Mohon tunggu...
Iwan Karmawan
Iwan Karmawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Arsitektur, Universitas Pembangunan Jaya

Seorang mahasiswa arsitektur semester 6 yang memiliki ambisius tinggi dan pekerja keras.

Selanjutnya

Tutup

Home

Maraknya Tren "Compact House" pada Hunian Masa Kini, Adakah Keuntungan yang Didapat oleh Konsumen?

25 Mei 2023   03:00 Diperbarui: 25 Mei 2023   03:22 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring berkembangnya zaman dan majunya waktu, kebutuhan masyarakat akan hunian kian meningkat. Fenomena ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar metropolitan seperti DKI Jakarta, namun juga berbagai kota lain di Indonesia. Kebutuhan masyarakat  akan hunian semakin tinggi seiring dengan angka pertumbuhan penduduk, namun tidak berbanding lurus dengan ketersediaan lahan yang memadai. Hal ini menjadi salah satu pemicu dari munculnya fenomena baru dalam dunia properti maupun perumahan, yakni munculnya hunian berkonsep compact house. Menurut Aziz (2021), compact house atau rumah terpadu dalam bahasa Indonesia adalah rumah yang terbangun di lahan yang sempit dan biasanya terdiri dari satu hingga empat lantai. Konsep compact house ini cenderung akan populer di masa depan yang mana menjadi solusi untuk mengatasi keterbatasan lahan dengan tetap menyediakan hunian bagi masyarakat.  Beberapa negara sudah mulai menerapkan konsep compact house ini, salah satu diantaranya adalah Negara Jepang. Indonesia sendiri, khususnya pada beberapa kota juga terlihat mulai menerapkan konsep ini. 

Interior Compact House (Sumber : https://www.home-designing.com/)
Interior Compact House (Sumber : https://www.home-designing.com/)
Menurut Aziz (2021), prinsip dari compact house ini adalah rumah yang memanfaatkan dan memaksimalkan ukuran lahan yang sempit atau terbatas dengan meminimalkan kebutuhan ruang dengan prioritas yang dibutuhkan dan yang tidak diperlukan atau dijadikan satu fungsi atau multifungsi. Intinya adalah melakukan modifikasi tata ruang namun tetap bisa mewadahi kebutuhan penghuninya meskipun pada ukuran lahan terbatas. Menurut D’Sign NET (2015) dalam Putri, et al. (2016) ada beberapa prinsip dasar desain compact house, diantaranya adalah : 
  • Setiap ruang dan furniture dapat memfasilitasi kebutuhan pengguna 

Menurut  Lang [1987], dalam Putri et al. (2016), kebutuhan yang dimaksud disini mencakup psychological needs (Kebutuhan fisiologis), safety needs (rasa aman), affiliation needs (berinteraksi), esteem needs (penghargaan), actualization needs (mengekspresikan diri), dan juga cognitive/aesthetic needs (kognitif/estetika). 

  • pemilihan dan penataan furniture

Furniture-furniture yang lebih baik digunakan dalam compact house menurut Abimantra [D’sign NET, 2015] dalam Putri et al. (2016) adalah yang disesuaikan dengan ukuran ruang, multifungsi, serta bisa memuat banyak barang.

  • Pemilihan warna Interior

Penggunaan dinding disarankan dengan warna netral.

  • Ruang tanpa sekat permanen

Menurut Putri et al. (2016), Penempatan sekat atau partisi harus mempertimbangkan aktivitas yang terjadi di dua ruangan yang dipisahkan dan bagaimana hubungan antara dua ruangan tersebut.

Karena lokasinya yang berada di lahan terbatas, tentu ada banyak prinsip desain yang harus diperhatikan seperti pada poin di atas. Dominan yang harus diperhatikan adalah penataan ruang, pemilihan furniture, serta minim sekat. Akan tetapi, letaknya yang berada di lahan terbatas bukan berarti compact house tidak menguntungkan sama sekali. Menurut Rowan (2013) dan Davidson (2015), dalam Putri et al. (2016), ada beberapa keuntungan dari compact house ini. Beberapa diantaranya adalah: 

  • Tidak memerlukan material yang banyak dalam pembangunan. Karena kuantitas material yang lebih sedikit, dana dapat digunakan untuk memilih kualitas  material yang lebih tinggi.

  • Waktu pembangunan yang lebih cepat.

  • Tidak membutuhkan perawatan yang terlalu banyak.

  • Pembuangan energi yang jauh lebih sedikit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun