Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Politik

Amerika Gagal Cegah Israel Serang Gaza ke sekian kalinya

9 Mei 2024   05:08 Diperbarui: 26 Mei 2024   05:32 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka semua ingin sekali memaafkan dan mengubur rasa kehilangan anak mereka, kalau pengadilan telah membuat rekonsiliasi atau memutus bahwa anak2 mereka telah benar benar terbukti diculik dan dikubur atau dibuang di lokasi mana saja, dan siapa saja pelakunya dan apa konsekuensi dari penculikan ini? Tapi lawan mereka yg ingin melupakan peristiwa penculikan anak ini maunya diam dan maunya menganggap seperti angin lalu. Angin lalu yang bau penculikan itu sekarang berubah menjadi angin yang segar, karena adanya rakyat telah salah coblos dan malah menjadi pemenang atau mendapatkan legitimasi atas dosa politik yang besar. Mereka semua sudah tertawa lebar dan bahkan pesta pora, karena ternyata rakyat sudah jauh jauh menguburnya di dalam liang lahat bersama korban penculikan yg tidak pernah ditemukan jasadnya. Apakah kita semua memaafkan dosa mereka karena hanya merupakan pelaku buta, atau yg tidak tahu alasan penculikan sebenarnya? Apakah para pemilih pilpres sudah mau memaafkan pelaku utama penggagas penculikan ini dan menobatkan menjadi penguasa "pelindung konstitusi sekaligus menjadi pelindung rakyat yg pernah diculiknya"?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun