perempuan di bawah jendela
ada angin menyelinap pada helai rambutnya
sunyi tiada tara
menyerang hingga pembuluh darah
udara melayang kabut
beku meruak dari sudut mata penuh makna
malam kian tinggi
bulan mengaca pada rinai di sudut daun
burung malam berpesta dengan kegelapan
perempuan di bawah jendela
meratap tanpa suara
berdecah merekah serapah
seperti sangsi pada hari yang menanti
o, malam
o, dendam
ukirlah kesengsaraan pada garis wajahnya
agar ia mampu sebarkan tangis pada pipinya
o, luka
o, derita
jemputlah hatinya untuk menari
agar semakin gulana wajahnya yang merona
sebab aku ingin
perempuan itu menangis pada bahuku
bercerita yang penuh sayatan pada dadaku
atau masih sanggupkah ia bertahan
dari harap ketiadaan
duhai engkau perempuan di bawah jendela
sudahilah sepimu
mari dekat padaku, ceritakan semua lukamu
jangan sesali lelakimu yang tak kembali
 Â
MADUKORO BARU, 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H