Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Politik

Amerika Gagal Cegah Israel Serang Gaza ke sekian kalinya

9 Mei 2024   05:08 Diperbarui: 26 Mei 2024   05:32 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berita dari aMriki:

Hari ini PM Isroil Bibi Netanyahu sudah memerintahkan penguasaan Rafah dengan sejumlah kendaraan tempur dan tank. Pada saat yg sama mentri luar negri aMriki Anthony Blinken dan sejumlah pimpinan negara2 Arab barusan berhasil mengupayakan persetujuan damai dari hamas yg akhirnya bersedia melepas hasil culikannya. Awalnya dengan adanya rencana penculikan penonton konser musik yang sudah selama setahun yg diketahui oleh Bibi Netanyahu dari laporan badan intelijen, karena dia sebetulnya juga yang mendanai Hamas demi menghidupkan musuh Isroil, baca For years, Netanyahu propped up Hamas. Now it's blown up in our faces | The Times of Israel. Dengan kelicikan ini, ia main belakang dan ternyata berhasil menjadi pahlawan penumpas kejahatan dan kepilih PM lagi, baca Israel Knew Hamas's Attack Plan Over a Year Ago - The New York Times (nytimes.com). 

Jadi para pembela Hamas, "kesian deh lu". Ternyata Hamas cuma dijadikan "Memedi Sawah" buat kelangsungan kekuasaan Bibi Netanyahu, berarti kalau anda mendukung hamas, anda juga mencintai Netanyahu sekaligus, atau setidak tidaknya menjadi pengikut aktifnya.

Anehnya, warga mayoritas Israel saja baru tahu, dan mulai semakin tidak suka dengan tipuan dan kelicikan ini. Dan karena akhirnya makin terkuak ketahuan semua kebobrokan otak atau cara berfikir Netanyahu. Dan sekarang rakyat Israel meminta dia mundur dg ratusan demo harian yg tiada hentinya. Semakin di demo semakin dia berulah membuat segala macam kelicikan lainnya, seperti menggunakan alasan penculikan oleh hamas untuk mempertontonkan kekejamannya pada hamas. Tetapi ternyata penduduk Gazalah yg jadi salah sasaran bom atau salah tembak dan semua rumah bangunan tempat tinggal dan rumah sakit mereka, sebetulnya ini tidak salah sasaran GPS sama sekali, tetapi sengaja. Padahal, banyak penasehat militer menyarankan supaya tepat sasaran hanya pada para penculik saja, karena kalau sampai meleset sedikit dan kena yang lain, pasti akan melahirkan balas dendam atau menciptakan "teroris". 

Kita semua bisa menyaksikan kekejian perang ini di layar TV dan mungkin medsos, karena mayoritas medsos mengaburkan kekejaman ini demi melindungi "penonton", itulah pertentangan bathin kerja di medsos seperti google yg senantiasa harus ngeblok dan memperingatkan content creator dan mengharuskannya mengikuti kursus kepatutan tonton kalau masih mau membuat konten. Zaman ini sudah tidak hitam putih lagi tetapi abu2 dan generasi abu abu ini disebut generasi T atau transition, karena serba abu2, simak Watch the 2024 SXSW Featured Session with Amy Webb [Video]. Itulah susahnya kerja di tech industry.

Untuk membuat konten itu juga sangat tergantung pada ancaman pemblokiran, mengingat maksud baik kita membuat konten tentang pembelaan hak asasi sering diartikan oleh pekerja medsos yg serba minim pengetahuan dan serba minim kesadaran pada pembelaan hak asasi dan hanya harus tunduk pada policy violation yg cuma untuk melayani dan menyenangkan pesan sponsor dan tidak pernah memihak pada apa yg benar dan apa yg dimaksud, melainkan hanya menghamba pada iklan2. Walaupun tidak semua pekerja medsos adalah penurut buta tanpa melihat ide utama yang bagus atau main message dan artistic creative piece.

Maaf ini juga termasuk berita tech pada acara SXSW di Austin Texas sebulan lalu.

Balik ke liputan berita di isroil, kata ini ditujukan pada pembenci seperti pembela hamas dan pembela Netanyahu. Untuk general population lebih enak dengan decency, atau tetap kita sebut Israel, karena hak asasi untuk hidupnya dicabut atau disiksa dan diculik, demikian juga dengan warga Gaza yg tidak pernah menculik cuman milih voting mememnangkan hamas, itu saja salahnya, karena ketipu juga, sama seperti warga Israel yg nonton konser musik yg dulu rupanya telah salah terlanjur nyoblos Netanyahu. Apa salahnya nyoblos di pemilu? Apa salah kita nyoblos pemimpin yg pernah nyulik dan mencabut hak asasi hidup seperti hak hidup Wiji Thukul? Kalau sudah terlanjur nyulik apakah pantas untuk minta ampun pada setidak tidaknya anaknya Wiji Thukul? Atau anak2 Israel yg diculik waktu masih berumur setahun atau anak2 yg bapak, kakek, nenek dan ibunya diculik? Atau sudikah pembela hamas meminta maaf pada anak2, ibu2, nenek2 & kakek2 penduduk Gaza yg menjadi korban tameng, waktu dibom dan ditembaki? Atau mereka semua sudah almarhum dan tidak pantas untuk dimintai maaf?

Presiden aMriki Biden sudah mendapat laporan tentang bantuan ke Israel adalah sia2, karena tidak untuk membela diri lagi, melainkan untuk penyerangan militer secara jumawa, random dan tidak mengindahkan konvensi Jenewa, yang hanya menargetkan musuh militer, bukan rakyat sipil Gaza. Karena itu terjadilah ketegangan hubungan diplomatik dengan Israel, malah dalam perjanjian damai dengan hamas, pihak isroil tidak dilibatkan sama sekali. Netanyahu dianggap sebagai anak kecil yang tidak mampu berakal sehat mengikuti perundingan damai. Jadi hasil perjanjian ini Antony Blinken memaksa Netanyahu untuk tunduk memenuhi hasil perundingan, seperti biasanya Israel harus tunduk pada Amerika karena biasanya dibantu antara $3.8B - $130B. Netanyahu sudah sering diperingatkan oleh Bidan untuk menciptakan perdamain di Timur Tengah, karena seringnya berusaha bandel dan menghambat perdamaian, sering pula diberi tahu bahwa semua bantuan akan distop, tetapi tetap saja bandel. 

Sekarang, Biden sudah putus kesabarannya untuk mengingatkan bahwa akan menghentikan bantuan ke rezim Netanyahu, dengan menunjukkan perlawanannya terhadap perjanjian damai ini. Bentuk perlawanan atas bantuan itu adalah dengan caranya menyerang Rafah, daerah barat daya Gaza, harapannya supaya hamas menarik diri dari perjanjian yg diprakarsai Amerika, Qatar, Mesir dan negara Arab lainnya. Betapa Biden telah berusaha mendamaikan peperangan yang jelas berat sebelah dan sangat mengerikan ini, termasuk semua Senator dan Kongress sangat keras sekali dalam mengingatkan Netanyahu, malah ketua senator Chuck Schumer dan senator Yahudi lainnya seperti Bernie Sander meminta Netanyahu untuk segera mundur kalau tidak becus dan masih sangat kejam. Diikuti juga dengan demonstrasi besar besaran di seluruh kampus yang ada di Amerika meminta semua bantuan ke Israel dihentikan segera untuk menghindari makin banyaknya korban di Gaza, yang sampai sekarang ini bisa diikuti di semua televisi dan media sosial lainnya, yang menunjukkan betapa militansinya mahasiswa pendemo mendorong dihentikannya kebrutalan Israel, bahkan banyak pendemo militan yang berdarah Yahudi dan bernama Yahudi. Sebuah refleksi, apa bedanya dengan militansi mahasiswa Indonesia dalam membela hak asasi dan demokrasi? Atau memang beda kalibernya antara mahasiswa yang berasal dari seluruh dunia yang maunya belajar di Amerika tetapi juga sambil berlatih demokrasi atau kebebasan berekspresi, sedangkan kalau dari Indonesia tidak ada unsur mahasiswa Internasional, karena ancaman deportasi.

Walaupun demikian bantuan ke Gaza melalui USAid berupa makanan melalui helicopter maupun pelabuhan ponton buatan US marine tetap diberikan pada penduduk Gaza yg hanya bisa makan sehari kalau beruntung. Apakah bantuan aMrik melalui USAid sejak 2009 pernah dianggap pahlawan atau pembelaan nyata pada penduduk lapar dan sakit di Gaza, pemberian obat2an dan makanan berupa Maqlubah ini sudah berlangsung 15 tahun, baca Gaza Program Fact Sheet | Document | U.S. Agency for International Development (usaid.gov). Apakah pembela Hamas pernah menafkahi dan mengobati penduduk Gaza, apalagi masih tetap terus membantu sampai mereka bebas seperti aMriki? Atau apakah anak Wiji Thukul dan korban penculikan lainnya pernah mendapatkan bantuan atau malah himpitan selanjutnya? Sampai saat, ibu2 yg anaknya merupakan korban culik masih menyalakan lilin keprihatinan dalam malam Kamisan di depan istana, sampai para penculik mau minta maaf dan menjelaskan hal ihwal semua penculikan ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun