Mohon tunggu...
Febriwan Harefa
Febriwan Harefa Mohon Tunggu... Guru - Seorang tenaga pendidik

Membaca, Menulis, Travelling adalah aktivitas yang tidak bisa dipisahkan. Aktifitas setiap hari adalah sebagai tenaga pengajar.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Desa Tumori, Desa Wisata Tradisional yang Masih Tersisa di Nias Bagian Utara

10 September 2018   10:34 Diperbarui: 10 September 2018   10:54 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan desa Tumori. Dok.Pribadi

Ketika menyebut desa wisata  tradisional di Pulau Nias, kebanyakan para wisatawan hanya tahu desa Bawamataluo yang ada di Nias bagian Selatan. Sebenarnya di Nias bagian utara ada satu desa wisata tradisional yang cukup  terkenal dan memiliki kekayaan budaya rumah adat tradisional yang lengkap. 

Desa Tumori adalah desa wisata tradisional satu-satunya yang memiliki banyak rumah adat dibandingkan desa-desa yang ada di Kota Gunungsitoli secara keseluruhan. Zaman dulu para tetua di Desa Tumori, memberikan nama Tumori mempunyai makna pohon raksasa. Jarak desa ini dengan pusat kota Gunungsitoli lumayan dekat yaitu sekitar 7 km ke arah utara. Atau, dari Bandar Udara Binaka sekitar 1 jam menuju Gunungsitoli bagian  barat.

Beberapa hari yang lalu, saya bersama dengan 2 orang teman berkunjung ke desa ini. Setelah 15 menit mengendarai sepeda motor, akhirnya kami tiba di desa Tumori. 200 meter sebelum desa Tumori terdapat sebuah gapura besar dengan tulisan "SELAMAT DATANG  DI DESA WISATA RUMAT ADAT NIAS".  Sekitar 300 meter setelah gapura, beberapa rumat adat tradisional nias bagian utara mulai kelihatan. Umumnya, di Nias terdapat dua jenis rumah adat, yaitu Rumah Adat Nias bagian selatan dan Rumat Adat Nias bagian Utara.

Rumah adat tradisional nias yang ada di Tumori bermodel rumah panggung dan mempunyai atap bentuk oval. Cara membuat bangunan rumah adat tradisional nias adalah bangunan ini ditumpu oleh kayu-kayu gelondongan yang disusun berdiri mengelilingi rumah, untuk menahan beban rumah bagian bawah rumah disusun dengan kayu-kayu secara silang beraturan. 

Sedangkan bagian lantai rumah terbuat dari papan, dan atap rumah dari daun rumbia. Tetapi, sekarang ini dengan mahalnya daun rumbia dan jarang mengerajin daun rumbia di Nias, daun rumbia diganti dengan menggunakan seng. 

Rumat adat tradisional di Nias zaman dulu umumnya rumah adat tradisional nias  tidak menggunakan paku sama sekali, tetapi dengan menggabungkan  kayu yang satu dengan yang lain dengan cara memahat. Hasilnya, saat terjadi gempa bumi yang sangat dasyat di Nias tahun 2005, banyak rumah adat nias yang tidak hancur, karena kayu-kayu saling terhubung satu sama lain. 

Pada bangunan asli rumah adat Nias tidak terdapat dan pada bagian dalam rumah tidak terdapat kamar. Dinding bangunan pada rumah adat tradisional nias menggunakan papan yang disusun secara berdiri. 

Dalam rumah adat tradisional nias tidak menggunakan jendela pada umumnya, tetapi model jendela berjerajak. Tujuan dibuat model jendela seperti ini adalah supanya penghuni rumah dapat melihat orang yang sedang berada di halaman depan rumah atau yang hendak bertamu ke dalam rumah.

Rumah adat tradisional nias bagian utara. Dok.Pribadi
Rumah adat tradisional nias bagian utara. Dok.Pribadi
Selain dari itu bentuk lantai rumah berbeda permukaan antara satu sama lain. Perbedaan keduanya sekitar 10 cm. Untuk lantai yang lebih tinggi saat ada pertemuan dikhuskan untuk pria, sementara yang lebih rendah dikhuskan untuk wanita.

Rumah-rumah adat tradisional di desa Tumori dapat kita temui sepanjang sekitar 1 km-2 km dan beberapa rumah adat tradisional saling berhadapan satu sama lain. 

Di beberapa halaman depan rumah adat tradisional nias terdapat batu menhir atau gowe, yaitu batu-batu besar yang dulunya dianggap keramat. Pada umumnya batu menhir di nias ada 2 jenis; ada yang dipahat menyerupai orang dan tanpa dipahat. 

Di Nias bagian utara pada umumnya tidak dipahat, sementara Nias bagian selatan di pahat menyerupai wajah manusia atau beberapa jenis binatang.

Menhir di depan rumah adat nias. Dok. Pribadi
Menhir di depan rumah adat nias. Dok. Pribadi
Sayang seiring waktu rumah adat tradisional di desa Tumori seiring waktu sudah mulai mengalami perubahan dari yang aslinya. Sejak gempa bumi melanda Pulau Nias 2005 banyak rumah adat tradisional nias yang hancur, yang dicat, dan atap rumah tidak menggunakan atap rumbia lagi, tapi menggunakan seng. Meskipun demikian rumah adat tradisional di desa Tumori merupakan rumah adat tradisional yang sangat lengkap dibandingkan desa-desa lain yang ada di Gunungsitoli.

Febriwan Harefa

Guide of Nias

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun