Mohon tunggu...
Febriwan Harefa
Febriwan Harefa Mohon Tunggu... Guru - Seorang tenaga pendidik

Membaca, Menulis, Travelling adalah aktivitas yang tidak bisa dipisahkan. Aktifitas setiap hari adalah sebagai tenaga pengajar.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menikmati Wajah Baru Air Terjun Humogo yang Alami dan Menyegarkan

8 April 2019   19:22 Diperbarui: 13 April 2019   09:26 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu tempat wisatawan berenang. Dok.Pribadi

Tak ada yang bisa mengobati kekwatiran hati selain alam. 
Alam selalu mempunyai cara tersendiri untuk mengobati rasa kekwatiran itu. 

Kali ini aku melangkah ke Gunungsitoli arah selatan. Sebuah destinasi wisata yang sedang naik daun ditengah masyarakat Nias. Kurang lebih 30 menit, aku memacu sepeda motor dengan kecepatan rata-rata. Sepintas aku melihat sebuah plan kecil yang berwarna hijau muda yang berdiri tegak di dekat sebuah  pasar tradisional. 

Pasar tradisional humene, itulah nama pekan itu.  Sekali dalam seminggu pedagang dan pembeli saling bertransaksi satu sama lain. Tak ada harga yang tepat untuk sebuah barang, hanya keahlian seorang pembeli bernegoisasi, yang membuat harga sebuah barang mampu turun menjadi setengah harga.

Beberapa menit mataku tertuju pada sebuah plan yang diatasnya  bertulis Jl. Tuada Daeli. Setelah yakin itulah  jalan menuju arah ke Air Terjun Humogo, aku membelokkan sepeda motorku. Dari plan sampai 400 meter dari pasar tradisional Humene jalan lumayan mulus. Tapi, tak berselang lama jalan yang sedikit mulus digantikan dengan jalan yang berbelok dan memutar.

Selama perjalanan, rumah-rumah penduduk yang beratap seng dan berdinding beton menjadi pemandangan yang silih berganti di kiri kanan jalan. Terkadang ketika berpapasan dengan seorang warga, tak lupa aku mengucapkan salam Ya'ahowu. 

Dalam masyarakat suku Nias, Ya'ahowu adalah sebuah salam dalam bahasa Nias, yang mempunyai arti kita memberi berkat, mengatakan terimalah berkat. Salam Ya'ahowu yang aku ucapkan dibalas dengan salam Ya'ahowu. Mengucapkan salam Ya'ahowu sudah menjadi kebiasaan masyarakat suku Nias saat baru pertama kali ketemu. Karakter ramah sudah menjadi karakter masyarakat suku Nias umunya.

Rumah-rumah penduduk dan jalan yang berkelok-kelok ditambah dengan sedikit tanjakan, keadaan jalan yang aku temui selama perjalanan menuju Air Terjun Humogo. Aku sempat bertanya kepada salah seorang anak kecil, apakah jalan menuju Air Terjun Humogo masih jauh?

Anak yang bemata sipit dan mempunyai kulit kuning langsat yang merupakan ciri-ciri orang nias pada umumnya menjawab tak jauh dari jembatan yang ada di depan ini. Rupanya benar apa yang dikatakan oleh anak itu. Tak berselang beberapa lama memacu motor. Aku melihat beberapa motor dan mobil sedang parkir di halaman sebelah kiri sebuah rumah penduduk. Dalam benakku aku yakin ini merupakan jalan menuju destinasi objek wisata Air Terjun Humogo.

Tapi, yang membuat aku ragu karena tidak ada plan sebelum sampai di objek wisata. Beruntung, setelah memarkirkan sepeda motor ada sebuah plan yang berwarna putih yang bertulis objek wisata Air Terjun Humogo.    

Sebelum sampai di Air Terjun Humogo, aku sempat berpikir motor bisa sampai di lokasi objek wisata. Parkir motor dan kemudian setelah itu jalan kaki paling lama sekitar 10 menit, setelah itu aku langsung nyemplung ke air terjun. 

Sayang, ekpetasiku tidak seperti yang aku bayangkan sebelumnya. Aku harus berjalan kaki sekitar setengah jam. Jalan agak sedikit menurun,  sebenarnya kendaraan roda dua bisa kemudikan sampai lokasi Air Terjun Humogo. Tapi, karena baru pertama kali ke objek wisata aku tidak berani membawa motor sampai ke lokasi air terjun. 

Setelah memarkir sepeda motor dan membayar uang parkir sebesar 2 ribu. Aku berjalan kaki. Perjalanan dari tempat parkir ke lokasi Air Terjun Humogo sangatlah aku nikmati. 

Pepohonan karet dan kicauan burung menjadi teman perjalananku. Meskipun, sebenarnya aku sedikit capek. Tapi, lebih capek lagi ketika balik karena sedikit tanjakan. Tangga yang berwarna-warni menandakan hampir sampai di lokasi air terjun. 

Beberapa bulan yang lalu pemerintah Kota Gunungsitoli membangun tangga-tangga ini dan merenovasi kembali lingkungan sekitar air terjun, membangun beberapa pondok untuk tempat bersantai, dan membangun beberapa kamar mandi.

img-8046-jpg-5cab3c12cc528331dd1a4302.jpg
img-8046-jpg-5cab3c12cc528331dd1a4302.jpg
Tak berselang lama, aku tiba di lokasi air terjun. Rasa lelah berjalan kaki dari parkiran sampai ke lokasi air terjun terobati dengan udara yang sejuk, kicauan burung, dan derasnya curah air. 

Selama ini para pengunjung banyak memilih tiga lokasi untuk berenang. Lokasi pertama tak jauh dari jalan yang bersemen. Lokasi ini sangat disarankan bagi anak-anak, karena dasar permukaan air tidak terlalu dalam. 

Setelah berjalan beberapa meter dari lokasi permandian pertama, aku melihat lokasi pemandian yang menyerupai kolam. Permukaan kolam lumayan lebar dan sangat sedikit dalam. Sangat cocok bagi wisatawan remaja dan orang dewasa.

Sementara lokasi pemandian ketiga di sekitar Air Terjun Humogo lumayan jauh sekitar 30 meter dari lokasi kedua. Jalan menuju lokasi pemandian ketiga agak sedikit landai. 

Saat musim hujan harus perlu berhati-hati karena licin. Sangat itu aku lumayan beruntung, karena cuaca cerah. Sayang, lebar kolam renang di lokasi kedua sangatlah kurang lebar dan permukaan dasar kolam renang kurang rata dan penuh dengan batu-batu runcing. Panjang lokasi air terjun ketiga sekitar 8 meter dan mempunyai lebar 8 meter.

Setelah melihat ketiga tempat untuk bisa berenang, aku memutuskan untuk berenang di tempat kedua. Di tempat kedua ini, aku bisa berenang sepuasanya dan airnya juga tidak deras terlalu deras.

img20190215152737-5cab3c8295760e756c3e5ae2.jpg
img20190215152737-5cab3c8295760e756c3e5ae2.jpg
Setelah puas berenang di lokasi air terjun ke dua, aku pergi membersihkan diri di kamar mandi. Kamar mandi di tempat ini lumayan bersih. Selain fasilitas kamar mandi, pemerintah Kota Gunungsitoli juga menyediakan pondok tempat untuk bersantai bersama dengan keluarga dan teman-teman. Terkadang saat hari Minggu ada beberapa pedagang di sekitar lokasi air terjun menawarin dagangan berupa pop mie dan beberapa jajanan pasar.

Setelah puas berenang dan menikmati keindahan alam Air Terjun Humogo. Aku memutuskan untuk pulang. Ketika berangkat tidak terlalu capek karena menurun. Tetapi, ketika aku  balik. Wah, lumayan capek karena sedikit mendaki jalannya.

Bagi yang hendak ke objek wisata Air Terjun Humogo sekitar 18  km dari pusat Kota Gunungsitoli atau sekitar 23 km dari Bandar Udara Binaka. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun