Istilah pacaran, muncul pada zaman revolusi industri. Dalam buku the whole art Sopan Courtship:Or ladies & Gentlmen's Love Letter Writer membahas tentang tips membuat surat cinta pada pacar, terbit tahun 1849 dan diketahui menjadi buku pertama denan teman ini. Buku ini menjelaskan secara pasti bahwa tujuan pacaran adalah persiapan pernikahan.
Pada tahub 1920-an pacaran terbentuk dari fungsi utamanya adalah untuk memilih dan mendapatkan seseorang pasangan, sebelum periode ini pacaran hanya bertujuan untuk menyeleksi pasangan, dan pacaran diawasi oleh ketat orang tua, yang sepenuhnya mengendalikan kebersamaan setiap relasi hetereoseksual .
Penulis berpendapat bahwa Pacaran hanyalah metode dalam mengetahui identitas pasangan kita secara Lahiriah. Pendekatan Pra-Pernikahan. Mengetahui karakter, pola pikir, serta asal usul nasab keturunan si pasangan kita.
Pergeseran makna pacaran sangatlah tajam. Pada era modern ini, pacaran menjadi sebuah tradisi pada memasuki usia remaja dan terus dilakukan secara berulang-ulang. SMP punya pacar, SMA punya pacar, Kuliah Play Boy/play girls.
 pacaran zaman dulu telah memiliki aturan main sebelum menuju hari H pernikahan dengan tujuan terciptanya keluarga yang bahagia serta mempunyai turunan yang diidamkan. Hal ini jika diibaratkan pada sistem pemilu, KPU telah menetapkan waktu berdasarkan kesepakatan bersama sebagaimana aturan yang ada untuk mencoblos pasangan calon. Begitu pula dalam pernikahan si laki laki mencoblos sesuai aturan waktu yang telah ditentukan, beda halnya zaman sekarang si laki-laki mencoblos sebelum hari H dan bukan atas kesepakatan bersama.Â
Akibatnya menikah bulan januari melahirkan dibulan juli, sebab mengambil panjar memang. Artinya pernikahan tak dapat tercipta keluarga yang harmonis sebab menyalahi aturan main yang ada.
Pacaran zaman sekarang bertolak belakang dengan zaman dulu. Zaman dulu pacaran biasanya hanya dilakukan sekali dalam seumur hidup dalam rangka mempersiapkan diri ke jenjang pernikahan dalam waktu dekat dan didalamnya terdapat rambu-rambu sosial sehingga terlihat bernilai dan terhormat dihadapan masyarakat . Sedangkan, zaman sekarang pacaran dilakukan secara berulang-ulang dan waktunya belum ditentukan serta dilakukan secara bebas tanpa adanya rambu-rambu sosial dan terlihat tak bermoral dihadapan masyrakat bahkan diusir oleh masyarakat jika kedapatan pacaran.
Tepatnya pacaran zaman sekarang semacam gaya hidup. Pacaran bukan hanya dilakukan oleh orang yang belum menikah namun sepasang kekasih yang menjalin hubungan asmara secara gelap tetap disebut pacaran.Â
Tidak seperti dulu pacaran adalah pengenalan pra-nikah didalamnya terdapat bimbingan wawasan keilmuan perkawinan sebagai modal mengarungi bahtera rumah tangga . Akan tetapi pacaran saat ini hanya sebatas pengenalan intim pasangan tanpa adanya upaya menetapkan waktu ke jenjang pernikahan sertaa tak ada bimbingan dari siapa pun belajar secara otodidak tentang pernikahan sehingga putus di tengah jalan. Sekalipun lanjut ke tahap pernikahan biasanya cerai disebabkan kurangnya pemahaman membina rumah tangga yang baik.
 Jadi di era ini, pacaran berfungsi melabeli sepasang pelajar yang sedang menjalin asmara mencari kesenangan palsu dan belum dipastikan menuju jenjang pernikahan serta membutuhkan waktu yang lama sampai ke jenjang ke pernikahan bahkan tidak sampai pada jenjang pernikahan. Contoh:Pacaran yang dilakukan oleh anak SMP sama sekali tidak seperti pacaran makna sesungguhnya karena pacaran mereka tidak mempunyai hubungan dengan pernikahan. Dari kacamata agama islam pacaran sesuatu yang haram, di benci oleh pemuka agama karena tidak diajarkan dalam Islam.Â
Taa'ruf adalah metode pra-nikah sesuai ajaran islam. Apa pun namanya entah itu pacaran dan taaruf tergantung siapa yang menjalinya ataupun individunya. Apakah ia telah bersikap dewasa dan punya batasan dalam mengenali sesama jenisnya.