Mohon tunggu...
Iwan Setiawan
Iwan Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk Indonesia

Pustakawan, dan bergiat di pendidikan nonformal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Murid Impian

26 April 2024   15:00 Diperbarui: 26 April 2024   15:07 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar diunduh dari Pixabay.com

"Bapak guru terlalu memuji" jawab Ustad Zul.

"Tapi Ustad setuju bukan?" candaku.

Ustad Zul tidak menjawab. Perhatiannya terfokus ke atas panggung. Ia begitu menikmati lengkingan suara gitar melodi dari grup para siswa itu. Terlebih saat terdengar suara biola yang digesek Fanya. Meski ia sembunyikan, Ustad Zul masih terlihat sebagai satu diantara fans.

Hal tak biasa nomor tiga, Fanya murid serba bisa. Seolah-olah tak ada satu hal pun yang tidak bisa ia lakukan. Rajin belajar, pandai bermain musik, dan berlatar keluarga bahagia. Pendeknya, Fanya adalah paket lengkap. Peribahasa "Tak ada gading yang tak retak" seakan tak berlaku baginya. Sulit melihat retakan gading dari siswi itu. Fanya adalah pengecualian.

oOo

Semarak suasana gembira tergambar pagi itu. Murid-murid berbaris rapi di halaman sekolah. Murid perempuan mengenakan kain dan baju kebaya.  Murid laki-laki mengenakan setelan jas, lengkap dengan dasi beraneka warna. Toga dan topi berpita melengkapi busana. Mereka berdandan dengan sempurna. Terlihat cantik dan tampan di masa-masa awal usia remaja.

Dengan langkah yang teratur mereka berjalan memasuki pintu aula sekolah. Satu demi satu menuju kursi yang telah disediakan. Mereka duduk dengan tertib, dengan sungging senyuman yang tak pernah lepas. Tak berapa lama, pembawa acara naik ke panggung dan membuka acara.

"Prosesi wisuda siswa dan siswi "SMP Biduk Keselamatan", angkatan ke XIV, tahun pelajaran 2023/2024 dimulai," kata Pak Agus Nero, sang pembawa acara. Suaranya berwibawa, menggema di ruang aula. Para hadirin terbawa suasana. Dengan khusyu mengikuti rangkaian acara.

Satu demi satu nama siswa, yang duduk dengan tertib itu, kemudian disebut. Mereka bergantian melangkah ke panggung kehormatan. Di hadapan pimpinan sekolah, mereka menerima sebuah map, dan di hadapan kepala sekolah mencondongkan kepala. Sesaat kemudian ibu kepala sekolah memindahkan tali pita yang melambai di topi wisuda yang dikenakan. Senyum bahagia mereka pun merekah. Mereka telah menamatkan pendidikan lanjutan tingkat pertama.

Kembali terdengan suara menggema. Pembawa acara meminta perhatian segenap hadirin.

"Bapak dan ibu pimpinan sekolah yang kami hormati. Bapak dan ibu orang tua murid yang berbahagia. Anak-anak alumni yang kami sayangi, kita sambut wisudawati peraih nilai tertinggi tahun ini, Fanya Eka Pustpitasari ."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun