Mencintai dan dicintai adalah sesuatu yang menyenangkan, namun keberanian untuk mengungkapkan adalah sesuatu yang sangat sulit untuk dilakukan.Â
Tapi barang kali benar, semesta selalu mempunyai peran lain yang tak pernah kita tahu, saat kita mulai meraba apa yang kita rasa, berunding mempertanyakan isi hati masing-masing, mencoba mencari sebenarnya apa yang kita rasakan saat ini, hingga kata baper bukanlah sesuatu yg memalukan dan bukan sesuatu yang harus kita sembunyikan, tapi sesuatu yang harus kita cari penyebabnya dan akibatnya harus kita pertanggung jawabkan berdua.
Kita membicarakan sesuatu yang tidak mampu kita lihat tapi sangat jelas kita rasakan. Memperdebatkan perasaan kita, mencoba mencari pembenaran atas apa yang kita rasakan. Rasa sayang, rasa rindu, rasa kehilangan saat tidak ada kabar, bahkan rasa benci saat kita bersembunyi di balik perasaan kita masing-masing, menjadi topik penting untuk dibahas.
Sadar atas ketidaksempurnaan dan kekurangan kita juga mempertimbangkan apa yang akan terjadi ke depannya jika kita menjalin satu hubungan yang serius.
Aku bilang aku lelaki yang punya banyak ketakutan, kau bilang kau juga perempuan penakut.
Aku bilang aku lelaki yang mudah cemburu, kau bilang kau juga perempuan yang tidak mudah menyembunyikan perasaan.
Aku bukan lelaki yang baik, kataku.
Aku juga perempuan yang punya banyak kesalahan, katamu.
Seolah tidak puas dengan semua hasil pembicaraan, kita terus berusaha mencari alasan untuk memantapkan diri agar kita bersepakat untuk memulai sebuah ikatan dengan penuh keyakinan, keraguan-keraguan yang mulai berbisik satu persatu berhasil kita lenyapkan.
jika hanya untuk memanggil sayang, aku bisa melalukan itu tanpa menjalin hubungan, kataku.
jika hanya untuk mendapat perhatian dan ingin dipedulikan aku juga bisa mencuri itu darimu, katamu.
Tapi mungkin ada sesuatu yang lain, sesuatu yang tidak bisa dijelaskan kepada siapapun, sesuatu yang mungkin hanya aku dan kamu yang bisa merasakannya, lalu dengan penuh kesadaran diri dan keyakinan hati dengan berlandaskan perasaan, hari itu kita bersepakat untuk memulai ikatan hubungan yang nanti di dalamnya kita mempunyai hak masing-masing, hak untuk cemburu dan menuntut satu sama lain, karena hubungan yang kita jalani adalah hubungan yang penuh dengan tanggung jawab untuk saling menjaga setelah saling memiliki.
Ternyata kita mempunyai kesamaan, kita sama-sama memiliki rasa dan kita sama-sama tidak ingin menunda kebahagiaan, dan akhirnya kita sepakat bahwa malam itu tanggal 30 Mei adalah tanggal istimewa untuk kita berdua, tanggal yang nantinya mungkin sama seperti hari-hari besar yang dirayakan oleh semua orang, tapi bedanya tanggal itu hanya kita berdua yang akan merayakannya.
Terakhir, kepada teman-teman, ke depan aku akan banyak bercerita tentang kebahagiaan, akan ku ceritakan tentang perempuan yang satu ini, perempuan yang cerdas yang mempunyai segudang kenyamanan untuk merebahkan peluh kehidupan, perempuan yang semoga menjadi satu-satunya pelabuhan terakhir, amin.
Untuk lelaki yang menjatuhkan harapan kepadanya aku meminta maaf, telah lebih dulu merebut dan memenangkan hatinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H