Hanya dengan Rp.5.000,-, kita udah bisa menyantap opak siram ini, dengan menatap langsung pemandangan kota atau cukup dengan menghadap ke arah jam raksasa yang menjadi landmark khas kota ini.
Kesimpulan: Terkenang dan Terngiang-Ngiang!
Kesan pertama saya ketika mengunjungi Sumatera Barat, ialah memang daerah ini benar-benar diniatkan untuk menjadi objek pariwisata. Bagaimana tidak, objek wisata yang ditawarkan sangat banyak dan lokasinya saling berdekatan. Mulai dari wisata kuliner hingga pemandangan alam yang sangat menyegarkan mata. Cocok buat kamu yang ingin menyehatkan mata dengan melihat yang segar-segar, ketimbang menengok layar komputer kantor seharian.
Dan karena akses yang tidak terlalu sulit, memungkinkan waktu yang ditempuh bisa lebih singkat. Lumayan kann! Ternyata di sepanjang kesibukan kerja kita masih bisa menyempatkan diri healing seperti ini. Jadinya, kalo kerjaan padat sampe-sampe kita nggak bisa healing itu cuman mitos yaa. Let's say good bye to this.
Selain itu, penduduk lokal juga siap menyambut para wisatawan yang datang ke daerahnya. Selama di sini juga, saya belum pernah menemukan adanya pungli atau sesuatu lain yang dapat merusak suasana liburan. Dan saya harap semoga kita tidak akan pernah menemukannya dimanapun kapanpun saat kita liburan yaa.
Oh iya sebenarnya saya masih ada satu pengalaman lagi di sini. Pernah kebayang nggak, ada dua tebing yang saling berhadapan satu sama lain. Di mana, kita berdiri di lembah di antara dua tebing itu dan menyaksikan gagahnya keduanya. Dan diantara batuan tebing itu, terpancar mata air yang mengalir deras dan membentuk air terjun yang indah? Layaknya berada di tengah Grand Canyon, tapi ini di Indonesia dengan alam yang hijau dan asri!
Nantikan pengalaman saya di tulisan selanjutnya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
