Mohon tunggu...
Iwan Setiawan
Iwan Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk Indonesia

Pustakawan, dan bergiat di pendidikan nonformal.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Mutiara Hidup dari Orang Kecil

9 April 2023   22:41 Diperbarui: 9 April 2023   23:25 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pekerja serabutan (dokpri)

Belum lama ini sekolah kami melangsungkan program khusus yang disebut Spiritual Work Camp (SWC). Dalam kegiatan ini para murid dibawa ke sebuah tempat di luar kota. Biasanya, kami membawanya ke wilayah Pangalengan. Di sini mefeka dititipkan ke rumah-rumah penduduk. Mereka tinggal selama tiga sampai empat hari.

Selama menumpang, mereka diharuskan membantu "orang tua" angkat mereka. Pergi bekerja di sawah, pasar, atau berkeliling kampung menjajakan dagangan. Mereka dilatih untuk belajar pada kehidupan. Rasa empati mereka dipupuk agar tumbuh.

Kebersamaan dalam hitungan hari yang Hasan dan kawan-kawan lalui membekas dalam benak. Mereka biasanya merasakan keterikatan dengan keluarga keluarga di kampung. Dan tak jarang mereka berusaha untuk datang dan datang lagi ke lokasi yang sama. Seperti mendatangi kampung halaman sendiri.

Pak Onda yang diceritakan Hasan, tak lain orang tua angkatnya. Ia seorang bapak dengan empat anak yang masih kecil. Ia berkerja membuat layang-layang yang hasilnya tak seberapa. Keluarga Pak Onda memberi inspirasi bagi Hasan. Ia seolah menjadi bagian dari kelurganya. Ia sedapat mungkin ingin memberi bantuan.

Dari kisah ini, kita mendapat hikmah. Bila kehidupan adalah sekolah yang paling baik. Hasan mewakili jutaan anak sekolah pada umumnya. Mereka berasal dari keluarga lengkap, dengn segala kemudahan hidup yang disandangnya.

Namun tak jarang bila segala kemudahan itu tidak serta merta membuat pribadi menjadi lebih baik. Ada kalanya anak-anak orang berada itu hanya merasa hampa di tengah lingkungan yang serba ada itu.

Hasan merasakan hidup yang lebih berarti setelah menjalani kehidupan yang tidak biasa. Ia tidur beralas tikar di ruma Pak Onda. Berbagi ruang di kamar sempit  bersama empat anak tuan rumah. Berbagi makanan dengan mereka. Mencicipi kehidupan sebagai pembuat layangan.

Dari perkampungan di pelosok desa, Hasan menemukan makna hidupnya. Berada bersama orang-orang kecil adalah salah satu obat dari penyakit hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun