Sosok AHY adalah tokoh yang mereka jual ke publik sebagai figur harapan baru.
AHY akan jadi rising star apabila tidak ada yang menganggunya. Dalam perhitungan politik saat ini, sosok AHY memang masih hijau. Dia butuh pendamping tokoh senior yang menemani. Tokoh2 senior bidikan Demokrat hanya ada pada sosok Anies Baswedan sebagai syarat mendapatkan dukungan rakyat oposisi.Â
Untuk bisa menempel Anies, Demokrat membutuhkan pengakuan publik. Demokrat membutuhkan dukungan rakyat oposisi. Dan Demokrat paham, rakyat oposisi saat ini masih mendua dengan merapatnya PS ke koalisi jokowi. Mendua dalam artian, masih bimbang melabuhkan pilihan setelah putus dari mantan.
Sialnya, rencana Demokrat ini harus menemui sandungan ketika nama PS kembali terpilih sebagai ketua hasil dari KLB. Ketika PS kembali terpilih, itu artinya beliau bisa kembali dicalonkan menjadi capres ditahun 2024. Bisa jadi berduet bersama Anies atau yang lainnya.
Banyak penilaian Gerindra akan berkoalisi dengan PDIP di pilpres 2024. Tapi penilaian itu bukanlah keputusan final. Politik itu ruwet, gak jelas siapa lawan siapa kawan. Masuknya kembali nama PS dalam bursa pencalonan benar2 mengusik asa Demokrat. Bisa jadi kejadian 2 periode kemarin akan terulang, dimana Demokrat harus menjadi penonton saja tanpa bisa mengirimkan kader mereka sebagai kontestan. Karena kepopuleran nama PS benar-benar mengusik mereka 10 tahun ini.
Angan2 Demokrat, 2024 adalah tahun dimana mereka akan kembali berkibar.
Terpilihnya PS harus dilawan dengan memunculkan stigma negatif. Sayangnya, selama menjadi menhan sosok PS belum ditemukan kesalahan yang bisa menjungkalkan namanya. Bahkan sejak jadi menhan, pertahanan negara kita bisa dikatakan makin disegani negara asing.
Tidak menemukan stigma negatif PS selama bertugas jadi menhan, mereka memakai cara menggali rasa sakit hati atas keputusan gerindra berkoalisi dengan jokowi.
Mereka menumpang di punggung ulama dengan mengaitkan janji PS memulangkan Imam Besar. Gak cukup disitu, mereka bongkar lagi masalah sumbangan/donasi rakyat pada PS ketika mencalonkan untuk menggugah rasa ketulusan orang2 mendukung PS dan dikhianati dengan koalisi.
Apa yang saya lihat dari mereka, sungguh mengherankan. Mereka yang terbiasa mengupas suatu kebijakan harus bermain dengan pola murahan. Seolah-olah mereka adalah orang2 yang baru muncul membahas politik di sosmed dengan membawa rasa emosional.
Mencitrakan sosok PS telah berbohong, ingkar janji dan segala halnya. Tudingan yang dasarnya sangat lemah. Hanya orang awam yang menilai begitu, orang2 yang menilai politik harus sama dengan apa yang mereka inginkan.