Mohon tunggu...
Iwan Husain
Iwan Husain Mohon Tunggu... Guru - guru

keilmuan dan bisnis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Refleksi Idhul Adha: Ibadah Butuh Uang

29 Juni 2023   18:58 Diperbarui: 30 Juni 2023   06:57 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

apabila menelisik rukun Islam hanya mengucapkan dua kalimat syahadat dalam bentuk lisan yang tidak membutuhkan uang namun rukun islam kedua, mendirikan sholat, puasa, zakat dan haji membutuhkan uang. 

jelaslah bahwa islam adalah agama yang sebagian ibadahnya membutuhkan materi atau uang. begitu pula dengan Hari Raya Idul adha didalamnya terdapat dua ibadah yaitu Haji dan Berkurban. Haji membutuhkan uang untuk sampai ke tanah suci dan berkurban  membutuhkan uang agar dapat membeli hewan kurban.

Secara etimologi, qurban yang sering ditulis dalam tulisan ini dengan huruf awal k berarti mendekat/pendekatan. Sedangkan menurut istilah adalah usaha pendekatan diri seorang hamba

kepada penciptanya dengan jalan menyembelih binatang yang halal dan dilaksanakan sesuai dengan tuntunan, dalam rangka mencari ridha-Nya. Salah satu ajaran Islam yang penuh dengan 

kesakralan (suci) dan juga syarat dengan muatan kemanusiaan adalah ibadah qurban (Jurnal TAFSIR SOSIAL KONTEKSTUAL IBADAH KURBAN DALAM ISLAM Choirul Mahfud)

dalam konteks idul adha berkaca pada ceritra nabi Ibrahim mengorbankan ismail untuk disembelih lalu ditukarkan dengan Kambing oleh Allah SWT ini menegaskan bahwa pengorbanan adalah punya memantapkan Tauhid yaitu berserah diri kepada Allah SWT segala sesuatu apa yang kita miliki dan kita sayangi didunia ini.untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT (Hablum minallah) maka pengorbanan yang dilakukan nabi Ibrahim diubah kedalam bentuk materi agar membawa kebermanfaatan sesama manusia. Ibadah Kurban adalah ibadah vertikal (Hablum minannas) dimana ia disebut kesalehan sosial. 

satu keharusan bagi seorang muslim harus berkecukupan materi apabila keimanan nya akan sempurna.artinya jika kita bukan nabi yang tak dapat mukjizat (Baca:Ismail di tukar dengan kambing) maka berislam dengan membaca sejarah Ibrahim dan Ismail harus dirasionalkan dengan memiliki harta berlimpah agar bisa menebarkan nilai kepada orang lain dengan niat agar diridhoi Allah SWT.

Islam menolak konsep individualistik dimana mementingkan diri sendiri. Idul adha adalah konsep islam sosialis dengan berkurban sesama muslim satu rasa, yang kaya membantu si miskin. begitu pula dengan Haji tidak sah haji seorang apabila jarak 40 rumah dari rumah nya masih dalam keadaan melarat dan jauh dari kata sejahtera.

Islam tidak secara spesifik memerintahkan kepada umatnya untuk mencari harta sebanyak banyaknya namun apabila melihat literatur sejarah islam dalam memperjuangkan Islam di era Rasulullah Saw, perjuangan islam di backup oleh pengusaha sukses, seperti Usman Bin Affan, Sitti Khadijah, dan Abdurrahman bin auf. jika kita kontekstualisasikan dengan hari ini tugas kita adalah meneruskan perjuangan islam ini dengan semangat meneladani para sahabat tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun