Mendadak Jadi “Panitia” Haha...
Proses pemotongan memang diadakan secara tertutup. Mungkin biar nggak terlalu ramai yang datang, sehingga bisa menganggu konsentrasi panitia ataupun si sapi sendiri. Karena sang sapi pun butuh ketenangan di akhir-akhir masa hidupnya hehe.
Saat itu hanya ada panitia yang beberapa orang saja. Sedangkan sapinya cukup gemuk. Sehingga, perlu bantuan dari tiap-tiap orang yang ada di sekitar situ.
Sebenarnya, niat saya hadir kesini cuman iseng karena gabut kalo di kamar aja. Tetapi, ternyata dikasih kesempatan buat ikut ngolah daging-daging sapi tersebut. Ini mungkin jadi pengalaman pertama saya yaa dalam “berkarir” di bidang panitia kurban.
Gimana Prosesnya?
Pertama, tentu kita harus membantu menahan amarah dari sapi itu. Walaupun udah dijatuhkan, sapi tentu masih ada kekuatan untuk memberontak. Maka dari itu, harus dibantu dengan sebatang kayu besar untuk menahannya.
Singkat kata, akhirnya sapi pun kalah dan menyerahkan dirinya untuk dikonsumsi bersama. Setelah takluk, pengolahan dimulai dengan mengulitinya dan lalu memotong beberapa bagiannya.
Pemotongan ini mempermudah kita untuk pengolahan selanjutnya, dan memisahkan daging-daging dari tulang.
Sapinya lumayan sehat lah yaa. Mungkin selama hidupnya beliau memang mendapatkan kasih sayang penuh dari majikannya. Dan juga nggak pernah kepikiran buat diet-diet. Semua jenis rumput dan daunan di gaskannya saja.