Biasanya para pemuda yang berusia 10-12 tahun tidak langsung melompati batu setinggi 2 meter, tapi mulai dari kayu yang dibentangkan dengan ketinggian sesuai dengan kemampuan para pelompat.Â
Setelah siap dan mampu, para pemuda baru bisa mencoba melompati batu setinggi 2 meter. Terkadang beberapa pelompat uji nyali dengan menambah ketinggian dengan sebuah karton diatas batu.
Keunikan lain Desa Hilisimaetano
Tak henti sampai disitu, desa Hilisimaetano juga mempunyai ritual kuno yang dilaksanakan setiap 14 tahun sekali, bernama "Famadaya Harimao".Â
Pada ritual ini, akan ada prosesi mengarak patung yang menyerupai (lawolo fatao) untuk penyucian dan pembaharuan atas hukum-hukum adat yang berlaku di seluruh daerah Maniamolo. Setelah Famadaya Harimao selesai, dilanjutkan dengan membaca doa-doa kuno yang disebut Fo'ere.
Selain daripada itu desa Hilisimaetano juga memiliki tradisi kerajinan tangan atau kriya yang masih dilakukan sampai sekarang, seperti anyaman topi aping, pahatan, ukiran, dan manofa atau pedang besi.Â
Dahulu kala, manofa ini difungsikan sebagai alat perang masyarakat Nias, yang jika mereka menang melawan musuh, maka kepala musuh akan disematkan pada ujung sarung pedang.
Selain daripada itu kelebihan yang dimiliki oleh desa Hilisimaetano adalah kawasan persawahan yang terbesar di Nias Selatan. Itulah sepintas tentang keunikan dan kelebihan yang dimiliki oleh desa Hilisimaetano.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H