Mohon tunggu...
Iwan Setiawan
Iwan Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk Indonesia

Pustakawan, dan bergiat di pendidikan nonformal.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Datang Tak Dijemput, Pulang Diantar

29 Oktober 2021   13:48 Diperbarui: 3 November 2021   02:45 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi hantu. (sumber: pixabay.com/Alexas_Fotos)

Kejadian "mistis" itu kami alami lebih dua puluh tahun yang lalu. Si kecil kami pun kini telah tumbuh menjadi mahasiswa tingkat akhir. Namun kami masih mengingatnya dengan baik. Menjadi "hiburan" ringan yang mengundang tawa. 

Putaran waktu telah mengubah segalanya. Tak hanya mengubah si kecil yang kini dewasa, namun mengubah kesan kami pada kejadian yang sama. Semula kami mengalami kesan yang "horror". Kini, saat kami menceritakannya kami merasakan kesan "komedi".

Setiap mengalami kejadian berbau horror, saya merasakan kesan yang agak "samar-samar". Saat menjalaninya saya tak yakin kejadian itu memang seperti itu adanya. 

Namun setelah kejadiannya lewat, saya memberi penafsiran atas kejadian tersebut. Seperti peristiwa di atas, saya tak yakin ada makhluk tak kasat mata yang "membonceng". Lantas saya memberi penafsiran atas kejadian itu.

Kejadian-kejadian demikian kerap kita alami. Kita seakan-akan melayang, berada di dua alam: nyata atau gaib. Peristiwa yang dialami istri saya memberi kita gambaran akan kesan melayang itu.

Dulu, saat bekerja istri saya dapat giliran shif malam. Suasana pabrik elektronik tempatnya berada begitu sepi. Kafasitas ruangan mungkin hanya terisi setengahnya. 

Para pekerja malam lebih sedikit ketimbang pekerja siang. Dalam suasana sepi,  hal-hal di luar nalar kerap muncul. Peristiwa yang menumbuhkan rasa penasaran ada kalanya timbul ke permukaan .

Certinya saat itu istri terlihat pergi ke kamar kecil di lantai dua. Ia berpapasan dengan salah seorang rekannya. Lantas, saat rekan tersebut kembali ke tempat semula, ia menjumpai istri saya. 

Istri mengatakan bila dirinya tak ke mana-mana. Tidak juga pergi ke toilet di lantai dua. Kaget dong, rekan kerja istri saya?

Hal seperti itu mungkin juga pernah kita alami. Kita merasa yakin melihat sesuatu sementara realitas mengatakan sebaliknya. 

Pandangan kita terbelah diantara dua realita, yang sungguhan dan yang "bayangan". Menghadapi hal seperti ini, umumnya orang mengaitkan dengan alam gaib. Kita menyenderkan peristiwa yang tak dapat dijelaskan ke "dunia lain".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun