Â
apabila menelisik rukun Islam hanya mengucapkan dua kalimat syahadat dalam bentuk lisan yang tidak membutuhkan uang namun rukun islam kedua, mendirikan sholat, puasa, zakat dan haji membutuhkan uang.Â
jelaslah bahwa islam adalah agama yang sebagian ibadahnya membutuhkan materi atau uang. begitu pula dengan Hari Raya Idul adha didalamnya terdapat dua ibadah yaitu Haji dan Berkurban. Haji membutuhkan uang untuk sampai ke tanah suci dan berkurban membutuhkan uang agar dapat membeli hewan kurban.
Secara etimologi, qurban yang sering ditulis dalam tulisan ini dengan huruf awal k berarti mendekat/pendekatan. Sedangkan menurut istilah adalah usaha pendekatan diri seorang hamba
kepada penciptanya dengan jalan menyembelih binatang yang halal dan dilaksanakan sesuai dengan tuntunan, dalam rangka mencari ridha-Nya. Salah satu ajaran Islam yang penuh denganÂ
kesakralan (suci) dan juga syarat dengan muatan kemanusiaan adalah ibadah qurban (Jurnal TAFSIR SOSIAL KONTEKSTUAL IBADAH KURBAN DALAM ISLAM Choirul Mahfud)
dalam konteks idul adha berkaca pada ceritra nabi Ibrahim mengorbankan ismail untuk disembelih lalu ditukarkan dengan Kambing oleh Allah SWT ini menegaskan bahwa pengorbanan adalah punya memantapkan Tauhid yaitu berserah diri kepada Allah SWT segala sesuatu apa yang kita miliki dan kita sayangi didunia ini.untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT (Hablum minallah) maka pengorbanan yang dilakukan nabi Ibrahim diubah kedalam bentuk materi agar membawa kebermanfaatan sesama manusia. Ibadah Kurban adalah ibadah vertikal (Hablum minannas) dimana ia disebut kesalehan sosial.Â
satu keharusan bagi seorang muslim harus berkecukupan materi apabila keimanan nya akan sempurna.artinya jika kita bukan nabi yang tak dapat mukjizat (Baca:Ismail di tukar dengan kambing) maka berislam dengan membaca sejarah Ibrahim dan Ismail harus dirasionalkan dengan memiliki harta berlimpah agar bisa menebarkan nilai kepada orang lain dengan niat agar diridhoi Allah SWT.
Islam menolak konsep individualistik dimana mementingkan diri sendiri. Idul adha adalah konsep islam sosialis dengan berkurban sesama muslim satu rasa, yang kaya membantu si miskin. begitu pula dengan Haji tidak sah haji seorang apabila jarak 40 rumah dari rumah nya masih dalam keadaan melarat dan jauh dari kata sejahtera.
Islam tidak secara spesifik memerintahkan kepada umatnya untuk mencari harta sebanyak banyaknya namun apabila melihat literatur sejarah islam dalam memperjuangkan Islam di era Rasulullah Saw, perjuangan islam di backup oleh pengusaha sukses, seperti Usman Bin Affan, Sitti Khadijah, dan Abdurrahman bin auf. jika kita kontekstualisasikan dengan hari ini tugas kita adalah meneruskan perjuangan islam ini dengan semangat meneladani para sahabat tersebut.
yang menjadi pertanyaan bagaimana seorang muslim apabila muslim tak mampu memaknai idul adha ini apabila ia tak mampu berkurban (pengorbanan)?
untuk menjawab pertanyaan ini.
Sebuah kalimat bijak yang ditulis oleh Ika Natassa dalam Twitter nya :
Setiap Kita adalah Ibrahim, Ibrahim punya Ismail, Ismail adalah harta mu, Ismail mungkin jabatan mu, Ismail mungkin Gelarmu, ismail mungkin egomu. Ismail adalah sesuatu yang kamu sayangi dan dan Kamu pertahankan di dunia ini. Ibrahim tidak diminta oleh Allah untuk membunuh Ismail . Ibrahim hanya diminta oleh Allah untuk membunuh rasa kepemilikan itu terhadap Ismail karena pada hakikatnya semua Milik Allah SWT.
ya setiap dalam diri kita  pastilah mempunyai sifat yang buruk ada dalam diri kita. namun Poin nya keimanan kita harus diwujudkan dalam bentuk nyata dengan berkurban hewan yang telah ditentukan oleh syariat Nya.
Kita dapat mencicil mobil, motor dan kendaraan mewah namun mengapa kita tak pernah berpikir mencicil hewan kurban selama satu tahun itu dengan cara menabung uang tersebut. jika tak mampu sendiri bisa sesama bersaudara dalam keluarga. Demikianlah muslim sejati memakanai ibadah membutuhkan materi agar membawa kebermanfaatan sesama manusia. Singkat kata Idul Adha adalah momen meningkatkan kesalehan sosial dengan uang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H