Satu hal yang menurut saya cukup unik, yaitu hampir seluruh penduduk di sini memiliki sepeda motor. Yaa, motor memang sangat dibutuhkan untuk mendukung mobilitas penduduk untuk pulang dan pergi bekerja, ataupun untuk rutinitas lainnya.
Bahkan saking seringnya motor dipakek, angkot kayak nggak diperlukan lagi disini. Kendaraan umum yang ada hanyalah ojek dan travel. Itupun travel digunakan jika kita ingin bepergian keluar Perawang, seperti Pekanbaru, Pangkalan Kerinci, Siak Sri Indrapura, hingga Sumatera Barat.
Ditambah, di Perawang masih cukup banyak ditemui jalan-jalan atau gang berukuran sempit. Sehingga, wajar bila orang-orang sini lebih memilih sepeda motor.
Kuliner di Perawang
Kuliner di sini saya bisa bilang, cukup "terstandar". Di pagi hari, mayoritas tersedia sarapan berupa lontong (paling mayoritas), nasi goreng, hingga bubur ayam dan nasi uduk (ada, tapi jarang ditemui).
Pada siang hari, warung makan ampera mulai membuka kedainya. Menu yang ditawarkan biasanya berupa nasi, lengkap dengan kuah gulai, sayuran, dan banyak jenis pilihan lauknya.
Malam di Perawang bisa dibilang sebagai "surganya makanan". Karena mulai dari sore menjelang malam, pilihan makanan membludak menjadi sangat banyak dibandingkan siang atau pagi harinya.
Banyak pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya di pinggir jalan. Mulai dari sate padang, martabak, bakpao, kebab, dan banyak lainnya. Pokoknya, dipenuhi oleh makanan berat hingga snack sekalipun.
Hiburan di Perawang