Mohon tunggu...
Moh Ikhwan Alkahfi
Moh Ikhwan Alkahfi Mohon Tunggu... Freelancer - Fresh Graduate Chemical Engineering

Fresh Graduate Chemical Engineering, with interests on RnD and Sustainability from Engineering World!

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jalan ke Alam Mayang, Hijaunya Bikin Terngiang-Ngiang!

3 Oktober 2024   19:23 Diperbarui: 3 Oktober 2024   19:28 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 4. Pepohonan yang rimbun/Dokpri

Suatu kota rasanya tidak lengkap bila tidak ada tempat khusus yang “hijau-hijau”. Tentunya, ini bisa jadi penyeimbang dari hiruk pikuknya kesibukan perkotaan. Seakan-akan “kehijauan” itu mampu menyerap “keabu-abuan” kota dan segala polusinya.

Pasti inilah yang sekarang sedang didamba-dambakan penduduk perkotaan. Sekaligus menjadi alternatif tempat untuk short escape yang lebih alamiah dan menyegarkan.

Kemarin, saya menemukan suatu tempat semacam ini di ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru. Namanya ialah Taman Rekreasi Alam Mayang.

Sesuai namanya, tempat ini sangat cocok untuk rekreasi keluarga, piknik, atau bahkan camping karena tempatnya memang telah disediakan.

Mulai Dari Lokasi dan Bujet yang Terjangkau

Gambar 2 Pintu gerbang dan loket pembelian karcis/Dokpri
Gambar 2 Pintu gerbang dan loket pembelian karcis/Dokpri

Secara administratif, taman ini masih masuk ke wilayah kota Pekanbaru. Tepatnya di Jl. Imam Munandar, Tengkerang Timur. Sehingga, masih bisa dijangkau dengan transportasi umum lokal ataupun transportasi online ya.

Lewat transportasi umum, kamu bisa memanfaatkan Bus Transmetro Pekanbaru menaiki koridor 02. Dengan membayar karcis hanya Rp. 4.000,-. Murah yaa. Halte tempat pemberhentian tepat berada di depan pintu masuknya.

Dari halte, kira-kira berjalan 5 menit kita sudah sampai ke loket pembelian karcis. Untuk satu orang dewasa, dihargai sebesar Rp. 20.000,- per orang. Oiya, tempat ini memiliki pihak manajemennya sendiri ya. Sehingga, kamu tidak perlu khawatir pungli atau lainnya!

Rimba Rimbun nan Sejuk

Gambar 3. Spot foto replika kapal/Dokpri
Gambar 3. Spot foto replika kapal/Dokpri
Saat itu saya tidak membawa kendaraan sendiri, sehingga harus berjalan kaki menyusuri tempatnya. Pertama kali memasuki gerbang, semilir angin yang sejuk perlahan mengalir ke leher saya. Tidak heran, karena di sini banyak ditumbuhi pepohonan rimbun yang besar-besar.

Sebagai tempat berjalan, taman ini telah menyediakan jalan berpasir yang bisa dilalui kendaraan bermotor ataupun sekadar berjalan kaki. Menambah vibes layaknya tempat rekreasi yang memberikan kesejukan bagi pengunjungnya.

Gambar 4. Pepohonan yang rimbun/Dokpri
Gambar 4. Pepohonan yang rimbun/Dokpri

Mulai dari pohon mahoni, hingga tumbuhan bambu banyak tumbuh di sini. Selain itu, di pinggir jalan juga ditumbuhi rumput-rumput pendek layaknya pembatas antara negeri pasir dan negeri tumbuhan.

Jika kita mengeksplor lebih jauh negeri tumbuhan, kita akan menemukan lebih jauh tanaman hijau yang rimbun lebih dalam.

Penuh Wahana Hiburan

Ternyata tidak hanya tempatnya saja. Di sini juga banyak sekali wahana-wahana permainan yang (saya rasa) cocok untuk semua usia. Mulai dari perahu bebek hingga flying fox.

Tetapi sayangnya, saat itu wahana sedang nonaktif untuk sementara dikarenakan hari weekdays. Berdasarkan keterangan penjaga karcis, wahana akan aktif hanya di saat weekend atau hari libur.

Gambar 5. Playground dan jalanan berpasir/Dokpri
Gambar 5. Playground dan jalanan berpasir/Dokpri

Sehingga, di hari weekdays tersebut saya hanya bisa menikmati rimbunnya taman wisata dan beberapa spot foto yang sangat menarik. Tetapi, itu tetap tidak mengurangi kesan baik saya saat mengunjungi tempat ini.

 Di sini juga terdapat suatu tanah lapang terbuka yang bisa diisi dengan kegiatan bazar ataupun konser. Pada hari itu, kebetulan bakalan ada event di tiga hari mendatang. Sehingga terdapat beberapa orang yang sedang bekerja untuk melakukan instalasi fasilitas yang dbutuhkan

Gambar 6. Salah satu danau sebagai spot memancing/Dokpri
Gambar 6. Salah satu danau sebagai spot memancing/Dokpri

Kita bisa menemukan beberapa kolam besar yang bisa digunakan untuk memancing ikan. Sehingga nggak hanya sekadar tempat rekreasi, tapi kita juga bisa menyalurkan hobi dan bakat memancing. Asal bukan memancing keributan yaa, Hahaa.

Areanya cukup luas tetapi masih terjangkau oleh manusia. Dengan berjalan kaki selama kurang lebih 1-2 jam, saya sudah bisa puas mengeksplor keseluruhan bagian dalam taman rekreasi ini sekaligus berfoto ria.

Spot Foto Menarik untuk Kenang-Kenangan

Hobi berfoto ria untuk dimasukkan ke media sosial ataupun hanya sekadar kenang-kenangan? Di sini tempatnya! Banyak sekali spot foto yang tersebar di seluruh penjuru taman.

Kamu pasti sudah tau dengan emot 🗿? Di sini saya menemukannya dengan versi yang lebih tersenyum! Karena dia sudah nemuin banyak teman sebayanya di sini, dan nggak sendirian lagi!

Gambar 7. Patung emot batu legend/Dokpri
Gambar 7. Patung emot batu legend/Dokpri

Kira-kira, meriam ini sudah berumur berapa tahun ya? Pengalaman perang apa saja yang sudah ia punya?

Kalo bicara meriam tentunya identik dengan kapal perangnya ya. Di sini saya juga berkesempatan berfoto dengan suatu replika kapal. Mungkin masih relate dengan identitas Riau yang disebut dengan “Bumi Lancang (=kapal) Kuning”.

Gambar 8. Replika meriam dilihat dari dekat/Dokpri
Gambar 8. Replika meriam dilihat dari dekat/Dokpri

Tetapi dari banyak spot foto yang ada, ada dua spot yang menurut saya yang cukup menarik dan wah. Pertama, di sini juga terdapat replika stupa dari Candi Muara Takus yang bentuknya mirip dengan aslinya. Mulai dari batu hingga warnanya.

Gambar 9. Berfoto dengan replika stupa Candi Muara Takus/Dokpri
Gambar 9. Berfoto dengan replika stupa Candi Muara Takus/Dokpri
Kemudian hal kedua, beberapa spot foto juga memiliki nilai sejarah dari masa lampau. Seperti ada beberapa arca dan patung yang mirip seperti zaman kerajaan Hindu-Budha dahulu.

Selain itu juga, banyak ditemukan motif bidai khas Melayu yang bentuknya menyerupai segitiga diisi dengan corak-corak khas.

Kesimpulan : Sangat Recommended Buat Nyegerin Mata!

Gambar 10. Relief khas Melayu di salah satu pemondokan atau anjungan/Dokpri
Gambar 10. Relief khas Melayu di salah satu pemondokan atau anjungan/Dokpri

Kedepannya, sepertinya kita lebih membutuhkan tempat wisata yang semacam ini. Sejuk, hijau, dan segar di tengah hiruk pikuk perkotaan. Sehingga, diharapkan mata kita akan termanjakan dengan pemandangan tersebut setelah berlelah-lelah ria di hari weekdays.

Bayangkan hidup di tengah hiruk pikuk perkotaan yang identik dengan polusinya. Tentunya kita membutuhkan wisata yang hijau-hijau sebagai penetralisir hal tersebut, bukan?

Taman rekreasi atau ruang terbuka hijau bisa menjadi alternatif tempat wisata setiap weekend. Tentunya lebih menyehatkan karena kita akan berkontak langsung dengan alam dan lebih affordable!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun