Opini tentang Teologi Jabariyah dan Qodariyah
Dalam sejarah pemikiran Islam, aliran Jabariyah dan Qodariyah menempati posisi yang menarik karena keduanya mewakili dua kutub ekstrem dalam diskusi teologi tentang hubungan kehendak Allah dengan kehendak manusia. Berikut adalah opini tentang kedua aliran tersebut:
Jabariyah: Manusia sebagai Makhluk Pasif
Teologi Jabariyah berpandangan bahwa manusia tidak memiliki kehendak bebas (free will). Semua perbuatan manusia sepenuhnya ditentukan oleh Allah, dan manusia hanya menjalankan kehendak-Nya. Dalam perspektif Jabariyah, manusia seperti wayang yang sepenuhnya digerakkan oleh dalang.
Kelebihan
Ketundukan kepada Allah
Jabariyah menekankan tauhid secara total. Segala sesuatu yang terjadi, baik dan buruk, dianggap berasal dari kehendak Allah, sehingga melatih manusia untuk berserah diri sepenuhnya kepada-Nya.Konsistensi dalam Keimanan
Dengan keyakinan ini, seseorang cenderung tidak menyalahkan dirinya sendiri atau orang lain atas sesuatu yang terjadi, karena semua dianggap sebagai takdir.
Kekurangan
Menafikan Tanggung Jawab Manusia
Dengan menghilangkan kehendak bebas, Jabariyah dianggap meniadakan tanggung jawab moral manusia atas perbuatannya. Hal ini bisa menjadi justifikasi untuk berbuat dosa dengan alasan "ini kehendak Allah."Mengurangi Kehormatan Akal
Jabariyah cenderung mengesampingkan peran akal dan usaha manusia dalam menentukan nasibnya, yang bertentangan dengan banyak ayat dalam Al-Qur'an yang menekankan pentingnya usaha dan amal.
Qodariyah: Kebebasan Manusia yang Absolut