Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Film

"Dipaksa" Jennifer Lopez Nonton Film Barunya Atlas

26 Mei 2024   03:04 Diperbarui: 27 Mei 2024   03:23 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ternyata di film ini diselipkan pesan sponsor bahwa "AI menjadi satu-satunya harapan untuk survive di jaman AI seperti sekarang ini". Rating secara ringkas, meskipun Jennifer Lopez memberikan penampilan terbaiknya, skrip film gagal menghadirkan tontonan fiksi ilmiah yang spektakuler seperti yang kita semua harapkan dari sang idola kita. Semoga saja, lain kali JLo akan membuat karya seni maha cemerlang lagi yang bisa mengejutkan semuanya.

NeuraLink ini menjadi sangat inspiratif untuk modal membuat film Sci-Fi, sudah banyak research tentang Neuralink tetapi Elon Musk berani untuk maju dengan hasil research ini untuk benar benar menguji cobakan pada makhluk hidup. Seperti biasa Elon tidak pernah membendung niat menjadi "pionir" dalam produksi teknologi, atau apapun yang berhubungan dengan berbagai produk Smart, itulah ambisi Elon. Neuralink ini dikatakan sudah merekrut sejumlah orang difabel berumur minimum 22 tahun, untuk menjadi kelinci percobaan dalam berbagai percobaan uji klinis dan bahkan sudah mendapat izin dari FDA Mei 2023. NeuraLink ini belum se intrusif seperti didalam film Atlas ini, melainkan hanya untuk mengaktifkan saraf motorik untuk bisa berjalan dan menggerakkan tangan dan jari secara normal. Uji klinis ini dinamakan PRIME, atau precise robotically implanted Brain-Computer Interface, memang keren namanya, akan tetapi janjinya belum sekeren namanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun