Suasasna syahdu seketika tercipta. Keheningan  menyelimuti seisi ruangan. Seorang bapak melangkah menuju panggung. Langkahnya tegap, meski tak kuasa menyembunyikan kesedihan yang membayang di wajahnya.
"Selamat, ya Pak. Fanya adalah inspirasi bagi kami," terdengan lembut suara ibu kepala.
"Terima kasih banyak, bu!"
Bapak yang bersedih itu kembali melangkah menuju kursinya. Tangannya menggenggam map berisi ijazah dan piagam sang putri. "Fanya, tak pernah ayah tak merasa bangga padamu", gumamnya, seraya mengusap mata.
Sementara aku, ustad Zul, dan segenap guru terpaku di kursi masing-masing. Dalam hati mengirim sebait doa tulus untuk sang murid teladan, yang kini telah kembali ke pangkuannya. Seminggu yang lalu, ia pulang kepada Sang Pencipta karena sakit. Orang baik pulang lebih dulu, ungkapan ini yang paling tepat menyuarakan getar hati kami. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H