4. Makan sehat dan bergizi.
- Peran Orang Tua: tiga diantaranya adalah: 1). menjadi teladan yang baik dalam hal kebiasaan makan sehat dan bergizi sehingga anak akan mengikuti kebiasaan tersebut, seperti makan bersama anak dan menunjukkan bahwa makanan sehat adalah pilihan yang baik, 2). menjelaskan manfaat makanan sehat, seperti sayur dan buah untuk kesehatan tubuh, kekuatan otak, dan penampilan kulit. 3). mengenalkan berbagai jenis makanan sehat dan bergizi, seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan protein sehat, misalnya ikan, kacang-kacangan, dan telur.
- Peran Pendidik: tiga diantaranya adalah 1). memberikan contoh baik makan makanan sehat dan bergizi dalam kesehariannya di satuan pendidikan, sehingga dapat ditiru oleh peserta didik. 2). mengajarkan secara lebih mendalam tentang nutrisi, metabo- lisme, cara tubuh memproses makanan sehat dan kebutuhan nutrisi, dampak konsumsi gula berlebih, makanan cepat saji, dan makanan olahan pada kese- hatan, seperti obesitas, diabetes, dan dampak pada konsentrasi belajar. 3). mengajarkan cara membaca label nutrisi pada kemasan makanan sehingga peserta didik dapat lebih cerdas dalam memilih makanan yang rendah gula, rendah lemak jenuh, dan kaya serat atau protein.
- Peran Satuan Pendidikan: tiga diantaranya adalah 1). mengundang narasumber dari unsur pendidik, orang tua, atau pakar untuk memberikan pemahaman tentang manfaat dan cara menerapkan kebiasaan makan sehat dan bergizi kepada orang tua, peserta didik, dan warga sekolah. 2). membuat dan memasang poster atau media pub- likasi lainnya tentang manfaat kebiasaan makan sehat dan bergizi agar peserta didik terpapar dan sering melihat dan membacanya setiap hari. 3). menerapkan pembiasaan baik yang dilakukan secara rutin dan konsisten sehingga menjadi budaya, seperti sarapan pagi makanan sehat dan bergizi sebelum memulai pembelajaran.
 5. Gemar belajar.
- Peran Orang Tua: tiga diantaranya adalah: 1). menjadi teladan yang baik dalam kebiasaan belajar yang dapat diamati dan ditiru anak, misalnya membaca koran, buku, dan lain se- bagainya, 2). mempelajari minat dan gaya belajar anak. Misalnya mengajak berdiskusi untuk menemukan topik atau mata pelajaran yang pal- ing disukai dan cari tahu apakah anak lebih senang belajar dengan membaca, menonton video, mendengar, atau praktik langsung. Selain itu perlu mengga- li apa yang menjadi kendala dalam menerima pembelajaran sehingga dapat ditemukan solusi dan gaya belajar anak yang tepat. Ini dapat membuat proses belajar lebih menyenangkan dan relevan bagi anak, 3). berdiskusi untuk menetapkan target belajar yang jelas dan realistis, tidak membebani. Misalnya, menyelesaikan satu bab dalam seminggu atau mendapatkan nilai tertentu dalam ujian berikutnya.
- Peran Pendidik: tiga diantaranya adalah 1). menjadi teladan yang baik dengan menunjukkan sikap gemar belajar sehingga menginspirasi peserta didik untuk meniru. Misalnya mengi- kuti pelatihan mandiri, membaca buku baru, atau mencoba metode pengaja- ran yang inovatif dan sesuai dengan gaya belajar anak. 2) Â Â Â Â Â Â . memastikan ruang kelas memiliki suasana yang menyenang- kan, bebas tekanan, dan mendukung pembelajaran. Misalnya mencegah ter- jadinya perundungan (bullying) atau menerapkan disiplin positif dalam proses pembelajaran. 3). menghubungkan konsep-konsep pelajaran dengan hal-hal yang dialami sehari-hari agar peserta didik memahami manfaat belajar dalam kehidupan nyata. Misalnya, aplikasi matematika dalam penggunaan uang sehari-hari, menulis tentang pengalaman pribadi, membuat poster tentang lingkungan, atau menanam pohon.
- Peran Satuan Pendidikan: tiga diantaranya adalah 1). mengundang narasumber dari unsur pendidik, orang tua, tokoh masyarakat, atau pakar untuk memberikan pemahaman tentang manfaat dan cara menerapkan kebiasaan gemar belajar kepada orang tua, peserta didik, dan warga sekolah. 2). membuat dan memasang poster atau media publika- si lainnya tentang manfaat kebiasaan gemar belajar agar peserta didik terpa- par dan sering melihat dan membacanya setiap hari. 3). menerapkan pembiasaan baik yang dilakukan secara rutin dan konsisten sehingga menjadi budaya, seperti membaca buku selain buku mata pelajaran selama 15 menit sebelum memulai pembelajaran yang dilakukan setiap hari6
6. Bermasyarakat.
- Peran Orang Tua: tiga diantaranya adalah: 1). memberi contoh sikap peduli pada masyarakat sehingga dapat ditiru anaknya. Misalnya, mengajak anak dan memberikan contoh ketika berinteraksi dengan tetangga atau membantu kegiatan sosial, 2). mengajak anak untuk ikut serta dalam kegiatan mas- yarakat di sekitar rumah agar belajar berinteraksi dengan orang lain dan me- mahami pentingnya bermasyarakat., seperti kerja bakti, gotong royong, per- lombaan di hari kemerdekaan, berbagi makanan dengan tetangga, undangan perayaan ulang tahun, lomba kebersihan lingkungan, tanam pohon bersama, lomba masak antarwarga, lomba dekorasi lingkungan, dan lain sebagainya, 3). memotivasi anaknya untuk bergabung dengan organ- isasi atau klub atau komunitas, seperti klub pecinta lingkungan, agar anak mempunyai kesempatan untuk berlatih berkomunikasi, bekerjasama, dan menghargai perbedaan.
- Peran Pendidik: tiga diantaranya adalah 1). melibatkan peserta didik dalam kegiatan sosial, seperti me- ngunjungi panti asuhan, rumah jompo, korban bencana alam, melakukan penggalangan dana melalui penjualan barang atau acara amal di satuan pen- didikan untuk membantu yang membutuhkan. 2). Â melibatkan peserta didik dalam kegiatan pengelolaan lingkun- gan satuan pendidikan agar memahami pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan, seperti kebersihan kelas, merawat taman, kebun, menanam pohon, atau memilah sampah untuk didaur ulang dijadikan benda fungsional atau benda kriya yang menarik. 3). memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam organisasi atau menjadi anggota kelompok kegiatan sekolah lainnya untuk belajar memaha- mi peran kepemimpinan dan tanggung jawab sosial di dalam organisasi.
- Peran Satuan Pendidikan: tiga diantaranya adalah  1). mengundang narasumber dari unsur pendidik, orang tua, alumni, tokoh masyarakat, atau pakar untuk memberikan pemahaman tentang manfaat dan cara menerapkan kebiasaan bermasyarakat kepada orang tua, peserta didik, dan warga sekolah. 2). membuat dan memasang poster atau media publikasi lainnya tentang manfaat kebiasaan bermasyarakat agar peserta didik terpa- par dan sering melihat dan membacanya setiap hari. 3). menerapkan pembiasaan baik yang dilakukan secara rutin dan konsisten sehingga menjadi budaya, seperti melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah dengan membentuk kelompok lintas kelas dan berbagi tugas sesuai usia dan kemampuan siswa.
7. Tidur cepat.
Peran Orang Tua: tiga diantaranya adalah: 1). menjadi teladan yang baik dengan memberi contoh tidur cepat, sehingga anak akan mengikuti kebiasaan itu. 2). bersepakat dengan anak mengenai jam tidur yang kon- sisten di malam hari termasuk di akhir pekan. 3). menjelaskan pada anak tentang pentingnya tidur cepat, sehingga waktu tidurnya cukup bagi kesehatan tubuh, pertumbuhan, serta kemampuan berkonsentrasi di satuan pendidikan.
Peran Pendidik: tiga diantaranya adalah 1). memberikan pengetahuan tentang pentingnya tidur cepat dan cukup untuk perkembangan fisik, mental, dan emosional peserta didik. Misalnya, menjelaskan bagaimana tidur cepat dan cukup meningkatkan kon- sentrasi, daya ingat, dan suasana hati (mood) peserta didik, serta bagaimana kekurangan tidur dapat mempengaruhi kesehatan. 2). mengajak peserta didik untuk berdiskusi mengenai bagaimana cara mengatur waktu dengan bijak, termasuk waktu untuk belajar, beristirahat, tidur serta pembatasan waktu dalam penggunaan gawai secara bijak agar tubuh dapat istirahat secara optimal. 3). Â mengingatkan peserta didik tentang pentingnya memiliki ru- tinitas tidur yang konsisten, seperti tidur cepat pada waktu yang sama setiap malam agar mendapatkan waktu tidur yang cukup untuk menjalani hari esok dengan energi penuh. Selain itu, diingatkan untuk menghindari menggunakan perangkat elektronik (seperti ponsel atau komputer) sebelum tidur yang dapat mengganggu kualitas tidur.
Peran Satuan Pendidikan: tiga diantaranya adalah 1). mengundang narasumber dari unsur pendidik, orang tua, alumni, tokoh masyarakat, atau pakar untuk memberikan pemahaman tentang manfaat dan cara menerapkan kebiasaan tidur cepat kepada orang tua, peserta didik, dan warga sekolah. 2). membuat dan memasang poster atau media publika- si lainnya tentang manfaat kebiasaan tidur cepat agar peserta didik terpapar dan sering melihat dan membacanya setiap hari. 3). bekerja sama dengan orang tua untuk membimbing dan memantau kebiasaan tidur cepat yang dilakukan anak. Â Wallahualam bi shawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H