Mohon tunggu...
Febriwan Harefa
Febriwan Harefa Mohon Tunggu... Guru - Seorang tenaga pendidik

Membaca, Menulis, Travelling adalah aktivitas yang tidak bisa dipisahkan. Aktifitas setiap hari adalah sebagai tenaga pengajar.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mahalnya Nasi Goreng dan Beberapa Kesan Pertama Berkunjung ke Colombo, Sri Lanka

21 Mei 2018   15:32 Diperbarui: 21 Mei 2018   15:49 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kendaraan produk India

Jika di Indonesia produk kendaraan mobil dan motor banyak berasal dari Jepang. Berbeda dengan Sri Lanka. Mungkin karena letak geografis yang dekat dengan India, semua produk kendaraan motor dan mobil berasal dari India.

Salah satu merek motor yang banyak digunakan oleh masyarakat di Colombo adalah "Bajaj". Tapi sepintas saya mengamati mobil-mobil yang ada di Sri Lanka lebih munggil dan ramping, dibandingkan dengan produk-produk dari Jepang atau Korea.

Makanan

Saat pertama kali tiba di Colombo, ada rasa perbedaan makanan dengan di Indonesia. Buat saya itu sudah hal biasa. Makanan di Colombo hampir sama dengan yang di India. Banyak berbagai jenis rempah-rempah dan bumbu-bumbu yang aromanya membuat saya sedikit pusing. Tapi, daripada tidak makan, saya harus memakan makanan yang disajikan.

Di sebuah restaurant di Colombo harga nasi goreng satu piring sekitar 350 ribu. Suatu harga sangat fantastis buat saya. Bukan hanya masalah harga. Ada perbedaan antara nasi di Colombo dan di Indonesia.

Nasi di Colombo kelihatan kering dan tidak lembut. Mungkin jika di Indonesia seperti bentuk beras raskin. Setelah beberapa hari tinggal di Sri Lanka, saya baru tahu mengapa bisa begitu bentuk beras di Sri Lanka, yaitu karena faktor air yang susah untuk di dapatkan.

Menganut konsep Buddha

Masyarakat di Colombo dan Sri Lanka secara keseluruhan beragama Buddha. Dibeberapa jalan di Colombo, saya temui sekelompok biksu Buddha yang berjalan menggunakan pakaian polos berwarna kuning dan sebuah tas. Mereka kebanyakan tidak menggunakan alas kaki.

Begitu juga saat mobil yang kami tumpangi masuk ke kawasan perumahan. Di beberapa ujung kompleks terdapat patung-patung kecil dan persembahan. Setiap pagi, masyarakat datang menyembah patung tersebut,

Begitulah sepintas pengalaman pertama saya tinggal di kota Colombo, Sri Lanka. Di cerita selanjutnya saya akan ceritakan tentang Sri Lanka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun