Sebaliknya, Qodariyah berpandangan bahwa manusia memiliki kebebasan mutlak dalam menentukan tindakannya, sehingga Allah tidak terlibat dalam perbuatan manusia. Dalam pandangan ini, manusia sepenuhnya bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
Kelebihan
Penghormatan terhadap Akal dan Usaha
Qodariyah memberikan ruang besar bagi manusia untuk menggunakan akal dan usahanya dalam menjalani kehidupan. Ini sejalan dengan nilai-nilai yang mendorong kreativitas, inovasi, dan tanggung jawab.Keadilan dalam Penghukuman
Dengan menegaskan bahwa manusia bebas menentukan perbuatannya, Qodariyah menjadikan penghukuman atau pahala dari Allah sebagai sesuatu yang logis dan adil.
Kekurangan
Mengurangi Kekuasaan Allah
Qodariyah dianggap terlalu menonjolkan kebebasan manusia hingga cenderung mengabaikan kekuasaan Allah yang absolut.Rentan terhadap Kesombongan
Keyakinan akan kebebasan mutlak manusia bisa menjurus pada sikap sombong, di mana seseorang merasa semua keberhasilannya adalah hasil dari usahanya sendiri tanpa mengakui peran Allah.
Kesimpulan
Baik Jabariyah maupun Qodariyah mewakili ekstrem dalam memahami hubungan antara kehendak Allah dan kehendak manusia. Jabariyah menekankan determinisme mutlak, sementara Qodariyah menekankan kebebasan mutlak. Dalam praktiknya, ajaran Islam cenderung mengambil posisi moderat sebagaimana dianut oleh Ahlus Sunnah wal Jama'ah, yang memadukan konsep takdir Allah dengan tanggung jawab manusia.
Ajaran ini mengajarkan bahwa meskipun segala sesuatu terjadi dengan izin Allah, manusia tetap memiliki kehendak dan tanggung jawab dalam memilih dan bertindak. Pandangan moderat ini menghindari ekstremitas dan memberikan keseimbangan antara keimanan kepada takdir Allah dan penghormatan terhadap usaha manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H