Mohon tunggu...
Iwan Setiawan
Iwan Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk Indonesia

Pustakawan, dan bergiat di pendidikan nonformal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Murid Impian

26 April 2024   15:00 Diperbarui: 26 April 2024   15:07 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasasna syahdu seketika tercipta. Keheningan  menyelimuti seisi ruangan. Seorang bapak melangkah menuju panggung. Langkahnya tegap, meski tak kuasa menyembunyikan kesedihan yang membayang di wajahnya.

"Selamat, ya Pak. Fanya adalah inspirasi bagi kami," terdengan lembut suara ibu kepala.

"Terima kasih banyak, bu!"

Bapak yang bersedih itu kembali melangkah menuju kursinya. Tangannya menggenggam map berisi ijazah dan piagam sang putri. "Fanya, tak pernah ayah tak merasa bangga padamu", gumamnya, seraya mengusap mata.

Sementara aku, ustad Zul, dan segenap guru terpaku di kursi masing-masing. Dalam hati mengirim sebait doa tulus untuk sang murid teladan, yang kini telah kembali ke pangkuannya. Seminggu yang lalu, ia pulang kepada Sang Pencipta karena sakit. Orang baik pulang lebih dulu, ungkapan ini yang paling tepat menyuarakan getar hati kami.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun