UMKM diakui sebagai salah satu penggerak utama roda perekonomian indonesia, tidak hanya untuk masyarakat kelas menengah kebawah akan tetapi juga masyarakat menengah ke atas sering kali juga menjalankan UMKM untuk memutar perekonomian mereka agar lebih banyak mendapat saluran pemasukan untuk penghidupan mereka. UMKM memiliki banyak sektor yang sangat menjanjikan untuk dilakukan oleh masyarakat indonesai. salah satu sektor yang sangat menjanjikan di UMKM adalah sektor di bidang makanan. makanan adalah sumber kebutuhan pokok yang utama bagi masyarakat indonesia, dari banyaknya permintaan sehingga menjadikan berkembangnya varian makanan entah itu bahan olahan cepat saji, makanan sehat, Â bahan makanan mentah maupun makanan tradisional yang semakin banyaknya varian di era sekarang ini. penulis mengambil salah satu sektor dibidang makanan tradisional yang itu makanan yang sangat khas dimiliki oleh indonesia yaitu tempe. Tempe adalah makanan tradisional yang dimiliki indonesia, dilihat dari banyaknya permintaan terhadap pembelian tempe dikalangan masyarakat menandakan bahwa usaha tempe sangat menjanjikan dan bisa untuk dikembangkan di masa depan. sebagai percontohan dari sektor ini penulis telah melakukan observasi di salah satu rumah produksi tempe yang terkenal di daerah sukoharjo yaitu usaha produksi tempe Ades Kartasura. produk dari tempe Ades Kartasura sudah banyak terjual laku di pasa-pasar, rumah sakit dan pondok pesantren yang ada di daerah sukoharjo. Dengan menawarkan kualitas produk dan rasa yang enak sehingga menjadikan tempe Ades Kartasura banyak diminati sebagian besar masyarakat sukoharjo. Namun, untuk menjaga usaha produksi tempe Ades untuk keberlanjutan dan meningkatkan margin profitabilitasa yang tinggi perlu menerapkan pengelolaan biaya yang efektif dan terencana dengan landasan akuntansi manajemen.
Mengapa Akuntansi Manajemen Penting untuk UMKM?
Akuntansi manajemen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan data keuangan dan non-keuangan guna mendukung pengambilan keputusan strategis. Dalam konteks Tempe Ades, akuntansi manajemen dapat membantu pemilik usaha memahami struktur biaya, menentukan harga jual yang kompetitif, dan merencanakan anggaran dengan lebih efisien. Dengan informasi yang lebih rinci, UMKM dapat meminimalkan pengeluyaran berlebih, meningkatkan efisiensi operasional, dan memaksimalkan laba.
Dalam praktiknya, akuntansi manajemen membantu membedakan biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah terlepas dari volume produksi, seperti sewa tempat, depresiasi mesin, dan gaji staf tetap. Sementara itu, biaya variabel berubah seiring volume produksi, seperti bahan baku, bahan pembungkus, dan tenaga kerja langsung. Pemahaman mendalam tentang biaya ini menjadi dasar dalam menghitung titik impas (break-even point), sehingga Tempe Ades dapat menentukan jumlah minimum penjualan untuk menutupi semua biaya.
Pengelolaan Biaya Tetap
Biaya tetap sering kali menjadi beban besar bagi UMKM, terutama jika kapasitas produksi belum optimal. Tempe Ades dapat mengelola biaya tetap dengan memaksimalkan pemanfaatan aset yang dimiliki. Salah satu caranya adalah berbagi sumber daya dengan UMKM lain, seperti berbagi tempat produksi atau alat fermentasi. Kolaborasi semacam ini dapat menekan biaya tetap tanpa mengorbankan kualitas produk.
Selain itu, Tempe Ades juga dapat mempertimbangkan investasi dalam peralatan yang lebih efisien untuk jangka panjang. Misalnya, mengganti proses fermentasi manual dengan teknologi otomatis yang tidak hanya mempercepat produksi tetapi juga mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manual. Meskipun investasi awalnya besar, penghematan biaya tetap yang diperoleh dalam jangka panjang akan mendukung peningkatan profitabilitas.
Pengelolaan Biaya Variabel
Biaya variabel seperti bahan baku dan tenaga kerja langsung sering kali lebih sulit dikendalikan karena sifatnya yang fluktuatif. Dalam kasus Tempe Ades, harga kedelai sebagai bahan baku utama dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti cuaca dan permintaan pasar. Untuk mengurangi risiko kenaikan harga, Tempe Ades dapat menjalin kontrak jangka panjang dengan petani lokal atau koperasi produsen kedelai. Langkah ini tidak hanya memberikan stabilitas harga tetapi juga mendukung keberlanjutan petani lokal.
Penerapan kontrol kualitas juga sangat penting untuk menekan biaya variabel. Dengan meminimalkan produk cacat dan pemborosan bahan baku, Tempe Ades dapat mengurangi biaya per unit produk. Selain itu, inovasi dalam bahan baku seperti penggunaan kedelai lokal yang lebih terjangkau dapat menjadi alternatif untuk menekan biaya tanpa mengorbankan kualitas.
Diversifikasi Produk sebagai Pendukung Skala Ekonomi
Diversifikasi produk adalah salah satu strategi untuk meningkatkan profitabilitas dan mengoptimalkan skala ekonomi. Tempe Ades, yang sudah dikenal dengan produk tempe tradisional, dapat mengembangkan varian produk seperti tempe chips, burger tempe, dan tempe beku. Dengan diversifikasi ini, Tempe Ades dapat menjangkau segmen pasar yang lebih luas, mulai dari konsumen lokal hingga pasar ekspor.
Diversifikasi produk juga membantu mendistribusikan biaya tetap ke lebih banyak unit produksi, sehingga menurunkan biaya rata-rata per unit. Sebagai contoh, jika fasilitas produksi yang sama digunakan untuk memproduksi berbagai jenis tempe, biaya tetap seperti sewa tempat dan listrik dapat dioptimalkan. Hasilnya, margin keuntungan meningkat seiring dengan peningkatan volume penjualan.
Strategi Penetapan Harga Berbasis Akuntansi Biaya
Penetapan harga adalah elemen penting dalam strategi pengelolaan biaya. Tempe Ades dapat menggunakan metode cost-plus pricing, di mana harga jual dihitung berdasarkan biaya produksi ditambah margin keuntungan yang diinginkan. Pendekatan ini memastikan bahwa setiap produk yang dijual memberikan kontribusi positif terhadap laba perusahaan.
Namun, dalam pasar yang kompetitif, Tempe Ades juga harus mempertimbangkan daya beli konsumen dan harga pesaing. Untuk itu, penerapan target costing dapat menjadi solusi. Dengan metode ini, Tempe Ades menentukan harga jual berdasarkan analisis pasar, kemudian menyesuaikan biaya produksi agar tetap menguntungkan. Strategi ini memaksa Tempe Ades untuk terus berinovasi dalam menekan biaya dan meningkatkan efisiensi.
Pengelolaan Biaya Distribusi
Distribusi adalah aspek penting dalam operasional Tempe Ades, terutama jika perusahaan ingin memperluas jangkauan pasar. Biaya distribusi seperti logistik dan pengemasan sering kali menjadi beban signifikan, terutama jika produk dijual ke luar daerah. Untuk menekan biaya ini, Tempe Ades dapat memanfaatkan jaringan reseller lokal atau distributor komunitas untuk menjangkau konsumen dengan biaya lebih rendah.
Penggunaan Data dalam Pengambilan Keputusan Strategis
Akuntansi manajemen tidak hanya membantu dalam pengelolaan biaya, tetapi juga menyediakan data untuk pengambilan keputusan strategis. Misalnya, analisis laporan laba rugi per produk dapat membantu Tempe Ades mengidentifikasi produk mana yang paling menguntungkan dan produk mana yang perlu ditingkatkan atau bahkan dihentikan.
Selain itu, analisis biaya-volume-laba (BVL) dapat digunakan untuk mensimulasikan berbagai skenario bisnis. Misalnya, apa dampaknya jika harga kedelai tidak stabil cenderung naik dan turun? Atau bagaimana pengaruhnya jika volume penjualan meningkat 20%? Dengan data ini, Tempe Ades dapat mempersiapkan langkah antisipatif yang lebih baik, seperti meningkatkan efisiensi produksi atau menyesuaikan harga jual.
Manfaat Jangka Panjang Pengelolaan Biaya yang Efektif
Pengelolaan biaya yang baik tidak hanya meningkatkan profitabilitas dalam jangka pendek tetapi juga memperkuat posisi Tempe Ades di pasar. Dengan struktur biaya yang efisien, Ades memiliki fleksibilitas lebih besar untuk berinvestasi dalam pengembangan produk, pemasaran, atau ekspansi pasar. Hal ini penting untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat di industri makanan.
Selain itu, pengelolaan biaya yang efektif juga mencerminkan profesionalisme Tempe Ades sebagai UMKM yang siap bersaing di pasar modern. Dengan reputasi yang kuat, Ades dapat menarik perhatian investor atau mitra bisnis untuk mendukung ekspansi mereka, termasuk ke pasar internasional.
Kesimpulan
Strategi pengelolaan biaya berbasis akuntansi manajemen adalah kunci keberhasilan bagi UMKM seperti Tempe Ades Kartasura. Dengan memahami dan mengelola biaya tetap dan variabel, memanfaatkan diversifikasi produk, serta menerapkan penetapan harga yang tepat, Tempe Ades dapat meningkatkan efisiensi operasional dan profitabilitas. Dalam jangka panjang, strategi ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi tetapi juga memperkuat posisi Tempe Ades sebagai pelaku usaha yang inovatif dan berdaya saing tinggi di pasar lokal maupun global. Dengan langkah yang tepat, Tempe Ades memiliki potensi besar untuk terus tumbuh dan menjadi ikon industri tempe Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H