Mohon tunggu...
IWAN KARTIWA
IWAN KARTIWA Mohon Tunggu... Guru - Kepala Sekolah

Belajar Berkontemplasi dengan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pesan Sekda Jabar "Membakar" Semangat Warga Smantura

7 Januari 2025   21:35 Diperbarui: 7 Januari 2025   21:34 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senin, 6 Januari 2025, kembali Smantura (SMAN Situraja) dikunjungi tamu terhormat, salah seorang tokoh penting dan merupakan jabatan paling tinggi di jajaran birokrasi Provinsi Jawa Barat, yakni Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat saat ini, Bapak Dr. Drs. Herman Suryatman, M.Si. Pada saat yang bersamaan setelah mengunjungi SMAN Situraja, beliau bersama rombongan selanjutnya berkunjung kedua sekolah yang juga menjadi almamaternya selain SMAN Situraja, yaitu SMPN 1 Situraja dan SDN Situraja.

            Dalam kesempatan kunjungannya, beliau berkenan menjadi Pembina upacara senin pagi dan dilanjutkan dengan pemberian motivasi yang membakar semangat warga Smantura. Tidak hanya kepada murid, beliau juga memberikan tantangan dan motivasi yang menguatkan dan mengingatkan demikian penting profesi guru dalam memajukan Pendidikan Indonesia dimanapun mereka berada.

            Menjelang upacara berakhir, acara makin mencari, ketika beliau meminta para murid merapat dan mendekati dirinya. Suasana tambah cair sewaktu, beliau bernostalgia bahwa dirinya merupakan alumni SMAN Situraja Angkatan 88 bersama rekan satu angkatannya yang saat ini menjadi Wakil Kepala Sekolah Bidang Kehumasan SMAN Situraja, yaitu Ibu Nia Kurniawati, M.M.Pd. Sambil menggoda, beliau bercerita bahwa Bu Nia adalah siswa satu angkatannya yang paling menonjol secara akademik, terkenal dan pandai berorganisasi, tapi ditambah ….bukan mantan saya ya..katanya sambil tertawa, disambut riuh seluruh warga sekolah dan tamu undangan. Beliau bercerita bahwa menjadi birokrat bukanlah cita-citanya waktu SMA, melainkan ingin menjadi actor dan anak band. “Saya senang seni, bernyanyi dan memainkan alat music khususnya organ/piano”, tambahnya. Saya tidak suka Pelajaran fisika, tapi saya ingin tahu kesulitannya belajar fisika sehingga saya masuk kelas/jurusan A1 waktu itu dan saya duduk paling depan supaya ditanya guru dan menjadi tahu apakah saya mampu belajar fisika atau tidak. Dan memang belajar fisika itu sulit, sehingga saya makin tertantang untuk terus belajar.

            Itulah sekelumit nostalgia beliau ketika belajar di SMAN Situraja. Selanjutnya beliau berpesan dan sekaligus membakar semakin semua warga sekolah agar terus memotivasi diri sendiri dan tidak menyerah dengan keadaan atau keterbatasan. Berikut beberapa pesan yang disampaikan. Pertama, soal kekuatan pikiran. Pesan beliau kepada para murid tanamkan pada diri kalian semuanya bahwa apa yang kita pikirkan hari ini sungguh akan terwujud di kemudian hari. Jadi jangan pernah membatasi mimpi. Bahwa orang desa sekalipun sama berkesempatan untuk menjadi orang-orang hebat. Kalau mau jadi dokter yakin jadi dokter. Kalau hendak berprofeso menjadi guru yakni pasti jadi guru dengan siap menjalnai prosesnya. Oleh sebab itu sambungnya semua orang bisa sukses dengan 3 prinsip, yaitu dream (punya mimpi), believe (percaya/memiliki kepercayaan) dan make it happen (wujudkan/realisasikan). Beliau mencontohkan dan memberikan tantangan kepada siswa untuk menjawabnya, ada seorang anak berkebangsaan Amerika yang terinspirasi kisah perjuangan the founding father Amerika Serikat yaitu George Washington, sehingga anak bersebut terobsesi menjadi pemimpin Amerika dan kelak 72 tahun kemudian kekuatan pikirannya menghantarkan anak tersebut menjadi presiden Amerika sesungguhnya, orang tersebut adalah Abraham Lincoln. Salah seorang siswa mampu menjawabnya.

            Kedua, beliau berpesan sekolah dan kita semuanya harus berperan dalam mencetak pemimpin (by disain). Pemimpin bukan lagi dilahirkan namun harus dicetak dan dipersiapkan. Untuk itu semua pihak khusunya guru harus berkontribusi mencetak pemimpin yang baik, unggul dan Amanah. Sekolah harus menjadi tempat menggali potensi-potensi unggul. Soal badboy atau kenakalan anak masih dapat ditoleransi dan diarahkan kepada hal yang lebih positif (contoh yang suka loncat pagar dan bolos sekolah), asal jangan mereka terjerat kriminal dan pelanggaran hukum tandasnya.

            Ketiga, deep learning/pembelajaran mendalam. Para guru harus segera memahami pendekatan Pembelajaran Mendalam yang bertumpu pada 3 hal yaitu mindful, meaningful dan joyfull. Yaitu pembelajaran yang didalamnya bersifat mindful yaitu menghadirkan kesadaran atau hadir penuh secara utuh jiwa dan raganya untuk bersiap belajar. Meaningful bahwa apa yang dipelajari harus bermakna, dalam pengertian ilmu pengetahuan dan keterampilan yang sudah dipelajari dapat dipraktikan atau diaplikasikan dalam kehidupan nyata sebagai bekal hidupnya. Selanjutnya joyful artinya menggembirkan, bahwa proses belajar mengajar harus berlangsung dengan riang gembira atau menyenangkan.

            Keempat, the 7 habits anak hebat Indonesia. Pa Sekda mengingatkan tentang pentingnya 7 kebiasaan yang harus melekat pada pribadi setiap anak Indonesia yang saat ini dicanangkan oleh Kemendikdasmen dan tentu saja harus menjadi perhatian semua pihak murid, orang tua, Pendidik dan satuan Pendidikan. Ketujuh kebiasaan baik anak Indonesia itu adalah bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat dan tidur cepat.

            Kelima, guru harus membaca buku. Inilah salah satu pesan yang paling “membakar” semangat khususnya untuk Bapak/Ibu guru Smantura. Pesan beliau, guru tidak hanya mengajar tapi juga harus terus belajar dengan rajin membaca buku. Beliau minta para guru harus dibiasakan, terbiasa, dan membiasakan diri membaca buku sebagai ciri insan terpelajar. Banyaklah membaca buku dan harus ada targetnya misalnya dalam satu minggu atau satu bulan berapa buku yang dibaca. Sebagai tindak lanjut dan menjawab tantangan ini maka SMAN Situraja sudah menyiapkan program yang konkret yang disebut Gumati Pisan (dalam konteks Bahasa Sunda berarti hati-hati, berbakti dan bersungguh-sungguh sekali). Dalam konteks kepanjangan kata adalah Guru Membaca Aktif Teknologi Informasi, Pengetahuan dan Kemanusiaan). Terima kasih Pa Sekda Jabar sudah berkunjung, memberi motivasi dan mensupport perluasan kapasitas masjid kami, masjid Misfathul Fatta SMAN Situraja. Barokallah fikum, semoga barokah untuk kita semuanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun