Mohon tunggu...
Iwan Marpaung
Iwan Marpaung Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Masih Belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Eksistensi Kegiatan Jurnalisme di Indonesia dan Tantangannya

28 September 2022   03:06 Diperbarui: 28 September 2022   03:13 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika membahas mengenai jurnalistik, pikiran tentu akan langsung tertuju pada kata berita atau news. 

Berita merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang terbaru mengenai fakta-fakta yang aktual, menarik dan dinilai penting. 

Sedangkan news mengandung pengertian yang penting, yaitu mengenai suatu kebaharuan

Jika dilihat dari awal sejarah kegiatan jurnalistik merujuk pada Acta Diurna di zaman Romawi Kuno era pemerintahan kaisar Julius Caesar (100-44 SM).

Dimana Acta Diurna, diyakini sebagai papan pengumuman sejenis majalah dinding atau papan informasi di era sekarang yang menjadi produk jurnalistik pertama pers, media massa, ataupun surat kabar harian pertama di dunia.

Kemajuan teknologi informasi telah membantu manusia dalam melakukan banyak hal, terutama dengan adanya keberadaan internet.

Dimana telah merambah hampir di seluruh wilayah sehingga memudahkan seseorang untuk berkomunikasi dengan jarak jauh, dan semakin memudahkan untuk memberi serta menerima informasi. 

Saat ini, dimana setiap orang dapat menggunakan berbagai media untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di dunia luar.

Dengan kemajuan teknologi informasi tersebut dimana teknologi internet telah melahirkan berbagai media-media online sehingga menjadi ancaman terhadap media konvensional. 

Hal tersebut berpengaruh dan membawa arus perubahan kepada industri media, pers dan jurnalisme.

Berbagai media cetak konvensional yang ada di Indonesia mengalami kebangkrutan yang disebabkan faktor ketidakmampuan merebut pasar ditengah merebabnya berbagai media online. 

Untuk mengantisipasi hal tersebut sebagian media cetak konvensional mencoba melakukan migrasi ke platform digital tanpa meninggalkan versi cetaknya.

Persaingan yang cukup ketat juga terjadi di antara media online, hal ini tentu tidak muda bagi pendatang baru di industri tersebut.

Selain bersaing antar sesama media pers, media-media ini juga harus melakukan persaingan terhadap media sosial yang juga menyajikan informasi dan sering kali menjadi tranding topik.

Dampak yang ditimbulkan terhadap media online akibat semakin masifnya berbagai media sosial saat ini, membuat orang-orang meninggalkan old media seperti, media cetak, televisi, radio maupun media online dan lebih mempercayai media sosial.

Hal, ini didasari oleh faktor kemudahan dalam mengakses informasi di media sosial dan nyaris tanpa biaya.

Dengan adanya kemduhan akibat perkembangan teknologi tidak membuat kegiatan jurnalistik dapat berkuasa dan berproses. Dimana salah satu faktornya adalah penggunaan media sosial.

Hal ini, menjadi tantangan bagi kegiatan jurnalistik, yang dimana jurnalistik seharusnya dapat menyediakan dan menyajikan informasi yang kredibel terhadap publik, dan malah berkutik mengenai isu sensasi ataupun sesuatu yang viral.

Maka perlu ruang baru untuk mengetahui apa yang seharusnya publik butuhkan seperti data maupun inform

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun