Bagai memakan buah simalakama. Tak ada langkah yang dianggap benar. Beginilah narasi yang muncul menyertai penetapan kenaikan harga BBM yang baru. Bila dinaikan akan membawa dampak yang menyeluruh bagi kehidupan berbangsa terutama dalam sektor ekonomi. Bila tidak dinaikan maka beban yang ditanggung pemerintah dalam hal subsidi akan semakin berat.
Kita saksikan langkah pertama yang pada akhirnya diambil pemerintah. Menaikan harga BBM disertai dengan menggulirkan sejumlah kebijakan subsidi. Mengutip harian yang disebut di atas, sebagian subsidi BBM akan dialihkan untuk bantuan langsung tunai (BLT) BBM sebesar Rp. 12,4 triliun.Â
Bantuan ini akan diberikan kepada 20,65 juta keluarga kurang mampu. Setiap keluarga yang masuk kategori ini akan mendapatkan uang tunai sebesar Rp. 150.000 setiap bulan dan mulai diberikan pada bulan September hingga Desember mendatang.
Pemerintah juga menyiapkan bantuan subsidi upah bernilai Rp. 9,6 triliun untuk 16 juta pekerja dengan gaji maksimum Rp. 3,5 juta per bulan. Pada realisasinya, setiap pekerja dalam kategori ini akan mendapat bantuan sebesar Rp. 600.000. Bagi masyarakat yang tidak berpenghasilan tetap, subsidi yang akan digulirkan berupa bantuan sosial bagi 18,48 juta keluarga penerima manfaat melalui PT Pos Indonesia.
Saya lega. Sepertinya, deru mesin sepeda motor Haru masih akan terdengar. Senandung riang si Upik pun akan mewarnai suasana pagi. Kebijakan pemerintah yang tidak melupakan rakyatnya, yang memastikan keduanya terwujud. Â Â
Â
 Â
 Â
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI