Mohon tunggu...
Iwan Budisusanto
Iwan Budisusanto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Saya lulus dari Teknik Gas Petrokimia FTUI dan saat ini bekerja sebagai konsultan pengelolaan sampah skala kawasan di sebuah perusahaan swasta

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

"Selamatkan Alam dengan Berbagi"

21 September 2016   12:40 Diperbarui: 21 September 2016   13:59 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SELAMATKAN ALAM DENGAN BERBAGI. Ini adalah suatu slogan yang dibuat oleh teman-teman mahasiswa dari Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok, pada saat mereka menggelar acara Workshop "Smart Waste Management" pada tanggal 22 - 24 Agustus 2016 yang lalu. Saya di situ terpaksa terlibat (hehe..) sebagai salah satu nara sumber dia acara tersebut. Keterlibatan saya berawal karena saya selaku alumni dari jurusan tersebut merasa saya harus membagikan ilmu dan pengalaman saya dari pekerjaan yang saya tekuni saat ini.

Saya saat ini bekerja sebagai konsultan pengelolaan sampah skala kawasan dengan metode cerdas atau smart. Maksudnya, pada saat bertemu dengan pihak yang mau mengelola, apakah itu masyarakat ataukah dia pengelola kawasan atau juga dia seorang kepala desa/lurah, kami menawarkan solusi yang disesuaikan dengan kondisi yang ada di lapangan. Pengelolaan itu bisa berbasis masyarakat dengan mengedepankan peran swadaya masyarakat didukung oleh fasilitas dari pemerintah atau bisa juga pengelola ingin berinvestasi dalam pengelolaan dengan peran suatu teknologi yang disesuaikan dengan kemampuan finansial mereka. 

Nah di sinilah, saya merasa banyak, bahkan mayoritas masyarakat yang belum memahami tentang hal ini, padahal persoalan sampah sudah menjadi permasalahan di tingkat nasional yang sampai saat ini belum terpecahkan. Setiap diri kita setiap hari menghasilkan sampah, namun kita tidak pernah berfikir lebih jauh bagaimana cara mengelola sampah, agar tidak menimbulkan dampak pencemaran terhadap lingkungan kita. Terlebih lagi para mahasiswa yang 4 sampai 5 tahun menimba ilmu di perguruan tinggi, ternyata belum tentu mendapat materi kuliah ini, apalagi yang bidang ilmunya memang tidak ada kaitannya dengan lingkungan atau ilmu keteknikan. 

Saya pun dulu saat 6,5 tahun kuliah tidak pernah mendapatkan ilmu tersebut, justru saya mendapatkannya kebanyakan dari para praktisi, komunitas kepedulian maupun pihak-pihak tertentu yang memang concern di bidang pengelolaan sampah. Jadi, menurut saya karena ilmu ini mahal dan sulit mendapatkannya, maka saya berkeinginan untuk membagikannya kepada adik-adik mahasiswa yang boleh dibilang seumuran dengan anak-anak saya yang pertama dan kedua.

dscf0069a-57e22b4e129773ba3282f6b7.jpg
dscf0069a-57e22b4e129773ba3282f6b7.jpg
Dalam workshop tersebut saya mengajak 2 orang tim saya untuk menjadi nara sumber. Saya sendiri sebagai nara sumber utama menyampaikan beberapa materi, antara lain Kondisi Persampahan di Indonesia, Pengelolaan Sampah di Luar Negeri, Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat dan Manfaat Pupuk Organik bagi Pertanian dan Perkebunan. Sedangkan rekan saya Pak Hendra Kurnia mengajarkan cara membuat hidroponik, towerponik, serta pupuk organik alami dan mikro organisme lokal (MOL). Nara sumber ketiga Pak Nana Supriatna menyampaikan Konsep Gedung Ramah Lingkungan. 

dscf0185a-57e22a2e917e61c83bb1234a.jpg
dscf0185a-57e22a2e917e61c83bb1234a.jpg
Suatu hal yang ada di benak kami para nara sumber adalah bahwa meskipun kesempatan yang diberikan cukup sempit dalam penyampaian materi, namun kami berharap mulai muncul suatu pemikiran pada diri para generasi muda itu untuk lebih peduli terhadap kondisi lingkungannya. Apalagi mereka  di akhir bulan September ini akan melaksanakan kegiatan Bakti Sosial yang bertajuk "CHERRY 2016" di Desa Sukamakmur, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Di sana mereka akan coba mensosialisasikan pentingnya mengelola sampah dari setiap rumah dan mulai melakukan menanam dengan cara-cara yang ramah lingkungan. 

Tentunya ini suatu transfer ilmu yang luar biasa, jika mereka dapat benar-benar memahami apa yang kami berikan pada saat workshop yang lalu. Apalagi mereka akan mengajak serta seluruh mahasiswa baru di departemen mereka yang sekitar 150 orang jumlahnya. Semoga mereka benar-benar akan menjadi pejuang terdepan dalam mengelola lingkungan, menata sekaligus menyelamatkan alam ini dengan prinsip BERBAGI!!!

dscf0161a-57e22863f496738c0b5c4700.jpg
dscf0161a-57e22863f496738c0b5c4700.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun