satu mediator utama dalam negosiasi Israel-Hamas.

Pengumuman Biden ini penting untuk menenangkan semua demo di seluruh kampus di Amerika, ditambah juga untuk memberikan harapan kepada semua anggota Partai Demokrat yang menentang keras atas kesewenangan Netanyahu, PM Israel yang tidak pernah menunjukkan kerjasama untuk menghentikan perang atau menikmati politik peperangan dengan Hamas, yang dia percaya akan menyenangkan golongan keras terutama ketika pemilihan umum sedang berlangsung. Di Dalam kabinet Netanyahu juga sudah mulai pecah, karena ucapan Netanyahu yang keterlaluan yaitu minta ditunjukkan kalau rakyat Israel memilih dia membebaskan para korban penculikan Hamas. Memang perpisahan ini juga karena Biden mencoba berbagai cara termasuk langsung menekan Netanyahu dari dalam kabinetnya sendiri. Netanyahu sudah membuat politik di Amerika kacau atau pecah gara gara kebrutalannya dan ketidak mauan mendengarkan saran perdamaian dari team Biden yang setiap hari memberi masukan untuk segera mengupayakan pembebasan warga Amerika yang ikut diculik Hamas.

Mahasiswa dan sebagian masyarakat Amerika telah berdemonstrasi di seluruh negeri, termasuk mahasiswa yang mendirikan perkemahan di kampus sekian bulan lalu. Dan anggota pemerintahan Biden juga telah berhenti dari pekerjaannya sebagai protes atas kebijakan AS terhadap Israel, atau membandelnya Netanyahu mengikuti saran damai mereka.  Bahkan sudah banyak petinggi partai, pemerintahan, senat dan kongres dari partai Demokrat yang meminta Netanyahu mundur demi menghilangkan batu sandungan untuk segera mempercepat perdamaian Gaza. 

Tahap pertama dari rencana tersebut akan dimulai dengan gencatan senjata penuh dan menyeluruh selama enam minggu, termasuk penarikan pasukan Israel dari wilayah berpenduduk Gaza, dan pembebasan perempuan dan anak-anak yang disandera, kata Biden dalam pengumuman yang tiba tiba ini, karena Biden mengakui sangat susah meyakinkan ataupun mengancam Netanyahu untuk mendengarkan saran damai. Lebih lanjut untuk dapat tercapainya dan dijaganya tahap awal perundingan perdamaian ini juga mencakup gelombang bantuan kemanusiaan, dengan 600 truk membawa bantuan ke Gaza setiap hari. Dengan banyaknya truk bantuan kemanusiaan dapat membuat enggan pasukan IDF dalam menyerang para relawan Amerika dan internasional lainnya, sebagai human shield.

Biden mengatakan, pada tahap pertama, Israel dan Hamas akan merundingkan gencatan senjata permanen dan mengakui bahwa mungkin ada rintangan besar, diantaranya Netanyahu sendiri yang malas berkomitmen untuk ikut menyelenggarakan perdamaian kalau tidak dipaksa Amerika. Seperti kata Biden "Secara jujur saja, ada beberapa hal yang harus dinegosiasikan untuk berpindah dari fase satu ke fase dua," ujarnya.

Presiden mengatakan bahwa tahap kedua tidak akan dimulai sampai semua kesepakatan tercapai. Tahap kedua akan melibatkan pembebasan semua sandera sebagai ungkapan yang lebih menjamin dalam negosiasi ketimbang menyebutnya sebagai korban penculikan yang masih hidup dengan imbalan warga Palestina yang tertangkap dalam perang gerilya dan dipenjara di Israel.

Fase terakhir adalah dimulainya rencana rekonstruksi besar-besaran di Gaza dan pengembalian jenazah para sandera ke keluarga mereka. Kata Biden "Saya telah mendesak para pemimpin di Israel untuk mendukung kesepakatan ini, terlepas dari tekanan [politik] apapun yang datang,"  Biden pun tidak tinggal diam dalam urusan internal kabinet Netanyahu, karena sangat sukar meyakinkannya, sehingga upaya mendekati anggota kabinet secara individual dan meminta mereka ikut memainkan peran aktif dalam memojokkan Netanyahu, sehingga dia mau menyetujui untuk mencari formula damai ini.

Meskipun para pejabat Israel tidak mengomentari persyaratan spesifik yang digariskan oleh Biden untuk menjaga kenetralan mereka, sebuah pernyataan dari kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa dia telah memberi wewenang kepada tim perundingan pemerintah untuk "menyajikan garis besar" yang mencakup "kembalinya semua korban penculikan" dan untuk menunjukkan afiliasi dengan golongan kanan Netanyahu juga menyusupkan klausa mengupayakan "pemusnahan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas."

Netanyahu, bahkan mendapat tekanan kuat dari keluarga para sandera yang telah berulang kali meminta dia mengupayakan pembebasan ketimbang peperangan yang akan malah berakibat terbunuhnya para sandera. KArena janjinya Netanyahu untuk tidak mengakhiri perang sampai Hamas hancur, mendapat tekanan kuat dari keluarga para sandera, supaya dia menarik janji itu. Banyak di antara keluarga sandera yang sudah melihat fakta bahwa pemerintah Israel tidak peduli atau tidak bekerja cukup keras untuk negosiasi dalam membebaskan dan membawa pulang orang-orang yang mereka cintai.

Sebagai tanggapan positif, Hamas mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa kelompok tersebut "memandang secara positif apa yang termasuk dalam pidato Presiden AS Joe Biden hari ini." Hamas juga mengatakan bahwa mereka hanya akan menangani proposal jika hal tersebut didasarkan pada gencatan senjata permanen dan penarikan penuh Israel dari Gaza, serta ketentuan lainnya. Ini semua diakomodir oleh Presiden Biden dalam mewakili Israel dalam negosiasi pada tahap setelah gencatan senjata terwujud. Bahkan keterangan Hamas pada hari Jumat ini menggemakan pernyataan dari hari sebelumnya di mana kelompok tersebut menegaskan bahwa jika Israel menghentikan perangnya di Gaza, mereka akan siap "untuk mencapai kesepakatan lengkap yang mencakup kesepakatan pertukaran yang komprehensif."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun