Pagi itu, aula sekolah kami tampak ramai, Para murid kelas X dan XI datang dengan berkelompok atau berjalan sendiri-sendiri. Mereka hendak mengikuti pembukaan kegiatan Dirosah Islamiyah tentang Ulumul Quran dan Ulumul Hadis.
Dirosah Islamiyah merupakan pelajaran tentang ilmu-ilmu keislaman. Mata pelajaran ini diberikan sebagai muatan dari kurikulum khas sekolah kami, SMA Plus Muthahhari. Selain Ulumul Quran dan Ulumul Hadis, Pelajaran Dirosah Islamiyah juga berisi sub mata pelajaran Basic Islam, Fiqih Muqoron, dan Tarikh Islam.
Yang juga diselenggarakan dalam Dirosah Islamiyah adalah kegiatan Spiritual Camp dan Spiritual Work Camp. Dua kegiatan ini mengambil tempat di lokasi-lokasi yang jauh dari lingkungan sekolah, tempat-tempat yang masih kental suasana lingkungan perdesaan. Metode belajar yang dijalani berupa praktik langsung di lapangan.
Masing-masing sub mata pelajaran diberikan secara terpisah. Dikemas dalam bentuk paket kegiatan yang berlangsung paling lama selama satu minggu. Dalam satu minggu tersebut, para siswa diwajibkan mengikuti kegiatan secara penuh. Kegiatan pembelajaran reguler diliburkan. Para siswa dibebaskan dari belajar mata pelajaran yang biasa diberikan dalam pembelajaran reguler.
Di gedung aula, Murteza duduk di baris paling depan. Ia menyimak paparan yang diberikan oleh K.H. Miftah Fauzi Rakhmat. Disampaikannya uraian tentang pengantar Ilmu Ulumul Quran, cabang ilmu yang mempelajari kitab suci Al Quran.Â
Kyai muda yang juga pembina Yayasan Muthahhari, ini menyajikan materi dengan santai dan interaktif. Ia berupaya untuk membawa para siswa terlibat dengan aktif.Â
"Sebutkan berapa surat dalam Al Quran yang diawali dengan kata Qul", tanya kyai.
"Ada empat, yai", jawab Nayla.
"Apa saja?"
"Al Ikhlas, Al Falaq, An Nas, dan Al Kafirun."