Mohon tunggu...
Iwan Hafidz Zaini
Iwan Hafidz Zaini Mohon Tunggu... -

Saat ini sedang menjadi abdi negara di kementerian Agama Kab. Boyolali sebagai seorang Penyuluh Agama Islam. Selain itu menjadi pengajar di Pondok Pesantren Zumrotuttholibien Kacangan Andong Boyolali. Juga asyik jualan pulsa dan hp juga hoby jeprat-jepret alias photography. Mengkhayal adalah gerbang menuju perenungan yang membuahkan sebuah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Relevansi Zuhud Terhadap Hidup Umat Modern

22 Juni 2012   04:00 Diperbarui: 4 April 2017   18:05 2565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zuhud berarti tidak merasa bangga atas kemewahan dunia yang telah ada ditangan, dan tidak merasa bersedih karena hilangnya kemewahan itu dari tangannya.

Lantas, apakah zuhud itu murni muncul dari ajaran Islam? Harun Nasution mencatat ada lima pendapat tentang asal – usul zuhud. Pertama, dipengaruhi oleh cara hidup rahib-rahib Kristen. Kedua, dipengaruhi oleh Phytagoras yang megharuskan meninggalkan kehidupan materi dalam rangka membersihkan roh. Ajaran meninggalkan dunia dan berkontemplasi inilah yang mempengaruhi timbulnya zuhud dan sufisme dalam Islam. Ketiga, dipengaruhi oleh ajaran Plotinus yang menyatakan bahwa dalam rangka penyucian roh yang telah kotor,sehingga bisa menyatu dengan Tuhan harus meninggalkan dunia. Keempat, pengaruh Budha dengan faham nirwananya bahwa untukmencapainya orang harus meninggalkan dunia dan memasuki hidup kontemplasi. Kelima, pengaruh ajaran Hindu yang juga mendorong manusia meninggalkan dunia dan mendekatkan diri kepada Tuhan untuk mencapai persatuan Atman dengan Brahman.

Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah salah satu pemimpin yang paling zuhud. Masyarakat merasakan ketentraman, kesejahteraan, dan keberkahan. Tidak ada lagi orang yang miskin yang meminta-minta, karena kebutuhannya sudah tercukupi. Hal ini berarti, walau khalifah seorang zahid, Beliau tetap mendorong rakyatnya untuk bekerja guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sehingga pada masa kepemimpinannya tidak dapat dijumpai orang yang berhak menerima zakat. Saking, makmurnya rakyat Khalifah Umar.

Memang, banyak dijumpai ayat al-Qur’an maupun hadits yang bernada merendahkan nilai dunia, tapi sebaliknya banyak dijumpai nash agama yangmemberi motivasi beramal demi memperoleh pahala akhirat dan terselamatkan dari siksa api neraka (QS.Al-hadid :19),(QS.Adl-Dhuha : 4),(QS. Al-Nazi’aat : 37 – 40).

Jika kita melihat kehidupan sekarang ini. Kebanyakan masyarakat dan pemimpin hidup dengan gaya hedonisme. Sehingga moral dan agama yang ada  dalam diri mereka tidak diperhatikan. Maka sifat zuhud ini sangat perlu ada dalam setiap diri manusia. Untuk mencapai kemakmuran bersama. Karena pemimpin yang kaya atau masyarakat yang kaya akan membantu rakyat yang hidupnya serba kekurangan. Tidak hanya pamer kekayaan mereka.

Jadi, zuhud sangat relevan ada dalam diri setiap manusia sepanjang zaman. Untuk membentengi diri dari sifat rakus terhadap dunia yang mengakibatkan mereka lalai terhadap kehidupan akheratnya. Zuhud adalah sifat hati, bukan menampakkan kelusuhannya atau kemewahannya dan seutama-utama zuhud adalah menyembunyikan kehidupan zuhudnya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun